Atlet Squash Sumut Fokus Pelatda Penuh PON 2024

Sebarkan:


Atlet squash sumut

MEDAN | Para atlet squash Sumut sudah memasuki pelatda penuh yang dilakukan PB PON Wilayah Sumut/Disporasu. Para atlet menginap di Hotel Miyana Jl. H Anif.

“Lokasi hotel dekat dengan lokasi latihan di Kompleks Perumahan Cemara Hijau,” ungkap Sekretaris Umum Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Squash Indonesia (PSI) Sumatera Utara, Amansyah, Senin 19 Agustus 2024.

Tim squash PON 2024 Sumut terdiri dari delapan atlet. Tiga di antaranya saat ini berlatih di Malaysia.

Ke-delapan atlet itu terdiri dari enam putra dan dua putri. Mereka adalah Eri Setiawan, M. Wahyu Hidayah Nasution (pelatihan di Malaysia), Agung Setiawan, Jeri Sinurat, M. Syahrul, M. Fahrezi. Sementara itu untuk putri ada Fadhillah Aulia (latihan di Malaysia), dan Nathalia Natasya.

Hingga kini, venue pertandingan Squash belum rampung dibangun. Hal ini menurut Amansyah, cukup merugikan tuan rumah yang seharusnya punya kesempatan lebih banyak untuk uji lapangan.

“Arena pertandingan belum bisa (dipergunakan), karena baru hari ini (Senin 19/8) mulai dikerjakan pemasangannya,” jelas dosen FIK UNIMED tersebut.

Untuk saat ini, mereka memanfaatkan sarana yang ada di Perumahan Cemara Hijau.

"Untuk latihan kita masih tetap di Cemara dengan 12 sesi latihan perminggunya," paparnya.

Namun di luar kendala itu, Amansyah menegaskan kondisi para atlet baik mental maupun fisik cukup baik. 

“Di luar (kendala) itu semua masih bisa berjalan dengan baik,” tegas Amansyah yang menangani tim bersama Rusli.

"Saat ini kita fokus pada latihan teknik dan gamer fisik tinggal 20 ℅ saja," tambahnya.

Amansyah dan Rusli yang merupakan alumni atlet squash PON Sumut yang tampil pada edisi 1996 dan PON 2000 di Surabaya, telah mempersembahkan dua medali perunggu. Kini, mereka berharap dapat mengulangi prestasi tersebut dengan membawa pulang medali emas pada PON 2024.

Untuk PON 2024, target mereka adalah dua medali emas di beregu campuran dan ganda campuran.

Dalam keterangannya pada bulan Juli 2024 lalu, Amansyah mengungkap kalau para atlet kini tidak lagi fokus latihan fisik.  

Sejak dua bulan jelang PON, hanya 30 persen latihan fisik, selebihnya mengasah teknik. 

“Teknik itu yang kami poles, kemudian pemantapannya itu latihan game-game seperti ini, mana yang kurang terus kami evaluasi, kami perbaiki,” ujarnya.

Amansyah juga menegaskan para atletnya tidak lagi melakukan try out atau uji tanding. Sementara 3 atlet yang berlatih di Malaysia akan bergabung di Medan pada 3 September mendatang.

Amansyah mengakui bahwa squash di Indonesia, termasuk di Sumut, masih menghadapi tantangan minimal kompetisi dan fasilitas.

“Di Sumut cuma yang ada (fasilitas squash) di Cemara Hijau, kondisi yang ada kita maksimalkan. Delapan atlet kalau latihan semua di sini frekuensi latihan berkurang. Makanya semampu kami, yang bisa, kami kirim ke luar (Malaysia). Kami ikut gabung dengan latihan, kami ikut gabung dengan pelatih di sana,” tuturnya.

Amansyah pun menjelaskan bahwa tiga atlet mereka berlatih di Sports Center atau Komplek Sukan di Seremban, Negeri Sembilan, Malaysia, wilayah yang memiliki atlet squash terbaik tidak hanya di Asia, bahkan dunia.

“Di Malaysia itu untuk tingkat Asia Tenggara bahkan Asia, Malaysia termasuk negara dengan squash yang terkuat. Beberapa kali SEA Games itu Malaysia tetap mendapatkan medali emasnya. Ada juga pemain Malaysia itu sudah berada di rangking dunia, bahkan 8 kali juara dunia di kategori putri dari Malaysia. Atlet-atlet Malaysia sudah menjadi profesional, bermain di kejuaraan dunia. Asia Tenggara ini ibaratnya Malaysia 'kiblat' squash,” ujarnya. (ka)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini