Orangtua Korban Pengeroyokan Maut di Unimed Minta Jadi Atensi Kapolri

Sebarkan:
 Seluruh Penganiaya Joni Silalahi dan Steven Sihombing Yang Buron Harus Ditangkap

Joni Silalahi dan Steven Sihombing saat dianiaya.
Joni Silalahi dan Steven Sihombing saat dianiaya.

MEDAN |Kasus kematian Joni Pernando Silalahi  (30) dan Steven Sihombing (21) yang dianiaya satpam Unimed karena dituduh mencuri helm masih membawa duka bagi orangtua dan keluarganya.

Untuk itu, kedua orangtua korban Romanti br Limbong (55) didampingi suaminya, Efendi Silalahi (56) berharap kasus ini bisa menjadi Kapolri Jenderal Polisi Muhammad Tito Karnavian.

Romanti sangat mengapresiasi Polrestabes Medan karena telah menangkap 4 oknum satpam Unimed yang membunuh Jhoni serta temannya, Steven Sihombing.

"Namun saya sangat berharap sekali supaya 7 pelaku yang sudah ditetapkan menjadi DPO segera ditangkap untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya. Saya berharap kepada Bapak Kapolri supaya kasus pembunuhan terhadap anaknya menjadi atensi," ujarnya kepada wartawan di rumahnya Jalan Tangkul I Kelurahan Sidorejo, Kecamatan Medan Tembung Rabu (10/4/2019) sore.

Sementara itu isi dari SP2HP dengan Nomor: B/2317/IV/Tes.1.6./Reskrim itu diantaranya sehubungan dengan rujukan tersebut, penyidik telah mengeluarkan DPO terhadap 7 tersangka diantaranya M Ridho Purba, Wanda Maulana Nasution, Saroha Siregar, Dompak Sitinjak, Odi, Lamhot dan Pak Sianturi (oknum PNS).
Pada 30 Maret 2019 berkas perkara 4 tersangka yang sebelumnya sudah dibekuk telah dilimpahkan ke JPU.

SP2HP tersebut tembusan ke Dirreskrimum Polda Sumut, Kabid Propam Polda Sumut, Kapolrestabes Medan dan Pengawas Penyidikan.
Kanit Pidum Sat Reskrim Polrestabes Medan Iptu Husein yang dikonfirmasi lewat telepon selulernya membenarkan jika pihaknya sudah
mengirimkan SP2HP terhadap keluarga korban Joni Pernando Silalahi.

"Benar kita sudah mengirimkan surat kemarin. Untuk 7 tersangka juga sudah menjadi DPO. Sedangkan 4 tersangka sudah tahap 2," terangnya.

<< Kecewa
Romanti juga mengaku kecewa atas sikap pihak Unimed. Pasalnya, pada Senin (8/4/2019) siang ia dan keluarga lainnya didampingi LBH Kota
Medan menuju ke Kampus Unimed untuk menemui Rektor. Tujuan mereka untuk mempertanyakan pertanggungjawaban.

Namun pihak satpam mengatakan rektor tidak ada di tempat. Sementara para mahasiswa saat ditanyai mengaku jika Rektor ada di ruangannya.

"Oknum satpam sempat mengusir saya karena mengenakan sendal. Saya langsung mengatakan apakah oknum satpam itu tidak memiliki sertifikat serta terlibat pembunuhan terhadap anaknya. Oknum satpam itu kemudian meninggalkan kami," ungkapnya.

Lanjutnya, tak lama pihak Unimed menghampiri orangtua korban guna menyampaikan akan dihubungi pada Selasa siang untuk dipertemukan dengan Rektor. Dan akhirnya keluarga korban pulang ke rumahnya
masing-masing.

"Hingga Rabu sore pihak kampus tidak ada menghubungi kami. Dalam waktu dekat kami akan melakukan demo ke Kampus Unimed," ujarnya.

Sebelumnya, Joni Pernando Silalahi  (30) warga Jalan Tangkul I Kelurahan Sidorejo, Kecamatan Medan Tembung dan Steven Sihombing (21) warga Jalan Perjuangan Kelurahan Sidorejo, Kecamatan Medan Tembung tewas dikeroyok di Kampus Unimed Jalan Selamat Ketaren/Pasar V Timur Desa Medan Estate, Kecamatan Percut Sei Tuan pada Selasa (19/2/2018).
(red)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini