Rapat dengan Bank Indonesia, Sihar Sitorus Minta Madina dan Nias Dijadikan Daerah Ekonomi Baru

Sebarkan:

Sihar Sitorus
JAKARTA - Komisi XI DPR RI mengundang anggota dewan gubernur Bank Indonesia (BI) untuk melakukan rapat kerja, Senin (11/11/2019).

Rapat kerja ini membahas tentang evaluasi kinerja bank sentral selama 2019 dan rencana kerja tahun depan.

"Rapat kerja komisi XI DPR RI dengan Bank Indonesia (BI) terkait evaluasi kinerja dan rencana tahun 2020 dibuka," ujar ketua Komisi XI Dito Ganinduto di Gedung DPR RI, Jakarta.

Dalam rapat hadir Gubernur BI Perry Warjiyo, Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo, Deputi Gubernur BI Sugeng, Deputi Gubernur BI Rosmaya Hadi dan Deputi Gubernur BI Erwin Rijanto.

Tahun lalu Komisi XI DPR RI menyetujui anggaran penerimaan dan pengeluaran Bank Indonesia (BI) tahun 2019 sebesar Rp 73,74 triliun.

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI M Prakosa menjelaskan angka tersebut terdiri dari rencana penerimaan Anggaran Tahunan BI (ATBI) kebijakan Rp 46,59 triliun dan rencana penerimaan ATBI operasional Rp 27,14 triliun.

Untuk total pengeluaran sebesar Rp 44,53 triliun, terdiri dari pengeluaran untuk kebijakan Rp 34,63 triliun dan operasional Rp 9,9 triliun. Dalam rapat ini Bank Indonesia juga menyampaikan soal rencana pengembangan sumber ekonomi baru di Indonesia.

Sihar Sitorus, anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi PDI-Perjuangan langsung menyampaikan soal daerah-daerah yang layak dikembangkan di daerah pemilihannya di Sumatera Utara.

Dia meminta Bank Indonesia untuk memperhatikan Nias dan Mandailing Natal sebagai dua wilayah potensial sumber ekonomi baru di Indonesia.

Kedua wilayah yang disebutkan Sihar ini, menurutnya, masih terbelakang dari segi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) padahal memiliki potensi yang baik.

"Dari dapil pemilihan saya di Sumut, ada minimal dua wilayah yang dapat menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru, saya katakan dua karena mungkin di Indonesia ada banyak, tetapi yang dua ini terbelakang berdasarkan kriteria yang ada seperti IPM atau HDI, dll," ujar Sihar saat diberi kesempatan bertanya.

Wilayah pertama yang disebutkan Sihar adalah Nias. Nias, menurutnya, merupakan daerah yang seluruh wilayahnya dikelilingi lautan dan merupakan wilayah segitiga dagang dengan Aceh dan Sumatera Barat.

"Karena Nias 360 derajat dikelilingi lautan dan bisa membentuk segitiga dagang dengan Aceh dan Sumatera Barat, namun di sana masih banyak sekali masalah, salah satunya stunting," tutur Sihar.

Lebih lanjut Sihar menyampaikan, wilayah kedua di Dapil II Sumut yang dapat menjadi potensi sumber ekonomi baru adalah Mandailing Natal.

Sihar menjelaskan wilayah ini merupakan daerah yang kaya akan sumber agrobisnis dan juga tambang, bahkan dulunya Portugis membangun dermaga di Mandailing Natal.

"Wilayah kedua adalah Mandailing Natal, bahkan dulunya Portugis membangun dermaga di sana yang saat ini mungkin masih dapat mereka kenali, selain itu Madina merupakan daerah yang kaya dengan agro dan tambang," ujar Sihar.

Untuk itu, Sihar menyampaikan kepada Bank Indonesia untuk mengunjungi Nias dan Mandailing Natal sebagai wilayah sumber perekonomian baru di Indonesia.

"Mohon mampir ke Nias dan Mandailing Natal pak, bu," ujar Sihar.

Selain itu, saat membahas mengenai ekonomi syariah, Sihar memperkenalkan Madina sebagai kabupaten dengan julukan Bumi Sejuta Santri.

"Saat membahas mengenai ekonomi syariah, saya teringat akan Kabupaten Mandailing Natal yang dijuluki Bumi Sejuta Santri, mungkin dapat melihat kesempatan dan nilai yang dapat dilihat di sana," pingkasnya. (Ril)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini