TEBINGTINGGI - Pihak kepolisian masih terus mendalami kasus dugaan aksi bunuh diri yang dilakukan oknum polisi yang bertugas di Polsek Rambutan, jajaran Polres Tebingtinggi, Sumatera Utara.
Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja mengatakan bahwa pihaknya masih mendalami kejadian tersebut.
"Masih kita dalami. Belum bisa disimpulkan motifnya," ungkapnya ketika dikonfirmasi, Rabu (3/6/2020).
Diketahui, Almarhum Bripka Mangara Alva Pasaribu, yang bunuh diri, ternyata merupakan orang baru di Polsek Rambutan.
Kapolsek Rambutan AKP Hotman Samosir mengaku tidak begitu mengenal almarhum, karena merupakan orang baru di jajarannya usai dimutasi pada awal Mei 2020 lalu.
"Kami baru kenal, karena kami sama-sama pindah ke Polsek Rambutan awal Mei kemarin. Makanya gak gitu kenal," ujar Kapolsek.
Saat ini, jenazah almarhum Bripka Mangara telah dibawa ke RS Bhayangkara Medan untuk dilakukan autopsi.
Sebelumnya diberitakan, seorang anggota Polisi yang bertugas di Polsek Rambutan jajaran Polres Tebingtinggi tewas diduga bunuh diri di Dusun V Desa Gempolan, Kecamatan Bamban, Rabu (3/6/2020) pagi.
Informasi yang dihimpun, anggota Polri tersebut bernama Bripka Mangara Alva Pasaribu (36), warga Jalan Sei Beringin, Lingkungan III, Kelurahan Tebingtinggi Lama, Kecamatan Padang Hilir, Kota Tebingtinggi, Sumatera Utara.
Adik kandung korban Ronal Nikson Pasaribu (33) menuturkan, awalnya pada Rabu pagi pukul 07.00 WIB, ia ditelepon oleh orang tua untuk datang ke rumah di Dusun V, Desa Gempolan, Kecamatan Bamban, Kabupaten Sergai.
"Sampai di rumah orang tua, saya menuju kamar depan dimana abang (korban) berada, namun pintu masih terkunci. Mungkin mendengar suara saya, abang membuka pintu, lalu saya melihat dari pintu kamar dan abang di sudut kamar sedang mempersiapkan peluru dan mengarahkan senpi ke dagunya," ucapnya.
Kemudian, Ronal kembali membujuk korban, namun oleh korban menyuruh saksi pergi dengan mengatakan "Udah pergi lah kau dek".
Ronal mendengar suara tarikan pelatuk senpi namun tidak terdengar suara ledakan, kemudian ia kembali mencoba membujuk korban lagi, namun korban langsung menarik pelatuk senpi miliknya dan terdengar suara ledakan.
"Saya melihat darah keluar dari arah dagu abang dan saya langsung meminta tolong kepada masyarakat sekitar," ujarnya. (Sdy)
Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja mengatakan bahwa pihaknya masih mendalami kejadian tersebut.
"Masih kita dalami. Belum bisa disimpulkan motifnya," ungkapnya ketika dikonfirmasi, Rabu (3/6/2020).
Diketahui, Almarhum Bripka Mangara Alva Pasaribu, yang bunuh diri, ternyata merupakan orang baru di Polsek Rambutan.
Kapolsek Rambutan AKP Hotman Samosir mengaku tidak begitu mengenal almarhum, karena merupakan orang baru di jajarannya usai dimutasi pada awal Mei 2020 lalu.
"Kami baru kenal, karena kami sama-sama pindah ke Polsek Rambutan awal Mei kemarin. Makanya gak gitu kenal," ujar Kapolsek.
Saat ini, jenazah almarhum Bripka Mangara telah dibawa ke RS Bhayangkara Medan untuk dilakukan autopsi.
Sebelumnya diberitakan, seorang anggota Polisi yang bertugas di Polsek Rambutan jajaran Polres Tebingtinggi tewas diduga bunuh diri di Dusun V Desa Gempolan, Kecamatan Bamban, Rabu (3/6/2020) pagi.
Informasi yang dihimpun, anggota Polri tersebut bernama Bripka Mangara Alva Pasaribu (36), warga Jalan Sei Beringin, Lingkungan III, Kelurahan Tebingtinggi Lama, Kecamatan Padang Hilir, Kota Tebingtinggi, Sumatera Utara.
Adik kandung korban Ronal Nikson Pasaribu (33) menuturkan, awalnya pada Rabu pagi pukul 07.00 WIB, ia ditelepon oleh orang tua untuk datang ke rumah di Dusun V, Desa Gempolan, Kecamatan Bamban, Kabupaten Sergai.
"Sampai di rumah orang tua, saya menuju kamar depan dimana abang (korban) berada, namun pintu masih terkunci. Mungkin mendengar suara saya, abang membuka pintu, lalu saya melihat dari pintu kamar dan abang di sudut kamar sedang mempersiapkan peluru dan mengarahkan senpi ke dagunya," ucapnya.
Kemudian, Ronal kembali membujuk korban, namun oleh korban menyuruh saksi pergi dengan mengatakan "Udah pergi lah kau dek".
Ronal mendengar suara tarikan pelatuk senpi namun tidak terdengar suara ledakan, kemudian ia kembali mencoba membujuk korban lagi, namun korban langsung menarik pelatuk senpi miliknya dan terdengar suara ledakan.
"Saya melihat darah keluar dari arah dagu abang dan saya langsung meminta tolong kepada masyarakat sekitar," ujarnya. (Sdy)

