Rumor Beredar Harga BBM Pertalite Akan Naik 10.000 Per Liter, Aktivis : Ini Merupakan kebijakan Pemerintah Yang Tak Pro Rakyat

Sebarkan:
Ilustrasi


PADANGSIDIMPUAN
| Rumor beredar Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis pertalite akan mengalami kenaikan. Naiknya harga pertalite menjadi Rp 10.000 per liter, atau meningkat Rp 2.350 dari posisi saat ini Rp 7.650 per liter. 

Dikutip dari berbagai sumber, Menteri Keuangan Sri Mulyani buka-bukaan soal rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi yang bakal diumumkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pekan ini.

Menurutnya para menteri dan lembaga terkait masih membahas kebijakan apa yang tepat untuk diambil mengenai harga pertalite dan solar itu.

Sebelumnya, Sri Mulyani menjelaskan bahwa kondisi saat ini telah melewati berbagai asumsi makro dalam penganggaran subsidi energi. Misalnya, tingkat konsumsi BBM berpotensi menyentuh 29 juta kiloliter, padahal penambahan subsidi menggunakan asumsi 23 juta kiloliter.

Sri Mulyani mengaku telah menghitung proyeksi dampak konsumsi BBM subsidi terhadap anggaran hingga akhir tahun. Menurutnya, jika tidak menaikan harga BBM subsidi khususnya Pertalite dan Solar, harus ada tambahan subsidi sebesar Rp198 triliun. Sedangkan subsidi dan kompensasi energi sudah ditetapkan di Perpres nomor 98 sebesar Rp.502 triliun.

Ia berpendapat kalau tidak menaikkan harga BBM dan tidak dilakukan apa-apa, tidak ada pembatasan, tidak ada apa-apa maka Rp.502 triliun tidak akan cukup.

Menanggapi isu kenaikan harga BBM jenis pertalite ini salahsatu aktivis pemerhati hukum Agus Halawa, SH kepada metro-online.co mengatakan, tentunya menolak dengan tegas jika memang benar isu kenaikan BBM bersubsidi harus dinaikkan harganya

"Mewakili suara rakyat pastinya saya sangat kecewa, sebagai aktivis penyambung lidah rakyat ini merupakan kebijakan pemerintah yang sangat tidak pro rakyat karena sejauh ini masyarakat kalangan bawah Masih tertekan dan terhimpit secara ekonomi akibat pandemi COVID-19 yang melanda negeri ini," ungkap Agus kepada metro-online co, Kamis (25/8/2022).

Menurut dia jika isu ini di paksakan benar, bagiamana nasib jutaan rakyat disana yang nantinya semakin tidak mampu membeli BBM jenis pertalite, dimana BBM bersubsidi ini sudah tidak bisa terlepas lagi dari  aktivitas masyarakat setiap hari demi  kelangsungan hidup.

"Jelas isu kenaikan BBM ini sangat berdampak negatif dan buruk bagi perekonomian masyarakat apalagi sejauh ini masyarakat dalam keadaan sulit, ditambah lagi mata pencaharian dan lapangan kerja semakin sempit dan tipis. Belum lagi Lagi masa sulit waktu pandemi yang baru saja kita lewati bersama," ucapnya

"Maka dari itu jelas dengan tegas bahwa saya bahkan rakyat Indonesia juga menyatakan sikap menolak dengan tegas BBM bersubsidi jenis pertalite 10.000 perliter. Jangan dinaikkan lagi jika bisa ringan beban rakyat ini dengan kebijakan-kebijakan yang positif dan tidak menyulitkan ekonomi rakyat," tambah Agus.

Tidak itu saja, Agus mengatakan seharusnya kebijakan menaikkan harga BBM bersubsidi ini, pemerintah layaknya mengkaji ulang kembali apakah dampak positifnya lebih besar atau dampak negatifnya mungkin yang lebih besar karena akan sangat berpengaruh terhadap masyarakat ekonomi bawah.

"Ingat jika kebijakan pemerintah menghalangi rakyat untuk mencari sesuap nasi, menghalangi anak rakyat kecil dari pelosok negeri untuk mendapatkan pendidikan yang layak maka hanya ada satu kata lawan dan kita harus turun kejalan," pungkasnya.

Sementara salahsatu supervisor SPBU Qalbun Sallim Kota Padangsidimpuan Niko Sandi Pasaribu kepada metro-online.co mengatakan, sampai saat ini kenaikan harga BBM bersubsidi jenis pertalite pihaknya belum menerima informasi dari Pertamina akan ada kenaikan harga.

"Kalau informasi akan ada kenaikan harga BBM informasinya belum ada kita terima, biasanya itu disampaikan lewat WA grop. Tapi kalau isunya akan ada kenaikan harga BBM itu kita ketahui lewat informasi media," jelas Niko, Kamis, (25/8/2022).

Kemudian dikatakan Niko untuk harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi jenis pertalite masih memakai harga lama Rp.7.650 per liter.

Dikutip dari Kontan.co.id, berikut harga BBM untuk daerah Provinsi Sumatera Utara :

Harga BBM Pertalite Rp 7.850

Harga Pertamax Rp 12.750

Harga Pertamax Turbo Rp 18.250

Harga Dexlite Rp 18.150,

Harga BBM Pertamina DEX Rp 19.250.

Harga Biosolar Rp. 5150

(Syahrul/ST).




Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini