Peristiwa bencana alam tersebut, juga menelan satu orang meninggal dunia yakni warga Desa Nauli, Kecamatan Sigumpar, akibat tertimpa reruntuhan bangunan rumah.
Menurut keterangan salah satu warga, S. Siahaan mengatakan bahwa peristiwa tersebut awalnya langit tiba-tiba gelap, dan angin spontan berhembus sangat kencang dan disertai hujan deras. Sehingga membuat atap rumah warga beterbangan.
"Sekitar setengah jam kemudian, angin agak reda, namun tiba-tiba berhembus lagi dengan kekuatan yang lebih dahsyat lagi. Anginnya berputar putar. Terdengar suara kuat dari arah rumah bertingkat yang sedang dibangun itu. Brukk! Ternyata dinding bagian atasnya roboh menimpa rumah di samping," ujarnya.
Peristiwa tersebut dibenarkan oleh Kapolres Tobasa AKBP Akala Fikta Jaya melalui Kasubbag Humas Aiptu Khairudin saat dikonfirmasi, Kamis (2/7/2020).
Khairudin menyebutkan, terdapat puluhan rumah rusak dan korban jiwa akibat terpaan puting beliung yang disertai hujan deras yang terjadi di wilayah Kabupaten Toba.
"Benar, peristiwa bencana alam ini mengakibatkan korban meninggal dunia diketahui bernama Helmi Boru Panjaitan (55) warga Desa Nauli Dusun I Siahaan, Kecamatan Sigumpar, akibat reruntuhan bangunan rumah," sebutnya.
Lanjutnya, data sementara rumah yang rusak akibat bencana alam tersebut adalah Si Pitu-pitu Desa Narumonda V, Kecamatan Siantar Narumonda, Kabupaten Toba mengakibatkan 6 unit rumah rusak berat dan puluhan rumah rusak ringan.
Adapun identitas 6 pemilik rumah yang mengalami kerusakan yakni, Ronal Oskar Manurung (49), Torop Marolop Marpaung (31), T. Marpaung (61), Rajin Marpaung (63), Tiurlan Br Manurung (68) dan Tigor Marpaung (33).
"Kita masih lakukan pendataan. Atas peristiwa ini kerugian diperkirakan ratusan juta rupiah," ujar Aiptu Khairudin. (TOBA)
