Haslina |
Dipicu perebutan lahan, seorang penggarap, Letomo alias
Tomo (36) Jalan Serbaguna, Pasar 4, Desa Helvetia, Kec. Labuhandeli, Kab.
Deliserdang, menjadi korban penganiayaan sekelompok preman.
Penyerangan secara
brutal yang diotaki oknum TNI AD berpangkat Letda itu telah dilaporkan ke
Polsek Medan Labuhan. Salah satu tersangka, M Ari Supomo (31) warga Pasar 4,
Desa Helvetia, Kec. Labuhandeli, Kab. Deliserdang telah ditangkap, Kamis
(28/9).
Informasi
diperoleh menyebutkan, keributan itu berawal dari perselisihan lahan seluas 1/2
hektar milik Tomo dan temannya, Adek serta Surya dirampas perwira TNI AD yang
bertugas Kodam I/BB itu.
Tak terima lahan
dirampas, Tomo dengan Adek dan Surya bersama teman - temannya mendatangi lahan
untuk diambil kembali. Ternyata, mereka ditantang sekelompok preman untuk mengamankan
lahan tersebut.
Antara mereka pun
terjadi pertengkaran mulut, dengan seketika Ari dan Tono bersama teman -
temannya menyerang Tomo, Adek dan Surya dengan menggunakan senjata tajam.
Akibat penyerangan
itu, Tomo mengalami pemukulan dari sekelompok preman itu, warga sekitar melihat
itu mencoba melerai keributan. Tomo yang mengalami luka - luka melaporkan
kejadian itu ke Polsek Medan Labuhan.
"Aku datang
ke lahan itu untuk mengambil tanah yang dirampas, karena si Letda A telah
merampas dan menyuruh preman - preman itu untuk menyerang kami," kata
Tomo.
Dijelaskan pria
lajang ini, lahan itu sudah mereka kuasai sejak tahun 2012, tapi, Letda A
mencoba merampas dan mengambil lahan itu dijual kepada orang lain.
"Kami tetap
tidak terima lahan itu diambil oknum TNI, karena kami pemuda setempat sudah
lama menguasai lahan itu, jangan dia (Letda A-red) suka - sukanya mengambil
lahan kami," ungkap Tomo.
Pasca kejadian
itu, salah satu pelaku penyerangan Ari telah ditangkap Polsek Medan Labuhan.
"Banyak yang nyerang aku, tapi pelaku lain masih bersembunyi, harapan aku
semua pelaku ditangkap," harap Tomo.
Terpisah,
Wakapolsek Medan Labuhan, AKP Ponijo dikonfirmasi belum mengecek tahanan, kalau
memang sudah ada di tahanan, berarti pelaku sudah kita amankan. "Saya lagi
di luar, nanti saya cek, yang jelas kasus itu tetap kita proses," kata
Ponijo.
Orang Tua Minta Keadilan
Pasca ditangkapnya
M Ari Supomo alias Ari (31) yang melakukan penganiayaan terhadap penggarap, orang
tuanya, Haslina (52) meminta pertanggungjawaban dan keadilan kepada Letda A yang
............................
[cut]
Orang Tua Minta Keadilan
Pasca ditangkapnya M Ari Supomo alias Ari (31) yang melakukan penganiayaan terhadap penggarap, orang tuanya, Haslina (52) meminta pertanggungjawaban dan keadilan kepada Letda A yang menjadi dalang keributan tersebut.
Dengan wajah lemas dan kesal, ibu anak 6 ini sudah
menelpon Letda Letda A untuk bertanggung jawab dengan ditangkapnya Ari. Namun,
perwira berpangkat satu balok emas itu menolak untuk bertanggung jawab.
"Saya sudah
menelpon si Letda A, tapi dia tidak tanggung jawab. Saya sangat kecewa, anak
saya dipenjara gara tentara itu," beber Haslina.
Dijelaskan
Haslina, selama ini anaknya Ari ikut dengan oknum TNI AD itu untuk mengawasi
lahan itu, sehingga Ari melakukan di luar akal sehatnya. "Anak saya itu
disuruh memukul orang karena tentara itu yang nyuruh, makanya anak saya
melakukan penyerangan itu," kata Haslina.
Ditegaskan wanita
berusia 52 tahun ini, bila oknum TNI itu tidak bertanggung jawab, maka dirinya
akan melaporkan masalah itu ke tempat tugasnya.
"Saya baik -
baik minta pertanggung jawaban, malah ditantang dia (Letda A). Dia lepas
tangan, jadi saya akan laporkan masalah ini. Karena keadilan anak saya tidak
ada, harusnya dia yang ditangkap," kesal Haslina.
Haslina tak terima
dengan sikap Letda A yang mengaku mempekerjakan Ari, kenyataannya, Ari bukan
hanya kerja, tetapi dipengaruhi untuk melakukan tindakan kekerasan. "Kalau
anak saya kerja, tapi kenapa tidak ada digaji," ungkap Haslina.
Hal itu dibenarkan
rekan Ari, M Hidayat alias Dayat yang dipekerjakan oleh Letda A di lahan itu,
tetapi gaji yang diberikan tidak sesuai. "Aku memang suruh awasi di lahan
itu, tapi gaji tak sesuai, makanya aku pun kecewa," kata Dayat.
Selain mengawasi
lahan, kata Dayat, perwira TNI itu memerintahkan mereka untuk menyerang bila
ada orang yang menggangu di lahan itu. "Kalau ada yang masuk ke lahan,
kami disuruh untuk menghalangi dengan kekerasan, biar lahan itu tetap dikuasai Letda
A," ungkap Dayat.
Dirinya kecewa
dengan Letda A yang tidak sesuai memberikan gaji, serta Letda A menumbalkan
mereka untuk melakukan kekerasan kepada orang - orang yang mencoba mengganggu
lahan.
"Bayangkan
aja, kami disuruh stanbay di lahan, ada yang ganggu kami yang hantam. Tapi,
gaji yang dijanjikan tidak sesuai, makanya saya pun tak mau lagi ikut kerja di
lahan itu," ungkap Dayat.
Hingga berita ini
diimuat redaksi, Kapendam I/BB Kolonel Edy Hartono belum memberikan keterangan resmi.
Pesan yang disampaikan, belum berbalas.(mu-1)