Pandemi Covid-19, Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Deliserdang Menurun

Sebarkan:


DELISERDANG | Masa pandemi Covid-19 sangat memukul perekonomian nasional, tak terkecuali Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara. Kabupaten Deliserdang selama ini memiliki penghasilan ekonomi dari sejumlah sektor yang cukup besar baik dari segi industri, pertanian, peternakan, pariwisata, UMKM, transportasi dan beragam lainnya.

Namun berbagai lini sektor ekonomi tersebut yang mendorong dan mendongkrak kemajuan ekonomi masyarakat tersebut sempat terpukul akibat Pandemi Covid-19. Aktivitas masyarakat sempat lumpuh meski kini mulai merangkak naik kembali.

Dari data terakhir oleh Balai Pusat Statistik Kabupaten Deliserdang pada April dan Mei 2020 dirilis pada bulan Juni 2020 menyebutkan, pertumbuhan ekonomi kabupaten Deliserdang mengalami penurunan dari tahun sebelumnya.

Pada Mei 2020 Medan Inflasi sebesar 0,42 persen, dengan nilai tukar petani sebesar 104.50 persen. Sedangkan jumlah wisatawan mancanegara Sumatera Utara pada April 2020 sebanyak 17 kunjungan dan pada bulan Mei tahun 2020 hanya 1 kunjungan wisman.

Untuk ekspor Sumut mengalami penurunan sebesar 6,85 persen sedangkan impor mengalami kenaikan dibulan April 2020 sebanyak 4,64 persen dan untuk bulan mei 2020 ekspor Sumut mengalami penurunan kembali sebanyak 13,10 persen dan Impor juga turun sebanyak 24,01persen.

Sementara untuk Nilai tukar petani Sumut sebesar 105,13 persen pada bulan Juni 2020 dan Medan Deplasi sebesar 0.09 persen .

Menurut Kepala BPS Kabupaten Deliserdang Sawal Naibaho, Jumat (14/8/2020) diharapkan tentunya pada tahun berikutnya keadaan ekonomi masyarakat dan lini sektor ekonomi Kabupaten Deliserdang dapat kembali pulih dan kini sudah tampak merangkak naik.

Untuk diketahui, berdasarkan hasil survei BPS Kabupaten Deliserdang pada tahun 2018 lalu jumlah masyarakat kabupaten Deliserdang sebanyak 2.155.625 orang dengan rincian pria sebanyak 1.84.625 dan wanita sebanyak 1.070.946 orang.

Berdasarkan rilis BPS pusat sebelumnya terkait laporan ekonomi Indonesia triwulan II 2020, terjadi kontraksi pertumbuhan ekonomi hingga -5.32% (y-o-y). Sementara, perbandingan antar kuartal (Q2 2020-Q1 2020) mencapai -4.19%. Sementara, perbandingan semester I (y-o-y) mencapai -1.26%. Bidang usaha dengan penurunan pertumbuhan paling signifikan antara lain sektor transportasi dan pergudangan (-30.84%), akomodasi dan makanan minuman (-22.02%), jasa (-12.60%), dan perdagangan (-7.57%). Sementara, sektor lain yang juga mengalami pertumbuhan negatif antara lain industri, konstruksi, pertambangan, administrasi pemerintahan, dan energi.(wan)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini