Perdebatan di Rapat Menhan Prabowo dengan Komisi I DPR RI, Adian Napitupulu sempat Cecar Meutya Hafid

Sebarkan:
JAKARTA - Usai dilantik menjadi Menteri Pertahanan (Menhan) RI, Prabowo Subianto melakukan rapat perdana dengan Komisi I DPR RI, Senin (10/11/2019).

Berdasarkan pantauan, Prabowo tiba di Gedung DPR/MPR sekitar pukul 11.00 WIB. Prabowo tampil elegan dengan balutan setelan jas berwarna biru tua yang menutupi kemeja biru mudanya. Dasi merah yang terikat di kerah kemejanya menambah kerapihan sang ketua umum Partai Gerindra itu.

Ia turut didampingi oleh Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Wahyu Sakti Trenggono. Tampak, Wamenhan memakai tampilan yang sama dengan Prabowo yakni setelan jas, namun berbeda warna.

Rapat dipimpin Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid dari Fraksi Golkar. Ini pertama kalinya Prabowo sebagai Menhan diundang rapat di Komisi I DPR sebagai mitra kerja.

Pada kesempatan itu, Prabowo Subianto memperkenalkan sistem pertahanan rakyat semesta.

"Pertahanan kita sepanjang sejarah dan masih berlaku dan kita akan teruskan pertahanan kita akan dasarkan pada pertahanan rakyat semesta," ujar Prabowo.

Dia mengakui saat ini secara teknologi bangsa Indonesia tidak bisa kalahkan kekuatan teknologi bangsa lain, tetapi pertahanan yang dibangun berdasarkan konsep pertahanan rakyat semesta.

"Kalau perang terpaksa maka kita perang yang akan laksanakan perang rakyat semesta," ujarnya.

Oleh karena itu, lahir dalam sejarah bangsa Indonesia maka rakyat berhak dan wajib ikut bela negara.

"Karena seluruh rakyat akan jadi pertahanan negara. Ini fokus pikiran dan pertahanan negara kita kedepan. Demi menjaga ketahanan NKRI agar terbebas dari ancaman. Mari bangun pertahanan baik dengan efisiensi anggaran dan efisiensi kerja," katanya.

Dalam rapat itu, Prabowo sempat berdebat dengan anggota Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) terkait pemaparan soal anggaran Kementerian Pertahanan.

Awalnya, anggota Komisi I dari Fraksi PDI-P Effendi Simbolon meminta Prabowo memaparkan proyeksi anggaran Kementerian Pertahanan Tahun 2020 sebesar Rp131 triliun.

Pasalnya, proyeksi tersebut tercantum dalam kertas pemaparan yang diterima oleh seluruh anggota Komisi I, namun tidak dijelaskan oleh Prabowo secara lisan.

"Saya ingin meminta sekaligus dipaparkan karena di sini ada dukungan anggaran. Tapi saudara Menhan tadi tidak menyinggung, hanya visi-misi dan itu juga masih visioner. Jadi dukungan anggarannya seperti apa, karena di sini ada. Tolong disampaikan," ujar Effendi.

Anggota Komisi I dari Fraksi PPP Syaifullah Tamliha memprotes permintaan Effendi tersebut.

Ia mengatakan, sesuai kesepakatan rapat dengan Kapoksi, pemaparan terkait anggaran akan dilakukan secara tertutup.

Pernyataan Tamliha pun langsung ditanggapi Prabowo, dan mengaku setuju dengan pernyataan tersebut.

"Saya kira demikian. Saya katakan mengenai yang rinci, bersifat teknis dan anggaran saya mohon tertutup. Kita akan sampaikan, kita akan bahas," ucap Prabowo.

Pernyataan Prabowo itu kemudian disanggah oleh Effendi. Menurut dia, Prabowo seharusnya menyampaikan seluruh program kerja termasuk dukungan anggarannya.

"Selazimnya Menhan itu menyampaikan apa yang menjadi program kerja termasuk dukungan anggarannya. Bahwa nanti misalnya kita ingin bahas ini tertutup, ya itu kesepakatan kita. Tapi di bahan ini sudah terbuka," kata Effendi.

"Terbuka kepada Komisi I, tapi kita tidak terbuka kepada umum," jawab Prabowo.

Prabowo menjelaskan dirinya tidak keberatan jika diminta untuk memaparkan proyeksi anggaran. Namun, hal itu sangat terkait dengan kesiapan dan kemampuan negara dalam bidang pertahanan.

Sementara, menurut Prabowo, kemampuan negara dalam bidang pertahanan tidak boleh disampaikan secara terbuka.

"Begini saudara Effendi, soal anggaran terbuka, tapi soal kemampuan dan kesiapan itu tidak boleh terbuka. Nah, kadang-kadang kesiapan dan kemampuan itu berkaitan dengan anggaran," ucap mantan Danjen Kopassus itu.

Melihat rapat diwarnai aksi protes tersebut, Meutya Hafid mengambil jalan tengah. Yaitu dengan mendengarkan pendapat masing-masing para fraksi.

"Kalau begitu saya tengahi. Sekarang kita dengarkan pendapat masing-masing para fraksi," jelas Meutya.

Anggota Fraksi PDI-P lainnya, Adian Napitupulu, juga ikut berkomentar. Adian mengatakan, permintaan Effendi sangat sederhana, yakni meminta Prabowo membacakan bahan pemaparan terkait anggaran yang sudah dibagikan oleh kepada anggota Komisi I.

"Yang diminta oleh Pak Effendi ini sederhana, apa yang sudah dipaparkan di sini, dipaparkan saja secara lisan. Bahwa pendalaman kita buat tertutup ini tidak persoalan. Ini kan lucu. Disini kita paparkan terbuka, tapi nggak mau dibacakan, nggak mau disampaikan. Sampaikan saja terbuka, kenapa jadi pimpinan yang lebih kawatir daripada Pak Menhan," ujar Adian.

Dicecar Adian Napitupulu, Meutya Hafid pun memberi jawaban.

"Saya memegang titipan fraksi-fraksi. Jadi harus tanyakan dulu fraksi-fraksinya, kalau fraksinya setuju silahkan. Tadi kan yang kita adakan rapat kan harus saya hargai juga. Bukan saya mau atur sendiri, semua fraksi saya hormati," ujarnya.

Kendati demikian, hingga rapat kerja digelar secara tertutup, Prabowo enggan untuk memaparkan proyeksi anggaran Kementerian Pertahanan.

Prabowo menekankan bahwa pembahasan terkait pertahanan negara harus dilakukan secara hati-hati agar tidak diketahui oleh pihak-pihak di luar Indonesia.

Ia mengaku tidak keberatan memaparkan proyeksi anggaran asal dilakukan secara tertutup. Prabowo hanya memastikan Pemerintah akan bertanggung jawab dalam menggunakan anggaran.

"Jadi saya sebetulnya mengira bahwa seluruhnya ini tertutup sebagaimana Menhan-Menhan yang dulu. Jadi itu sikap saya. Kalau mau diulangi saya siap. Kan kita sudah tahu anggarannya, Rp 131 triliun, komponennya juga sudah tahu. Kalau diminta saya siap," kata Prabowo.

"Tapi kalau saya merasa ditekan untuk terlalu terbuka, saya tidak akan lakukan. Saya bertanggung jawab kepada Presiden RI. Kami bersedia bicara kepada saudara-saudara apa saja, secara tertutup saya bersedia. Mohon maaf saya tidak akan mau bicara terlalu terbuka," ucapnya. (Ril/Tri)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini