Testimoni CDOB Medan Utara, PMMU Perlombakan Karya Tulis

Sebarkan:


BELAWAN - Testimoni calon daerah otonom baru (CDOB) Medan Utara secara serius kembali digulirkan Presedium Masyarakat Medan Utara (PMMU) dengan diskuksi melibatkan Akademisi, Yudikatif, Eksekutif dan Legislatif.

Pendiri PMMU, Saharuddin, Minggu (1/9/19), mengatakan, testimoni CBOD digelar dengan diskusi, akan diisi kegiatan perlombaan karya tulis tentang kesaksian Medan Utara saat ini.

Bentuk testimoni atau pernyataan ini akan menggambarkan tentang kesaksian warga masyarakat Medan Utara dari semua kalangan dan latar belakang perlu kita dokumentasikan dalam bentuk pendapat publik. Sebab, adanya kesenjangan dan rendahnya perhatian steakholder (perencana dan pelaksana kebijakan ) mengesankan bahwa pembangunan wilayah Medan Utara, seolah tidak pernah menjadi skala prioritas sejak H.Bachtiar Jafar pensiun dari Walikota Medan.

"Gagasan percepatan pembangunan tak kunjung direalisasi, diantaranya Belawan Waterpon City, Tanggul penyangga banjir ROB, Medan Islamic Centre (MIC), Jalan Lingkar Utara, Kawasan Ekonomi Khusus Seruwai, Penataan Objek Wisata Danau Siombak dan Situs Kota Cina seluruhnya berjalan lamban tanpa batas penantian," ungkap Saharuddin.

Ironinya, kata Tokoh Masyarakat Medan Utara ini, untuk mendapatkan fasilitas infrastruktur memadai saja warga Medan Utara harus bertarung dengan turun kejalan, begitu banyak contoh kasus yang dapat kita tarik kebelakang, misalnya, bagimana warga harus memblokir jalan untuk perbaikan jalan titipahlawan, robohnya jembatan titi dua sicanang dan sekarang terbengkalai, polemik pasar marelan yang tak jua mengurai kemacetan, jalan pancing martubung yang kupak kapik akibat terabaikannya tataruang, lampu jalan dan pengangkutan sampah yang minim, hutan mangrove yang kian habis mengakibatkan banjir semakin meluas, reklamasi pantai Belawan yang tak terbendung, hasilnya menyisakan konflik distribusi dana tali asih bagi mereka yang terdampak, serta masih banyak lagi masalah-masalah sosial yang menjadi potret buram di medan utara.

"Potensi yang ada seperti daerah padat industri, megahnya BUMN Pelindo I Belawan, KIM Mabar, Pelabuhan Perikanan Gabion Belawan dan lain-lain tak berbanding lurus dengan angka pengangguran yang makin tinggi, Pengelolaan CSR cenderung tidak transparan sehingga tidak jadi solusi, ketersediaan lahan yang memadai, wilayah laut dan areal tangkap yang mudah di akses seakan belum mampu di eksplorasi untuk kesejahteraan warga Medan Utara. dan peningkatan ekonomi pun Cuma jargon-jargon," cetusnya.

Hampir 15 tahun, lanjut Pemerhati Kebijakan Publik ini, masyarakat Medan Utara terpolarisasi dengan wacana Pemekaran atau Pembentukan Calon Daerah Otonom Baru (CDOB). Selama tiga musim Pemilu dan Pemilukada itu, seolah daerah ini hanya menjadi komoditas politik bagi petarung yang meng-asumsikan bahwa Medan Utara adalah lumbung suara yang harus dikuasai. “entah apa dan siapa yang harus disalahkan”?.

Dinamika dan resistensi berada dalam satu ruang pertarungan bagi pegiat-pegiat sosial maupun anak-anak Medan Utara yang jujur melihat ketimpangan terjadi. Perbedaan cara pandang menghadapi persoalan yang akut itu tak mampu merekatkan ide dan gagasan untuk memisahkan diri, dan akhirnya semangat meleleh karena tak kuasa menembus benteng birokrasi dan regulasi yang begitu kokoh.

Bahkan, musim Pemilu Legislatif 2019 sudah usai, kita semua punya catatan siapa wakil-wakil kita nanti dari mulai DPRD Kota, DPRD Provinsi maupun DPR/DPD RI, Namun apakah kelak setelah dilantik komitmen mereka akan luntur pada rakyat disebabkan loyalitasnya pada partai dan pemerintah lebih mengental? “hanya waktu yang bisa menjawab”.

Karena, hampir mustahil percepatan pembangunan atau Pembentukan CDOB akan bisa diwujudkan kalau mereka tidak menggunakan hak-hak politik nya secara benar dan penuh untuk cita-cita besar ini.

Momentum Pilkada Medan 2020 nanti juga menjadi bahagian paling penting bagi Warga Medan Utara untuk menentukan sikap dan pilihan politik, karena pintu masuk pertama dalam proses berjenjang jalan pemekaran itu adalah syarat adminsitratif berupa rekomendasi kepala daerah kepada DPRD. dan siapa calon yang mau berkomitmen untuk merekomendasikan Pembentukan CDOB ini. “Itulah harapan kita.”

Dengan adanya Presidium Masyarakat Medan Utara (PMMU) yang dideklarasikan pada 31 Agustus 2006 lalu mengajak Mayarakat untuk menulis dan mengirimkan TESTIMONI sebagai bahan refleksi kita bersama.

"Kita akan menyaring 10 Testimoni terbaik, diharapkan menjadi bahan diskusi dan masukan bagi semua pihak termasuk Akedemisi, Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif nantinya," tutup Saharudin. (mu-1)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini