Danramil Lubukpakam Ikuti Upacara Harkitnas Ke 116 dan Ziarah Makam Pahlawan

Sebarkan:

Upacara Harkitnas 
DELISERDANG | Mewakili Dandim 0204 DS, Koramil 06 Lubukpakam, Kapten Inf Poniman mengikuti upacara peringatan Hari Kebangkitan Nasional ( Harkitnas) ke 116 di Halaman Kantor Bupati Deliserdang. Senin 20/5/2024.

Upacara dipimpin PJ. Bupati Kabupaten Deliserdang Ir. Wiriya Alrahman dan dihadiri Sekda H.Timur Tumanggor S.Sos, MAP, Dansub Denpom I - 3 / LP *Kapt. CPM. Alpondo Siahaan, mewakili Kepala BNN Deliserdang oleh Kasubag Umum Agus Ranida SH, Kepala Kejaksaan Negeri Lubuk Pakam Muhammad Jefri SH MH, Mewakili Kapolresta Deliserdang WakaPolres Polresta Deliserdang  AKBP Juli Prihartini SIK, Anggota DPRD Kabupaten Deliserdang Dr. Misnan Aljawi SH MH, Legiun Veteran, Para Asisten, Para Staf Ahli, Para pimpinan OPD, Para Kabag, Camat Se Deliserdang, ASN Pemkab Deliserdang, Mahasiswa/i
dan Siswa - Siswi SMA sederajat.

Bertindak sebagai Perwira Upacara
Lettu inf jasmen Damanik dan Komandan Upacara 
Kapt. Inf. AT. Panjaitan.

Pembacaan Pidato Plt. Menkominfo RI oleh Inspektur upacara Ir Wiriya Alrahman mengatakan realitas yang terpampang terang yakni, kemajuan teknologi yang melesat cepat. Kita sudah memilih bukan hanya ikut-serta, tetapi lebih daripada itu, menjadi pemain penting agar dapat menggapai dunia. 

Hari-hari ini hingga dua dekade ke depan merupakan momen krusial yang akan sangat menentukan langkah kita dalam mewujudkan itu semua.

Ziarah ke Makam Pahlawan Lubukpakam. 
Refleksi atas pilihan tersebut bisa kita rujuk dengan "berkunjung kembali" kepada gagasan awal menjadikan dan membentuk Indonesia. Bagaimana sejarah telah membentuk kebangsaan kita. Sejarah diperlukan bukan karena sensasi politiknya.

Bukan hanya sebagai sumber keteladanan nilai semata-mata. Tetapi pada percakapan terus menerus tentang kemajuan, kemanusiaan dan kesejahteraan. Keteladanan tidak harus diikatkan pada masa lalu. Namun dapat dikaitkan dengan masa depan, yaitu pada ide-ide yang membuka ruang imajinasi peradaban.

Lebih dari seabad lalu, tepatnya pada 20 Mei 1908, lahir organisasi Budi Utomo, yang di masa itu telah menumbuhkan bibit bagi cita-cita mewujudkan kemerdekaan Indonesia. Hari berdirinya Budi Utomo inilah yang kelak menjadi simbol dari Hari Kebangkitan Nasional yang kita rayakan hari ini.

Organisasi Budi Utomo bermula dari sejumlah dokter dan calon dokter di Batavia yang berkumpul mendirikan suatu organisasi modern. Banyak orang menaruh harapan pada organisasi ini dan menganggapnya sebagai motor penggerak gerakan kemerdekaan di tanah Hindia Belanda.

Bahkan Van Deventer, seorang tokoh Politik Etis Belanda, menyatakan: "Sesuatu yang ajaib sedang terjadi, Insulinde molek yang sedang tidur, sudah terbangun". Budi Utomo menjadi awal mula tempat orang belajar dan berdebat tentang banyak hal.
Seperti pentingnya pendidikan barat bagi rakyat Hindia Belanda serta penyebaran pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat tanpa memandang priyayi atau bukan. Dari sana timbul pula pemikiran tentang pentingnya memperluas keanggotaan yang mencakup seluruh rakyat Hindia Belanda.

