Istri Histeris Berulang Kali Jatuh Pingsan
MEDAN UTARA-
Suasana duka menyelimuti rumah duka Kepala Syahbandar Otoritas Pelabuhan (KSOP)
Tanjungpandan, Capt Muas Efendi Nasution (57) di Komplek Griya Bestari, Blok A
No. 2, Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan, Senin (29/10).
Muas Efendi Nasution akrab disapa Muas merupakan salah
satu penumpang Pesawat JT 610 tujuan Jakarta - Pangkal Pinang yang jatuh di
perairan Tanjung Karawang.
Rumah bercat kuning dengan dipadu pagar berwarna hitam
merupakan kediaman Muas. Tampak telah ramai dikunjungi sanak saudara dan
kerabat dekat untuk mengucapkan belasungkawa. Istri Muas, Mardiana Harahap yang
tak kuasa menahan isak tangis.
Dengan kondisi lemas tak berdaya menahan air mata,
Mardiana yang sempat jatuh pingsan mendengar kabar suaminya bagian dari
penumpang yang turut tewas dalam musibah itu, hanya bisa meratapi kesedihan.
Para kerabat dekat dan tetangga, mencoba memberikan ketenangan
kepada Mardiana atas musibah naas tersebut. "Ibu (Mardiana) tadi dapat
telepon dari anggota bapak (Muas), katanya pesawat yang ditumpangi bapak hilang
kontak, Ibu lihat televisi langsung pingsan dan shok," ungkap Eka Afriyani
anak sulung korban.
Di sela - sela suasana duka menyelimuti, tampak silih
berganti sanak saudara, kerabat dekat dan tetangga yang hadir, kondisi Mardiana
tak kuasa menahan musibah yang menimpa suaminya, akhirnya, memutuskan berangkat
ke Jakarta untuk mencari kabar pasti tentang musibah jenazah suami tercintanya.
"Kami benar - benar tak menyangka, bapak sebelumnya
datang ke Medab, karena ada acara arisan alumni SMA nya di Brastagi, tadi subuh
berangkat cepat karena ada rapat mendadak di Bangka Belitung tempat tugas
bapak, kami seakan tak percaya kalau di pesawat itu ada bapak," ungkap Eka
dengan nada sedih.
Dengan kondisi sedang hamil muda, Eka merasa kehilangan
ayah tercintanya, selama ini, ayahnya merupakan orang tua yang gigih dan
mempunyai motivasi untuk keluarga.
"Tidak ada gejala aneh, semalam bapak pergi ke
Brastagi sama ibu juga, ibu cerita bapak terhibur kali di acara arisan reuni
itu, makanya kami tak menyangka hari ini bisa terjadi," kata Eka tak kuasa
menahan tangisan.
Begitu juga dirasakan tetangga dekat korban, selama ini
Muas merupakan orang yang baik dan dermawan di lingkungan kompek tempat tinggal
mereka, bahkan mereka tidak percaya musibah yang menimpah Muas.
"Saya kemarin, sebelum ke Brastagi, sempat mau
ngajak saya sambil seloro. Bapak ini orangnya suka becanda. Istriya tadi lagi
duduk sama saya di teras, begitu dapat telepon, ibu itu langsung
menjerit," kata Niar tetangga korban.
Periang dan
Berjiawa Sosial
Musibah yang menimpa Muas Efendi Nasution salah satu
penumpang Pesawat Lion JT 610, teman - temannya satu alumni SMA Negeri 2
Padangsidimpuan merasa kehilangan sosok Muas yang memiliki sikap periang dan
berjiwa sosial.
[CUT]
"Semalam kami baru sama di acara arisan seluruh
alumni di Brastagi, saya sempat nyanyi dan tertawa bersama, dia (Muas) orangnya
sosialnya tinggi, suka becanda, bahkan kalau ada kawan alumni yang susah pasti
cepat bantu," ungkap Kurnia Siregar.
Dikatakan Kurnia, walaupun Muas memiliki pekerjaan
sebagai orang terpandang, dirinya selalu rendah hati kepada teman - teman di
alumni. Bahkan, Muas juga aktif dalam kegiatan organisasi alumni di SMA Negeri
2 Padangsidimpuan.
"Beliau juga wakil alumni untuk angkatan dan seluruh
alumni, kalau ada kegiatan, beliau pasti cepat dan suka membantu untuk dana.
Kami merasa kehilangan sosoknya yang sosial dan dermawan," sebut Kurnia.
Hal senada juga dikatakan, Edison Hutahean, sejak dirinya
bersahabat di bangku SMA, sosok Muas memiliki kepribadian periang dan perhatian
dengan kesusahan teman - temannya. Musibah, itu seakan membuat mereka tidak
percaya, harus kehilangan orang yang mereka senangi.
"Dia (Muas), orangnya suka hiburan, kemarin saya
lihat dia, memang agak lain, biasanya suka, tapi tidak biasanya. Mungkin itu
sudah petanda, tapi, saya tidak menyangka saja, kalau hari ini, dia ikut dalam
musibah di pesawat itu," ungkap Edison.
Begitu juga dirasakan Masnilam Lubis, wanita yang juga
satu alumi dengan Muas, seakan tak percaya dengan musibah itu. Selama ini, Muas
adalah sosok yang senang membantu sesama teman di alumni sekolah.
"Jujur aja, kalau lihat kebaikan dia, sudah tidak
terhitung. Kalau ada acara, pasti dia cepat, bahkan, dia rela uang habis, asal
teman - temam senang. Saya dengan beliau sudah seperti suadara, makanya saya
tak menyangka, hari musibah ini bisa terjadi," ungkap Masnilam sedih.
(mu-1)