[caption id="attachment_50880" align="aligncenter" width="720"]
Pilkades di Desa Perdamean juga ricuh akibat kelalaian P2K[/caption]
Kericuhan juga terjadi pada Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) di Desa Perdamean Kecamatan Tanjung Morawa. Kericuhan ini dipicu karena warga yang sudah hadir sejak pagi malah belum dipanggil hingga pukul 13.30 Wib, padahal pemilihan akan ditutup sekira pukul, 14.00 Wib.
Empat calon kepala desa masing-masing Toni Sitorus (nomor urut 1), Gito (nomor urut 2), Nurhaidin Supratman (nomor urut 3) dan Saleh Arifin Siregar (nomor urut 4) tetap setia duduk didampingi isteri masing-masing menyaksikan warga melaksanakan hak pilihnya.
Namun sejak kericuhan itu, tiga pasangan calon yaitu Gito, Nurhaidin Supratman Tambunan dan Saleh Arifin Siregar langsung meninggalkan Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Melihat tiga pasangan calon itu meninggalkan TPS , panitia pun langsung meninggalkan meja panitia yang diatasnya terletak kartu undangan memilih warga yang belum sempat memilih.
Tidak berapa lama, Camat Tanjung Morawa T. Tumanggor dan Danramil Tanjung Morawa Mayor Robert Sinaga turun kelokasi pemilihan.
Setelah P2K menjelaskan kepada camat, maka camat menganjurkan agar ketiga calon dijemput kembali untuk memusyawarahkan apakah pemilihan dilanjutkan atau ditunda.
Ketua P2K Desa Perdamean Bintara Adi Putra ketika dikonfirmasi kru Koran ini menjelaskan, kericuhan itu karena warga kurang bersabar apalagi cuaca sangat panas, emosi cepat meningkat. “Yang telah memberikan hak suaranya sekira 1570 suara. Sedangkan jumlah pemilih tetap berkisar 4500 pemilih,” jawabnya.
Namun hingga pukul 16.00 Wib, ketiga calon kades tidak kunjung datang ke lokasi pemilihan. Pun begitu Camat Tanjung Morawa, T Tumanggor menyatakan agar melanjutkan pemilihan kepala desa meski tidak dihadiri oleh tiga calon kades saja. (walsa)
Kericuhan juga terjadi pada Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) di Desa Perdamean Kecamatan Tanjung Morawa. Kericuhan ini dipicu karena warga yang sudah hadir sejak pagi malah belum dipanggil hingga pukul 13.30 Wib, padahal pemilihan akan ditutup sekira pukul, 14.00 Wib.
Empat calon kepala desa masing-masing Toni Sitorus (nomor urut 1), Gito (nomor urut 2), Nurhaidin Supratman (nomor urut 3) dan Saleh Arifin Siregar (nomor urut 4) tetap setia duduk didampingi isteri masing-masing menyaksikan warga melaksanakan hak pilihnya.
Namun sejak kericuhan itu, tiga pasangan calon yaitu Gito, Nurhaidin Supratman Tambunan dan Saleh Arifin Siregar langsung meninggalkan Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Melihat tiga pasangan calon itu meninggalkan TPS , panitia pun langsung meninggalkan meja panitia yang diatasnya terletak kartu undangan memilih warga yang belum sempat memilih.
Tidak berapa lama, Camat Tanjung Morawa T. Tumanggor dan Danramil Tanjung Morawa Mayor Robert Sinaga turun kelokasi pemilihan.
Setelah P2K menjelaskan kepada camat, maka camat menganjurkan agar ketiga calon dijemput kembali untuk memusyawarahkan apakah pemilihan dilanjutkan atau ditunda.
Ketua P2K Desa Perdamean Bintara Adi Putra ketika dikonfirmasi kru Koran ini menjelaskan, kericuhan itu karena warga kurang bersabar apalagi cuaca sangat panas, emosi cepat meningkat. “Yang telah memberikan hak suaranya sekira 1570 suara. Sedangkan jumlah pemilih tetap berkisar 4500 pemilih,” jawabnya.
Namun hingga pukul 16.00 Wib, ketiga calon kades tidak kunjung datang ke lokasi pemilihan. Pun begitu Camat Tanjung Morawa, T Tumanggor menyatakan agar melanjutkan pemilihan kepala desa meski tidak dihadiri oleh tiga calon kades saja. (walsa)
