Dampaknya, selain air merendam puluhan rumah juga mengakibatkan terendamnya ratusan hektar areal sawah milik warga setempat. Sehingga tanaman padi di sawah itu terancam gagal panen.
Dari pantauan, jebolnya tanggul selebar 7 meter ini dikarenakan kondisi benteng yang sudah kritis.
"Jadi ketika hujan deras kemarin malam, debit air sungai yang tinggi langsung menjebol tanggul," kata Donny, warga setempat.
Sejumlah warga turut mengeluhkan dan menyesalkan jebolnya tanggul, karena ini menimbulkan kerugian besar bagi mereka.
Menurut penuturan tokoh masyarakat setempat, Muhammad Nasir Johan, terkait kondisi tanggul itu sebelumnya sudah beberapa kali diajukan warga agar diperbaiki dan dibangun secara permanen kepada pihak Balai Wilayah Sungai (BWS) II Sumut.
Bahkan, sejak tahun 2010 sudah diajukan melalui DPRD, namun tidak pernah kunjung terealisasi secara permanen.
"Langkah perbaikan tanggul itu dilaksanakan hanya sebatas mengeruk tanah untuk kedalaman alur sungai. Lalu tanah hasil kerukan itupula yang ditimbun ke badan tanggul. Sehingga membuat tanggul dipenuhi sampah bekas kerukan," ujar Nasir.
Terkait masalah ini, warga meminta kepada Pemprov Sumut melalui BWS II untuk segera melakukan perbaikan total, agar dampak banjir akibat jebolnya tanggul semakin meluas.
Warga juga meminta Plt Wali Kota Medan turut melakukan gerakan antisipasi melalui pengerahan aparatur kecamatan, apalagi luapan mengarah ke Kelurahan Tangkahan dan Besar, Kecamatan Medan Labuhan. (Mu-1/Sdy)
