Pasutri Coba Bakar Diri di Hadapan Pasukan TNI di Belawan

Sebarkan:
PT SUU Pakai Tangan TNI

[caption id="attachment_75574" align="aligncenter" width="639"] Kisruh lahan antara PT SUU dengan warga[/caption]
Lahan seluas 71 hektar yang berada di Jalan Pelabuhan Raya, Kelurahan Bagan Deli, Kecamatan Medan Belawan berstatus sengketa, Rabu (5/4) siang, kembali bergejolak.

Lahan itu diklaim milik PT Supra Utama Uniland (SUU). Manajemen mencoba menguasainya dengan memakai tangan TNI sebagai dalih hendak dijadikan lahan latihan. Hal itu spontan mendapat perlawanan dari masyarakat, Rabu (5/4) siang.

Akibatnya, Seorang warga bernama Waliyo dan istrinya coba bakar diri dengan menggunakan minyak bensin di hadapan puluhan warga saat memasuki areal lahan, serta di hadapan belasan oknum TNI.

Aksi bunuh diri pasangan suami istri (Pasutri) itu terjadi, karena mendapat penghadangan dari sejumlah oknum TNI dari kesatuan Yon Zipur Kodam I BB.

Awalnya, puluhan warga mencoba mendatangi lahan yang telah mereka tempati selama puluhan tahun itu . Namum mereka tak dapat masuk ke areal. Kondisi itu membuat warga kesal dan kecewa dengan sikap oknum TNI yang telah digunakan PT SUU untuk menghadang mereka.

Sehingga timbullah niat dari pasangan suami istri itu untuk mencoba bunuh diri. Aksi itu membuat suasana di lahan menjadi ricuh. Walaupun pasangan suami istri tak sempat membakar diri, namun, oknum TNI tetap melakukan penghadangan di lokasi sehingga terjadi kembali keributan mulut.

Famli Simatupang selaku yang mewakili sejumlah warga menyesalkan lambannya penanganan pemerintah dalam hal ini Badan Pertanahan Nasional (BPN) Sumut atas masalah perebutan lahan tersebut.

"Kami sudah berulangkali mendatangi dan meminta BPN Sumut segera turun menyelesaikan masalah tanah ini. Namun sampai sekarang mereka hanya berjanji akan segera datang mengukur tanpa memberi kepastikan kapan," katanya.

Selain itu, Famli juga menyesalkan keterlibatan belasan oknum TNI dalam masalah tersebut. Dia berharap Pangdam I BB mengkoreksi kembali keputusannya untuk menempatkan sejumlah keterlibatan oknum dan peralatan TNI pada lahan yang sedang bersengketa itu.

"Ada apa urusan TNI di lahan ini? Kalau hanya sekedar latihan seperti yang dijelaskan Koramil Belawan beberapa waktu lalu, kok di sini? Apa TNI sudah tidak punya lahan untuk latihan," ujar Famli.

Perampasan lahan masyarakat yang telah dikelola puluhan tahun itu, direbut begitu saja oleh PT SUU tanpa ganti rugi yang wajar.‎"Upaya kami selama ini menjaga dan mengelola lahan ini tidak dihargai dan kami tidak pernah dianggap ada oleh PT SUU," sebut Famli.

Pihak PT Supra Utama Uniland (SUU), Laksamana Adiyaksa yang dikonfirmasi melalui via telepon berulang kali tak menjawab. Ketika dikirimi sms, ponselnya malah tidak diaktifkan lagi. (mu-1)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini