Sinamot, nama sebuah film hasil karya anak Medan yang patut kita apresiasi karena mengangkat tema yang cukup unik dan mengandung pesan moral untuk orang tua dan juga anak-anak muda.
Hal ini diceritakan sang penulis Film Sinamot, Wiwin Pamela kepada para wartawan, saat acara syukuran di jalan Dr Mansyur, Medan, minggu (29/5/2016).
"Pesan moral dari film ini adalah keegoisan itu tidak akan berujung baik, jadi apa yang diingatkan orang tua demi kebaikan anaknya (dalam hal ini jodoh) dengan alasan ekonomi belum tentu akan membuat bahagia kehidupan anaknya," ujar Wiwin.
Wiwin mengaku film hasil karya nya tidak memakan biaya besar, jadi ia berharap tidak memandang kualitas gambar dan pemeran nya, tetapi pandang pesan moralnya.
"Jangan kita lihat dari kualitas gambar dan para pemerannya, karena film ini mempunyai dana yang terbatas, tidak sebesar film-film lainnya. Tetapi lihatlah bahwa kami mengangkat tema mengenai hal yang sering menjadi penghalang pernikahan karena adat dan tradisi," harapnya.
Film Sinamot ini menceritakan tentang perjuangan pemuda batak (Nico) yang terus berusaha untuk mengumpulkan sinamot (uang mahar) agar bisa menikahi kekasihnya (Maya) yang sangat dia cintai, tapi sayangnya pernikahan mereka tidak dapat terjadi karena besarnya permintaan sinamot dari keluarga Maya.
Lokasi pembuatan film ini di Medan dan Serdang Bedagai, di produksi Cinema Club Film dan diperankan oleh artis-artis Medan yang berbakat yakni Rimbun Nadeak (Nico) Frisna Mariana Panjaitan (Maya) dan Amalia Siregar (Yanti) disutradarai Aziz dan ditulis Wiwin Pamela.(snd)
