Alasan Alat Medis Rusak, Pasien di RSU Djoelham Tak Tertolong

Sebarkan:

BINJAI - Dewan Perwakilan Rayat Daerah (DPRD) Kota Binjai temukan pasien tak dapat pelayanan di ICU Rumah Sakit Djoelham Binjai menghembuskan nafas terakhirnya karena mendapat pelayanan medis dengan cara manual lantaran pompa jantung secara manual tidak dapat membantu kondisi si pasien stabil, Jumat (14/6/19).

Pandangan langsung atas pelayanan, penanganan, perawatan di ICU Rumah Sakit Djoelham Binjai dilihat oleh beberapa Wakil Rakyat Binjai, diantaranya. H Noor Sri Syah Alam Putra SE, Ambi Suswandi Buana, dan Ardianysah Putra Pohan (caleg terpilih). Para wakil rakyat asal Binjai ini sangat miris ketika melihat cara kerja para dokter dan perawat di ICU rumah sakit milik Pemerintah Kota Binjai.

"Alat medis terutama yang menjadi alasan mereka menangani pasien darurat yang masuk ke ICU. Kami tanya kenapa manual sangat simpel jawabaan mereka ini yang di icu. Mereka hanya menjawab rusak alatnya pak dan kami sudah berusaha. Jawaban itu memutuskan bahwa saya sangat kecewa sekecewanya. Tanggungjawab dan rasah berdosa timbul lantaran anggaran medis yang kami setujui setiap ketok APBD cukup relevan kucuran itu malah dengan anggaran memadai membuat rumah sakit Djoelham mendapat akreditasi B. Namun, faktanya membut saya tidak tahan melihat kondisi seperti ini," ungkap H Kirres.

Beberapa Anggota DPRD Binjai berada di RS Djoelham lantaran membawa pasien sesak nafas darurat yang dialami Rosmala br.ginting (59), warga Jalan Jamin Ginting, Lingkungan I Kel Tanah Seribu, Kecamatan Binjai Selatan. Namun, dikarenakan alat medisnya seperti tidak ada dan sedang rusak hingga pasien dirujuk ke rumah sakit Bina Kasih Sunggal.

Tidak mendapat pertolongan dengan baik atas riwayat penyakit pembengkakan jantung dan harus menggunakan Alat medis citiscan (rusak) akhinya Rosmala tak tertolong hingga menghembuskan nafas terakhir ketika tiba di RS Bina Kasih Medan Sunggal.

"Saya di icu ini lantaran mendengar pasca lebaran ini ada beberapa pasien tidak tertolong nyawanya karena dalam kondisi darurat sampai di icu RS Djoelham Binjai yang akreditas B malah dapat rujukan kembali padahal yang seharusnya dapat menanganinya," beber H Kirres didampingi Ambi dan Irdiansyah yang sangat ironis sekali melihat kondis di ICu Djoelham Binja.

Menindaklanjuti hal ini, H Kirres dari Fraksi Golkar DPRD Binjai langsung melakukan kontak dengan pimpinan Dewan dan memutuskan segera dan secepatnya, Senin akan melakukan Rapat Dengar Pendapat dengan pihak terkait seperti megundang Dirut dan Bagian Umum yang berkaitan dengan alat medis.

"Sudah ada upaya untuk bertanya atas alasan alat medis yang rusak dan meminta data alat medis apa saja yang rusak. Saya heran kenapa tidak adabpersiapan khusus atas alat medis di ICU yang pastinya untuk pasien darurat dan gawat. Saya rasa perlu penyegaran dan cadangan atas keberadaan alat medis di ICU Rs Djoelham ini sebab ini menyangkut kesinambungan pasien dalam berobat," beber H Kirres yang tak bisa menahan air mata ketika berada di ICU.

Sementara itu, Nur selaku pihak RS Djoelham membidangi bagian umum yang saat bersamaan sedang piket jaga ketika dikonfirmasi dirinya tidak bisa menjawab atas alat medis yang rusak belum ada pembenahan dan dilakukan ganti baru. Sebab, dalam melaksanakan kerja Nur mengakui sudah melaporkan situasi dan mendata beberapa kondisi alat medis pendukung di ICU yang sedang rusak dan mengalami kerusakan.

"Saya tidak ada hak mejawab kenapa belum diganti. Yang jelas sudah kami data dan laporkan di bagian umum RSU Djoelham Binjai. Apa kendala belum diganti saya tidak ada hak menjawab itu lebih baik pimpinan yang menjawabnya" kata Nur. (Hendra). 
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini