Minyak Solar Bersubsidi Langka di Jalinsum

Sebarkan:


MEDAN | Rencana pemerintah menaikan bahan bakar minyak (BBM) khususnya minyak solar memicu aksi penyelewengan meningkat, Selasa (23/8/2022).

Akibatnya, kelangkaan BBM khususnya minyak solar bersubsidi mulai terjadi terutama di sekitar jalan lintas Sumatera (Jalinsum) dan masyarakat diminta hati-hati jika ingin ke luar Kota Medan.

"Aku sarankan jika ingin ke luar kota Medan sebaiknya minyak mobil diisi penuh. Terutama mobil berbahan bakar jenis solar," kata Kondrianto, warga Medan.

Dari pengalaman, masih kata Hendrianto, saat berangkat ke Kabupaten Batubara, Senin (21/8/2022). Pria pekerja pers ini mengaku kesulitan membeli BBM jenis solar mulai dari Tebingtinggi hingga Batubara.

"Minyak di SPBU mulai dari Tebingtinggi hingga Batubara, kosong. Untunglah masih ada satu yang berisi kalau tidak nginap kami di Batubara," ungkapnya.

Hasil investigasi sementara, kelangkaan minyak dikawasan itu lantaran adanya aksi penyelewengan pembelian. 

Aksi pembelian minyak solar bersubsidi oleh orang suruhan para spekulan dilakukan dengan mengunakan mobil L300 atau Eltor, mini bus dan truk yang menggunkan bahan bakar solar.

Modusnya, untuk mobil Eltor dan minibus, pura pura beli solar ke SPBU. Setelah nozel masuk ke dalam tangki mobil, minyak solar disedot dengan mesin ke dalam tangki yang telah disiapkan di dalam bak belakang yang tertutup rapat. 

"Sepintas tidak ada hal yang salah saat mobil Eltor mengisi BBM ke SPBU. Sehingga banyak petugas dan masyarakat yang terkelabui," ujarnya.

Aksi mereka yang terbilang sangat rapi, mengakibatkan satu Eltor bisa mengisi minyak solar ke beberapa SPBU hingga mecapai batas ukuran tangki yang disediakan. 

Sedangkan untuk truk, biasanya dilakukan dengan cara menambah tangki menjadi dua atau merubah ukuran tangki dari biasanya atau telah dimodifikasi.

"Satu Eltor bisa mengumpulkan dan mengangkut dua ton solar dari luar kota. Permainan ini lancar lantaran supir Eltor dan petugas SPBU bekerjasama," ujar Kondrianto.

Selanjutnya, BBM jenis solar bersubsidi tersebut dibawa ke gudang pengumpul atau mafia BBM untuk selanjutnya dijual kepada industri dan kapal ikan yang seharusnya menggunakan BBM solar nonsubsidi

"Pengepulnya banyak di Kota Medan dan biasanya dijual ke industri yang ada di KIM dan kapal ikan di Belawan dengan harga jual satu liter sekitar 8000 rupiah," pungkas Kondrianto. (RE Maha/REM).





Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini