Dikatakannya, Keberadaan BUMDes sebagai badan usaha yang bersifat sosial diharapkan menjadi penggerak utama dalam menjembatani upaya penguatan ekonomi dan kegiatan yang menunjang partisipasi masyarakat di pedesaan.
Pendirian BUMDes adalah salah satu upaya pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan dilakukan dengan memberikan keputusan bagi pemerintah yang berada di desa.
BUMDes sendiri merupakan badan usaha yang seluruh atau sebagian permodalannya berasal dari Desa. Modal yang disisihkan nantinya bisa dimanfaatkan untuk menciptakan lapangan pekerjaan ataupun meningkatkan pelayanan masyarakat yang baik.
Maka, Peranan BUMDes ini sangat berarti bagi kesejahteraan masyarakat Desa. Sehingga, Disini sangat penting diharapkan peranan warga bahu - membahu dalam membangun BUMDes. Tetapi sangat jauh berbeda pada BUMDes yang dimiliki Desa Singali, Kecamatan Padangsidimpuan Utara.
Salahsatu pengurus BUMDes kepada metro-online, Selasa,(18/08/2020) menyampaikan rasa kekecewaannya, Karena BUMDes yang hampir dua tahun tersebut dikelola sangat jauh dari harapan. Dimana kata dia, Banyak masyarakat desanya yang mengambil bahan kebutuhan pertanian seperti pupuk, Obat - obatan dan keperluan pertanian lainnya tidak membayar kewajibannya di BUMDes.
"BUMDes yang sudah kita kelola tidak berjalan seperti yang diharapkan, banyak warga yang mengambil pupuk dan obat - obatan di BUMDes ini, Tetapi setelah mereka panen kebanyakan mereka enggan dan malas untuk membayar kewajiban mereka ke BUMDes. Kalau tidak ada kesadaran untuk membayar hutangnya di BUMDes, Bisa rugi dan BUMDes ini akan terancam tutup karena modalnya tidak dikembalikan," ungkap salahsatu pengurus BUMDes Singali yang tidak mau dipublikasikan namanya.
Menanggapi hal tersebut, Kadis PMD Kota Padangsidimpuan Syafaruddin Harahap menyampaikan, Perlunya peranan dan kesadaran masyarakat Desa dalam membangun BUMDes serta perlunya diberikan dukungan moral kepada masyarakat Desa agar mengerti apa itu BUMDes.
"Ini artinya semangat pengurus sudah ada, Buktinya adanya penyertaan modal namun yang menjadi kendala adalah masyarakat yang tidak menunaikan hutangnya. Itu artinya relis perlu kesadaran masyarakat mengembalikan hutangnya untuk menghidupkan BUMDes kembali," terangnya Syafaruddin.
Kemudian, Syafaruddin juga menyebutkan adanya beberapa keuntungan jika pengelolaan BUMDes berjalan lancar. Salah satunya adalah meningkatkan pendapatan Desa itu sendiri.
"Pendapatan inilah yang menjadikan desa lebih mudah mengupayakan pembangunan tanpa bergantung pada pemerintah. Jika dijabarkan, keuntungan yang utama jelas membantu masayarakat setempat dalam meningkatkan perekonomian. Betapa tidak, Masyarakat yang semula tidak produktif terbantu dengan adanya badan usaha ini, kembali disini penting kesadaran warga dalam membangun BUMDes," jelas Kadis bermarga Harahap ini.
Disamping itu, Pihaknya juga berharap agar pengurus BUMDes tetap solid untuk mengembangkan usahanya dengan berbagai inovasi .
"Karena kalau BUMDes -nya maju kita akan dorong suapaya Kemendes memberikan bantuan, Disamping itu kami juga mengingatkan agar warga yang memiliki hutang segera membayar kewajibannya kepada BUMDes, Supaya BUMDes bisa terus dimanfaatkan demi kesejahteraan masyarakat Desa," tegas Syafaruddin. (Syahrul/Ginda)
