Bawang Merah di Tanah Pahae

Sebarkan:

TAPUT | Sejak tahun 2021 sampai saat ini, Sarulla Operations Ltd (SOL) melalui program CSR (Corporate Social Responsibility) di bidang pertaniantelah mendampingi beberapa kelompok tani didesa terdampak di Kecamatan Pahae Jae dan Kecamatan Julu dalam kegiatan pertanian bawang merah.

Program ini dilakukan bekerjasama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Tapanuli Utara melalui tim BPP (Balai Penyuluh Pertanian) Kecamatan. Dalam pendampingan para kelompok tani ini, pihak SOL membantu mulai dari persiapan lahan, pelatihan, penyediaan bibit, pupuk, dan pestisida yang dibutuhkan selama masa penanaman sampai dengan panen.

Pelatihan dilaksanakan untuk melengkapi pengetahuan, keterampilan dan kemampuan petani dalam pertanian bawang, mengingat pada umumnya para petani di daerah Pahae terbiasa melakukan pertanian padi sawah dan mengelola tanaman dikebun/ladang (tombak) sebagai sumber mata pencaharian utama.

Untuk periode tahun 2023, mulai bulan Juli hingga saat ini SOL melakukan pendampingan 2 kelompok tani dalam kegiatan pertanian bawang merah dengan varitas Batu Ijo yakni kelompok tani Dosroha Nauli di Desa Simataniari Pahae Julu dan kelompok tani Beta Maju di Desa Silangkitang di Pahae Jae dengan total jumlah anggota 32 orang. Kedua kelompok tani menerima bibit bawang sebanyak 2.100 kg dan ditanam di lahan seluas 19.400 m² mulai bulan Desember 2023.

Proses monitoring terhadap dua kelompok dilakukan secara intensif bekerjasama dengan pihak BPP & PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) mulai dari awal sampai pada masa panen di bulan Maret 2024. Kedua kelompok telah berhasil memanen bawang merah sebanyak 3.565 kg. Hasil panen ini dinilai cukup berhasil mengingat kondisi cuaca yang sangat ekstrim dengan curah hujan tinggi selama masa penanaman bawang merah sepanjang akhir tahun 2023 sampai saat ini. Para anggota kelompok telah menjual 2.110 kg dari hasil panen dengan kisaran harga Rp20.000 – Rp30.000 per kilogram dan total hasil penjualan adalah sekitar Rp55.000.000.

Hasil penjualan ini telah memberikan dampak positif kepada kelompok dengan adanya penghasilan tambahan kepada anggota kelompok. Dan sesuai kesepakatan diawal pendampingan bersama dengan kelompok, saat ini petani yang berkomitmen untuk didampingi sedang melakukan penanaman bawang merah tahap 2 dengan memanfaatkan sebanyak 1.455 kg tanaman bawang merah dari hasil panen sebelumnya (tahap-1). Namun tidak semua anggota kelompok melanjutkan penanaman bawang karena tidak semua dapat memenuhi komitmen dan kesepakatan bersama seperti pada saat awal pendampingan.

Keberhasilan kedua kelompok ini telah memberikan inspirasi dan semangat untuk mengembangkan pertanian bawang di daerah Pahae. Sekalipun tetap masih perlu pengkajian lebih lanjut, hal yang dapat dipertimbangkan untuk pertanian bawang merah varitas Batu Ijo ini adalah masa tanam hingga panen tanaman bawang merah terbilang sangat singkat, yakni hanya ± 75 hari saja, ketahanan tanaman di kondisi cuaca dengan curah hujan yang tinggi, sertapermintaan dan harga jual di pasar cukup tinggi sehingga para petani sangat antusias dalam melakukan pertanian bawang merah. Kalau dulu sampai saat ini bawang merah lebih dikenal dan dikembangkan di Kecamatan Muara sebagai lumbungnya komoditi bawang merah di Kabupaten Tapanuli Utara – kini, tanah Pahae juga sudah terbukti memiliki potensi dan peluang untuk pengembangan tanaman bawang merah, tidak hanya komoditi durian atau coklat saja.

Seperti Ibu Nurmince Sitorus, salah satu petani yang didamping CSR SOL dalam pertanian bawang merah – menyampaikan rasa antusias dan optimisnya untuk terus mengembangkan tanaman bawang merah karena sudah merasakan sendiri hasil yang diperolehnya: “Untuk penanaman tahap-2 ini saya sudah menambah luas lahan untuk ditanami bawang merah, di penanaman tahap-1 saya tanam seluas 2 rante (800 m²) saja, tetapi sekarang saya sudah menanam di seluas 2,5 rante (1.000 m²).

"Saya tambah luasnya karena sudah merasakan hasilnya, sangat memuaskan dan menambah sihumisik (keuangan) keluarga.” – pungkasnya. Kamis (25/4/2024).

SOL berharap para kelompok tani dampingan melalui program CSR ini dapat tetap melanjutkan pertanian bawang setelah tahap kedua selesai dilakukan karena dampak positif telah dirasakan secara nyata oleh setiap anggota sehingga kegiatan ini akan berkelanjutan dan kedepannya dapat menjadi salah satu sumber peningkatan ekonomi para petani binaan/dampingan.

(alfredo/edo)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini