MEDAN │Berniat
mau melihat putrinya yang dikabarkan sudah meninggal, Sangrita Dewi (38) warga
Jalan S. Parman, Gang Sawo, Kota Medan, justru meregang nyawa. Wanita berdarah
India ini tewas di perairan Rupat Kepulauan Riau (Kepri) pada hari Kamis
(22/11/2018) lalu dan baru bisa dipulang ke rumah duka Minggu (10/2/2019) pagi
tadi.
Kondisi Sangrita Dewi sudah tak dapat dikenali lagi. Sebab
tubuhnya yang tersisa tinggallah tulang belulang yang disimpan dalam peti mati.
Keluarga yang merima jasad korban pun hanya bisa pasrah. Apalagi, upaya
berbulan-bulan untuk memulangkan jenazah selama ini tak bisa karena kemampuan
ekonomi.
Keterangan dihimpun,
Sangrita Dewi merupakan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di negeri jiran,
Malaysia. Mendapat kabar putrinya, Puja Citra Dewi (17) meninggal dunia akibat
terjatuh saat mengambil buah mangga dari pohonnya pada 21 November 2018, Sangrita
Dewi tak kuasa menahan pilu.
Kata Rames, Wakil Ketua group sosial ISC (Indian Sosial
Community) yang turut membantu pemulangan jasad Sangrita Dewi. Karena paspornya
sudah kedaluarsa, Sangrita Dewi tak bisa pulang lewat jalur udara. Sehingga di
a nekat menggunakan jalur laut, yakni naik kapal tongkang.
Ternyata, kapal tongkang yang ditumpangi Sangrita Dewi
karam di lautan. Lebih lanjut, Rames menjelaskan, berdasarkan info pemberitaan
di yang beredar di youtube, mereka ada melihat perahu yang tiba di Peraiaran
Kepulauan Rupat (Riau). Kapal bermuatan berkisar 20 penumpang itu, karam ke
dasar laut. "Kami tidak tau jelas yang pasti jenazahnya. Itu ditemukan
terapung di Selat malaka, Kepulauan Rupat (Riau) oleh para nelayan, dan info
tersebut diteruskan ke pihak kepolisian setempat," ungkapnya.
Selanjutnya oleh tim Badan SAR Nasional dan pihak
kepolisian, berhasil mengidentifikasi
korban setelah melakukan tes DNA dalam waktu yang cukup lama. “Setelah dua
bulan berproses barulah pihak kepolisian berhasil mengidentifikasi korban dan
kemarin memberi tahu pihak keluarga,” katanya lagi.
Tiba di rumah duka |
Mendengar kabar tersebut, Tim ISC segera berkoordinasi
dengan pihak kepolisian Bengkalis dan RS Bhayangkara Bengkalis untuk pemulangan
jasad korban. "Jadi untuk segala biaya transportasi dan semua administrasi
menjadi tanggung jawab pihak ISC seutuhnya, hingga jasad korban tiba dikediaman
dan dimakamkan secara keagamaan,"pungkasnya.(tim)