[caption id="attachment_76308" align="aligncenter" width="550"]
Irna Minauli : Pelaku Pembunuhan Sekeluarga di Mabar Memiliki Gangguan Kepribadian Antisosial[/caption]
Sosok para pelaku pembunuhan di Jalan Bakaran Batu Lingk XI, Kel. Mabar, Kec. Medan Deli, Minggu (9/4/2017) lalu, terus mendapat kecaman dari berbagai pihak. Kali ini, pakar kriminolog, Dra. Irna Minauli, memaparkan sosok para pelaku pembunuhan keji tersebut.
"Tidak ada ciri-ciri khusus, mereka umumnya pribadi yang menyenangkan dalam pergaulan. Akan tetapi, dalam hubungan yang lebih dekat biasanya mereka akan lebih tampak kekurangannya. Mereka umumnya tidak dapat mempertahankan hubungan pertemanan atau perkawinan dalam waktu lama, demikian pula dalam pekerjaan. Hal ini disebabkan karena mereka cenderung senang memanipulasi dengan memanfaatkan atau menipu orang lain," papar Irna kepada wartawan.
Bahkan, Irna menegaskan bahwa para pelaku kerap melanggar aturan dan norma di masyarakat.
"Mereka juga sering melanggar aturan atau norma yang berlaku di masyarakat. Akan tetapi, untuk menyatakan bahwa seseorang memiliki gangguan kepribadian antisosial, harus dilihat juga dari masa kanak-kanak. Sejak dini biasanya mereka sudah memperlihatkan kecenderungan untuk menyakiti manusia dan binatang atau merusak benda-benda. Mereka juga sering melanggar aturan, misalnya membolos dari sekolah, merokok dalam usia muda, kebut-kebutan serta kenakalan dan pelanggaran lain," ungkapnya.
Sementara itu, ketika ditekankan dengan alasan kedua pelaku yang berhasil diamankan petugas kepolisian yakni, Roni (21) warga Jalan Pembangunan II, Lubuk Pakam, dan Andi Syahputra (27) warga Jalan Sempurna Gg. Buntu, Sekip, Lubukpakam, Deli Serdang, Rabu (12/4/2017) pagi, kemarin, mendapatkan upah untuk menghabisi nyawa para korban, pakar psikolog ini mengaku bahwa nyali besar adalah modal awal para pelaku.
"Pada saat motivasinya adalah mendapatkan, upah maka tetap diperlukan nyali yang luar biasa untuk melakukan itu semua, yang dalam kondisi normal hampir mustahil untuk dilakukan. Pada dasarnya memang sudah ada kecenderungan untuk berbuat kriminal sehingga sanggup melakukan hal itu," jelasnya.
Ia juga menegaskan, bahwa para pelaku yang nekat menghabisi nyawa seseorang demi mendapatkan upah kerap mencari pembenaran.
"Secara psikologis mereka umumnya akan melakukan mekanisme pertahanan diri dengan me rasionalisasi perbuatannya. Mereka mencoba mencari pembenaran untuk mengurangi rasa bersalahnya," terangnya.
"Pada orang normal, mereka tetap akan dihantui oleh rasa bersalah sesudah melakukannya. Namun bagi penderita gangguan kepribadian antisosial, sepertinya mereka tidak lagi memiliki belas kasihan," pungkasnya.(Robert)
Sosok para pelaku pembunuhan di Jalan Bakaran Batu Lingk XI, Kel. Mabar, Kec. Medan Deli, Minggu (9/4/2017) lalu, terus mendapat kecaman dari berbagai pihak. Kali ini, pakar kriminolog, Dra. Irna Minauli, memaparkan sosok para pelaku pembunuhan keji tersebut.
"Tidak ada ciri-ciri khusus, mereka umumnya pribadi yang menyenangkan dalam pergaulan. Akan tetapi, dalam hubungan yang lebih dekat biasanya mereka akan lebih tampak kekurangannya. Mereka umumnya tidak dapat mempertahankan hubungan pertemanan atau perkawinan dalam waktu lama, demikian pula dalam pekerjaan. Hal ini disebabkan karena mereka cenderung senang memanipulasi dengan memanfaatkan atau menipu orang lain," papar Irna kepada wartawan.
Bahkan, Irna menegaskan bahwa para pelaku kerap melanggar aturan dan norma di masyarakat.
"Mereka juga sering melanggar aturan atau norma yang berlaku di masyarakat. Akan tetapi, untuk menyatakan bahwa seseorang memiliki gangguan kepribadian antisosial, harus dilihat juga dari masa kanak-kanak. Sejak dini biasanya mereka sudah memperlihatkan kecenderungan untuk menyakiti manusia dan binatang atau merusak benda-benda. Mereka juga sering melanggar aturan, misalnya membolos dari sekolah, merokok dalam usia muda, kebut-kebutan serta kenakalan dan pelanggaran lain," ungkapnya.
Sementara itu, ketika ditekankan dengan alasan kedua pelaku yang berhasil diamankan petugas kepolisian yakni, Roni (21) warga Jalan Pembangunan II, Lubuk Pakam, dan Andi Syahputra (27) warga Jalan Sempurna Gg. Buntu, Sekip, Lubukpakam, Deli Serdang, Rabu (12/4/2017) pagi, kemarin, mendapatkan upah untuk menghabisi nyawa para korban, pakar psikolog ini mengaku bahwa nyali besar adalah modal awal para pelaku.
"Pada saat motivasinya adalah mendapatkan, upah maka tetap diperlukan nyali yang luar biasa untuk melakukan itu semua, yang dalam kondisi normal hampir mustahil untuk dilakukan. Pada dasarnya memang sudah ada kecenderungan untuk berbuat kriminal sehingga sanggup melakukan hal itu," jelasnya.
Ia juga menegaskan, bahwa para pelaku yang nekat menghabisi nyawa seseorang demi mendapatkan upah kerap mencari pembenaran.
"Secara psikologis mereka umumnya akan melakukan mekanisme pertahanan diri dengan me rasionalisasi perbuatannya. Mereka mencoba mencari pembenaran untuk mengurangi rasa bersalahnya," terangnya.
"Pada orang normal, mereka tetap akan dihantui oleh rasa bersalah sesudah melakukannya. Namun bagi penderita gangguan kepribadian antisosial, sepertinya mereka tidak lagi memiliki belas kasihan," pungkasnya.(Robert)
