Yuk, Ubah Sampah Organik di Rumah Menjadi Eco-enzyme, Cairan Serbaguna!

Sebarkan:


Penulis : Naomi Cynthia Mempawati  Siringo Mahasiswi Teknik Bioproses, Fakultas Bioteknologi, Institut Teknologi Del

Jika mendengar kata sampah, pasti yang sering terpikirkan adalah bau yang tidak sedap, kotor dan mengganggu pemandangan. Tak jarang sampah juga menjadi sumber penyakit jika tidak segera diolah. Sampah organik adalah sampah yang dapat dengan mudah terurai secara alami. Biasanya sampah organik ini sering menjadi limbah rumah tangga, seperti sayuran dan buah-buahan yang sudah membusuk.  Namun, tidak perlu khawatir, sampah organik tersebut bisa diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat, salah satunya sebagai bahan dasar untuk membuat Eco-enzym.

Apa itu ecoenzym? Eco-enzyme merupakan cairan zat organik yang diperoleh dari proses fermentasi. Eco-enzyme ini berwarna cokelat gelap dan memiliki bau asam. Eco-enzyme pertama kali ditemukan dan dikembangkan di Thailand oleh Dr. Rosukan Poompanvong yang aktif pada riset mengenai enzym selama lebih dari 30 tahun. Berkat penemuannya tersebut, beliau menerima penghargaan dari FAO PBB. Kemudian atas bantuan Dr. Joean Oon, Director of the Centre for Naturopathy and Protection of Families di Penang (Malaysia), berita mengenai manfaat dari Eco-enzyme ini semakin menyebar luas.

Manfaat dari Eco-enzyme ini beragam, diantaranya sebagai pupuk tanaman, cairan pengusir hama, cairan pembersih, dan juga berperan dalam melestarikan lingkungan kita. Pada pembuatan eco-enzym, proses fermentasinya akan melepaskan gas ozon (O3). Gas ozon ini dapat mengurangi kandungan karbondioksida (CO2) di atmosfer sehingga akan mengurangi efek rumah kaca dan global warming. Dr. Joean Oon juga mengklaim bahwa 1 liter larutan Eco-enzym mampu membersihkan 1000 liter air sungai yang tercemar. Banyak sekali kan manfaat Eco-enzym ini?

Untuk membuat Eco-enzym sangatlah mudah, bahkan bisa dibuat sendiri dirumah. Bahan dan alatnya pun sederhana dan mudah didapatkan. Cukup dengan menyiapkan wadah bekas (botol/toples plastik). Bahan yang digunakan yaitu air, gula merah, dan kulit buah yang lunak. Kemudian bahan dicampur dengan rasio 10:1:3. Kulit buah yang bisa digunakan misalnya kulit buah jeruk, jeruk nipis, lemon, apel, mangga, daun pandan, sereh dll. Penggunaan sisa sayur juga bisa. Proporsi yang baik untuk sisa buah:sayur adalah 80:20. Penggunaan sisa sayur yang terlalu banyak akan menyebabkan aroma Eco-Enzyme menjadi kurang segar. Dalam 1 bulan pertama, gas akan banyak dihasilkan dari proses fermentasi. Untuk itu, aduk atau balikkan wadah plastik dan jangan lupa untuk membuka tutup wadah/botol plastik sesering mungkin. Simpan wadah plastik di tempat dingin, kering,

Berventilasi dan hindari sinar matahari langsung serta jangan menyimpannya di dalam kulkas. Fermentasi berlangsung selama 3 bulan untuk daerah tropis dan 6 bulan untuk daerah subtropis. Setelah 3-6 bulan, Eco-enzyme sudah dapat dipanen.

Bagaimana? Sangat mudah dan sederhana bukan membuat Eco-enzym? Setelah mengetahui manfaat dan cara membuatnya yang sederhana, mari kita mengubah sampah organik dirumah menjadi Eco-enzym! (*)


Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini