Mahasiswa Minta Bupati Tapsel Segera Copot Sekda dan Direktur RSUD Sipirok

Sebarkan:

Tapanuli Selatan - Puluhan mahasiswa yang mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa Pejuang Rakyat (AMPERA) menggelar aksi unjuk rasa didepan gerbang komplek perkantoran bupati Tapanuli Selatan (Tapsel), Kilang papan desa Janji Nauli, kecamatan Sipirok, pukul 12.00 Wib Senin, (09/09/2019).

Aksi unjuk rasa mahasiswa ini menyampaikan permintaan agar Bupati Tapanuli Selatan Syahrul M Pasaribu  mencopot atau memberhentikan Parulian Nasution sebagai sekretaris daerah Tapanuli Selatan dan Muhammad Firdaus Batubara sebagai kepala UPTD Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sipirok Tapanuli Selatan.

Permintaan mahasiswa yang mengatasnamakan AMPERA ini agar kedua pejabat pemerintahan tersebut dicopot, dikarenakan kedua pejabat tersebut sudah menyalahi wewenangnya sebagai pejabat pemerintahan Mereka menganggap bahwa Sekda Parulian Nasution selama ini diduga menyalahgunakan wewenangnya dalam menggunakan anggaran dan ada beberapa hal yang tidak wajar dalam realisasinya dilapangan, yang dimana anggaran tersebut ditampung pada APBD TA. 2018.

Adapun anggaran yang dimaksud yaitu penyediaan makan dan minum, pengadaan perlengkapan rumah dinas, pemeliharaan berkala rumah jabatan atau dinas, pemeliharaan berkala gedung kantor. Selanjutnya, anggaran untuk pemeliharaan rutin berkala kenderaan dinas atau operasional, kemudian pemeliharaan berkala perlengkapan rumah dinas dan pemeliharaan berkala perlengkapan gedung kantor.

Sementara direktur RSUD Sipirok Tapanuli Selartan Muhammad Firdaus Batubara diduga sudah sudah menyalahgunakan jabatannya antara lain yakni pengangkatan tenaga kerja skarela (TKS) diduga tidak memiliki dasar hukum serta urgensi di RSUD Sipirok dalam beberapa tahun terakhir.

Selanjutnya, direktur RSUD Sipirok diduga membuat kebijakan mengutip dan memotong honor THL yang diperuntukkan untuk honor TKS, pemotongan THL diduga hanya berdasarkan kesepakatan yang dibuat dengan pengambilan kesepakatan dalam musyawarah dengan sistem voting. Sistem voting tersebut informasinya, dimana semua THL tidak setuju dengan keputusan tersebut, tetapi setiap bulan honor yang menjadi hak THL dipotong dan diperuntukkan untuk pembayaran honor TKS.

Tidak itu saja pengunjuk rasa juga mengatakan, bahwa dalam pengangkatan TKS RSUD Sipirok diduga syarat Korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), yang dimana direktur RSUD Sipirok Muhammad Firdaus Batubara diduga menerima gratifikasi untuk diperuntukkan kepada honor TKS. Puluhan demonstran melalui Kordinator aksi Mahasiswa AMPERA Raynaldi Dongoran, menyampaikan kepada Butapi Tapanuli Selatan agar segera memberhentikan kedua pejabat tersebut.

"kami ingin Bapak Sebagai Bupati Tapsel agar segera mencopot Sekda dan direktur RSUD Sipirok dari jabatannya, ini demi mewujudkan Tapanuli Selatan yang sehat, cerdas, maju dan sejahtera. Adapun kritik dan saran yang kami maksud adalah, agar bapak Bupati mengevaluasi kinerja beberapa pimpinan OPD dilingkungan pemkab Tapsel" tegasnya dalam orasinya, Senin, (09/09/2019).

Puluhan mahasiswa tersebut sangat kecewa pasalnya Bupati Tapanul8 Selatan Syabrul M Pasaribu tidak daat mereka jumpai untuk menyampaikan aspirasi mereka, hanya sekretaris Satpol PP Tapanuli Selatan Jonni yang bisa menjumpai mereka. Pantauwan wartawan, aksi unjuk rasa tersebut sempat terjadi kericuhan, dimana petugas keamanan yakni kepolisian dan Satpol PP terjadi dorong - dorongan dengan sejumlah mahasiswa, sehingga pakaian salah seorang pengunjuk rasa mengalami robek parah.

Kemudian puluhan mahasiwa tersebut dengan pengawalan pihak kepolisian dan Satpol PP kabupaten Tapsel akhirnya membubarkan diri pada pukul 13.30 Wib, tidak itu saja puluhan mahasiswa yang tergab7ng AMPERA ini akan melakukan aksi unjuk rasa lagi pada Minggu depan. (Syahrul)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini