![]() |
| Ketua GNPF Ulama Binjai Sani Abdul Fattah |
"Kami ingin bertanya kepada pihak kepolisian, apakah seperti ini SOP penanganan aksi Unjuk rasa itu. Bagaimana jika korban kekerasan itu adalah anak-anak kita atau adik-adik kita atau kerabat kita, Saya lihat selama aksi unjuk rasa yang digelar oleh para mahasiswa ini, pihak kepolisian sudah diluar batas kewajaran dalam mengamankan aksi mahasiswa," katanya, jum'at (27/9/2019).
Sani mengatakan seharusnya tugas polisi adalah mengayomi dan melayani masyarakat, Bukan bertindak anarkis terhadap mahasiswa yang melakukan aksi. Dirinya juga mempertanyakan kabar yang santer terdengar bahwa mahasiswa yang bernama Randy itu tertembak di bagian dada. siapa kah yang menembak mahasiswa selain itu ada satu lagi mahasiswa yang tewas M Yusuf Kardawi.
"Seharusnya pihak kepolisian bisa memahami karakter anak-anak mahasiswa atau sehingga bisa mencari cara yang tepat dalam menangani aksi mahasiswa tersebut. Kalau sudah seperti ini maka ingatlah masalah di negara kita ini gak akan kunjung selesai dan kemungkinan besar nantinya malah seluruh masyarakat akan marah kepada polisi," katanya.
Sani meminta kepada Polisi agar berhentilah bertindak represif terhadap para pengunjuk rasa khususnya para mahasiswa dan jangan jadikan kepolisian itu alat untuk mempertahankan kekuasaan dengan menindas rakyat.
"Polisi itu kan bagian dari rakyat juga, Bahkan gaji mereka pun juga berasal dari rakyat, Maka tidak sepantasnya mereka berbuat seperti itu kepda rakyat," katanya.
Yang sangat membuat GNPF Ulama Binjai marah adalah para mahasiswa di kejar - kejar sampai ke dalam masjid dan polisi memakai sepatunya dengann menginjak - injak sajadah tempat Ummat Islam melaksanakan ibadah disana hanya utk mengejar mahasiswa.
"Bahkan juga sampai tega-teganya membuat berita hoax dgn mengatakan bahwa ambulan DKI itu sengaja diisi batu, padahal itu tidak benar. apa-apaan ini," tegasnya. (Ismail)

