DELISERDANG - Postingan mengenai kematian Arjuna Sinambela (23), seorang penderita TBC yang sempat dipersulit saat mengurus identitas kependudukan (E-KTP) di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Deliserdang menjadi viral.
Berita itu juga telah sampai ke telinga Kepala Disdukcapil Sumut Ismael Sinaga dan Disdukcapil Deliserdang.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari Facebook Yayasan Peduli Pemulung Sejahtera, sore tadi, sekitar pukul 14.00 WIB, Kadisdukcapil Sumut Ismael Sinaga bersama Kadisdukcapil Deliserdang datang berkunjung ke rumah duka.
Kedatangan kedua Kadis (Kepala Dinas) itu diterima oleh nenek dan adik almarhum. Namun sepupu almarhum nyaris berang melihat kedatangan kedua Kadis itu.
Mengingat, kemaren dirinya juga ikut dibentak-bentak saat berusaha mengurus adminisnistrasi di kantor Disdukcapil Deliserdang, Lubuk Pakam. Keluarga almarhum belum bisa ikhlas menerima kedatangan kedua kadis itu.
"Jika saja mereka mau membantu memudahkan pengurusan identitas adik kami, mungkin adik kami masih hidup," katanya dalam postingan yang tidak menyebutkan namanya itu.
Dalam kesempatan itu, kedua Kadis menyampaikan ungkapan keprihatinan dan rasa bela sungkawa kepada keluarga almarhum.
Mereka juga menyampaikan permohonan maaf kepada Tim Yayasan Peduli Pemulung Sejahtera atas lambannya menanggapi keluhan masyarakat marjinal dalam pengurusan adminduk.
Kadisdukcapil Sumut berjanji akan sedia membina anak buahnya dan akan mempermudah hal-hal yang sifatnya emergensi dalam pengurusan adminduk.
"Kedepannya, silahkan telpon saya jika ada keluhan di lapangan. Ini kartu nama saya," kata Kadiscapil Sumut sambil menyodorkan selembar kartu namanya.
Mewakili Tim Yayasan Peduli Pemulung Sejahtera, Uba Pasaribu menyampaikan segala unek-unek soal sulitnya menghadapi birokrasi dalam pengurusan adminduk bagi masyaramat marjinal.
Selama ini ketika Yayasan Peduli Pemulung Sejahtera mendampingi masyarakat marjinal dalam mengurus adminduk, bukannya direspon positif, justru Uba Pasaribu dicap sebagai calo.
Karena itu ia berharap, melalui kasus terenggutnya nyawa almarhum Arjuna, ada perbaikan birokrasi di Disdukcapil.
"Kami sadar, wong cilik tidak bisa memenuhi harapan para ASN di Disdukcapil Deliserdang khusus bagian Kartu Keluarga. Kami tau kesulitan itu karena tak sepeser pun saya mau mengeluarkan uang dari kantong untuk memenuhi rasa dongkol ASN yang menuduh saya secara tidak langsung sebagai calo. Permainan itu nyata di depan mata saya," ungkap Uba sesuai postingan di Facebook. (Sdy)
Berita itu juga telah sampai ke telinga Kepala Disdukcapil Sumut Ismael Sinaga dan Disdukcapil Deliserdang.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari Facebook Yayasan Peduli Pemulung Sejahtera, sore tadi, sekitar pukul 14.00 WIB, Kadisdukcapil Sumut Ismael Sinaga bersama Kadisdukcapil Deliserdang datang berkunjung ke rumah duka.
Kedatangan kedua Kadis (Kepala Dinas) itu diterima oleh nenek dan adik almarhum. Namun sepupu almarhum nyaris berang melihat kedatangan kedua Kadis itu.
Mengingat, kemaren dirinya juga ikut dibentak-bentak saat berusaha mengurus adminisnistrasi di kantor Disdukcapil Deliserdang, Lubuk Pakam. Keluarga almarhum belum bisa ikhlas menerima kedatangan kedua kadis itu.
"Jika saja mereka mau membantu memudahkan pengurusan identitas adik kami, mungkin adik kami masih hidup," katanya dalam postingan yang tidak menyebutkan namanya itu.
Dalam kesempatan itu, kedua Kadis menyampaikan ungkapan keprihatinan dan rasa bela sungkawa kepada keluarga almarhum.
Mereka juga menyampaikan permohonan maaf kepada Tim Yayasan Peduli Pemulung Sejahtera atas lambannya menanggapi keluhan masyarakat marjinal dalam pengurusan adminduk.
Kadisdukcapil Sumut berjanji akan sedia membina anak buahnya dan akan mempermudah hal-hal yang sifatnya emergensi dalam pengurusan adminduk.
"Kedepannya, silahkan telpon saya jika ada keluhan di lapangan. Ini kartu nama saya," kata Kadiscapil Sumut sambil menyodorkan selembar kartu namanya.
Mewakili Tim Yayasan Peduli Pemulung Sejahtera, Uba Pasaribu menyampaikan segala unek-unek soal sulitnya menghadapi birokrasi dalam pengurusan adminduk bagi masyaramat marjinal.
Selama ini ketika Yayasan Peduli Pemulung Sejahtera mendampingi masyarakat marjinal dalam mengurus adminduk, bukannya direspon positif, justru Uba Pasaribu dicap sebagai calo.
Karena itu ia berharap, melalui kasus terenggutnya nyawa almarhum Arjuna, ada perbaikan birokrasi di Disdukcapil.
"Kami sadar, wong cilik tidak bisa memenuhi harapan para ASN di Disdukcapil Deliserdang khusus bagian Kartu Keluarga. Kami tau kesulitan itu karena tak sepeser pun saya mau mengeluarkan uang dari kantong untuk memenuhi rasa dongkol ASN yang menuduh saya secara tidak langsung sebagai calo. Permainan itu nyata di depan mata saya," ungkap Uba sesuai postingan di Facebook. (Sdy)