Saudara-saudari sebangsa dan setanah Air, apa yang telah dirintis Budi Utomo dilanjutkan oleh banyak organisasi lain yang muncul belakangan. Nasionalisme Jawa khas Budi Utomo diperluas menjadi nasionalisme yang mencakup keseluruhan orang-orang di Hindia Belanda. Pendidikan yang hanya ditujukan pada priyayi Jawa diperluas menjadi pendidikan untuk seluruh rakyat Bumiputera.

Perjuangan memajukan kebudayaan Jawa diperluas menjadi perjuangan politik mengusir penjajahan Belanda. Perluasan dari cita-cita yang telah ditumbuhkan oleh Budi Utomo mencapai titik puncaknya pada proklamasi kemerdekaan.

Sebelum Budi Utomo, ada Kartini, perempuan dari kota kecil Jepara, yang mengawali lahirnya gagasan kemerdekaan, kebebasan, kesetaraan, keadilan, persaudaraan dan kemajuan, melalui tulisan-tulisannya yang tersebar ke penjuru dunia. Dialah yang menggodok aspirasi-aspirasi kemajuan di Indonesia untuk pertama kali muncul sejak lebih dari seabad lalu.

Di tangannya kemajuan itu dirumuskan, diperinci, dan diperjuangkan, untuk kemudian menjadi milik seluruh bangsa Indonesia. Ia sadar betul bahwa dalam zaman baru yang modern, peralatan paling mumpuni adalah pendidikan. Pendidikan adalah wahana untuk membebaskan manusia, sekaligus membebaskan bangsa dari belenggu penjajahan. Bagi Kartini, pendidikan merupakan jalan yang dapat menguak horizon dan peradaban baru bagi kaum Bumiputera.

Tabur bunga 
Kemerdekaan dibayangkan Bung Karno sebagai sebuah jembatan emas yang akan membawa bangsa Indonesia menikmati kehidupan sejahtera lahir dan batin di atas tanah sendiri.

Bung Karno juga menekankan bahwa di ujung jembatan emas akan selalu ada kemungkinan yang dapat membawa Indonesia menuju kebaikan ataupun sebaliknya, yang dalam bahasa Bung Karno "bahagia bersama atau menangis bersama".

Adagium di zaman ini jelas, dia yang menguasai teknologi, dia pula yang akan menguasai peradaban. Di titik ini, gambarannya makin jelas, penguasaan atas teknologi merupakan keniscayaan bagi kita untuk menyongsong "Indonesia Emas".

Inovasi teknologi digital bertumbuh setiap hari. Kecepatannya bak lompatan kuantum. Dalam dua dekade terakhir, perubahannya demikian pesat. Teknologi digital, misalnya, telah melesat jauh melampaui bayangan banyak orang. Setidaknya, tak terbayangkan dalam tiga dekade yang lalu, bahwa hari ini akan seperti ini.

Teknologi digital telah menebas banyak keterbatasan manusia. Dunia seakan mengerdil. Semua seperti mendekat, terpampang di depan mata. Jarak bagai tak lagi relevan. Kehadiran visual menyempurnakan kehadiran suara.
Sementara itu, di hadapan kita telah terbentang potensi kekuatan yang siap merambah dunia. Bonus demografi menunjukkan bagaimana 60% penduduk Indonesia dalam dua dekade ini menjadi tenaga usia produktif yang siap mengembangkan inovasi-inovasi baru, bagi kemajuan teknologi dan pertumbuhan ekonomi.

" Sebagaimana telah berkali-kali dinyatakan oleh Presiden Joko Widodo, peluang kita menjadi negara maju ada dalam 10 hingga 15 tahun ke depan dengan memaksimalkan bonus demografi," ucap Wiriya.

Usai menggelar upacara, rombongan Forkopinda melaksanakan ziarah di TMP jl. Imam Bonjol, Kelurahan Lubuk Pakam I-II, Kecamatan Lubuk Pakam. ( Wan)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini