Stabilitas Hasil Pertanian Di Deliserdang Masih Stabil, Ini Tanggapan Dinas Pertanian

Sebarkan:

Ilustrasi Petani sedang menyemprot hama 
DELISERDANG | Curah hujan yang tinggi beberapa bulan kemarin kini berangsur normal. Distribusi hasil pertanian dari sejumlah daerah penghasil sayuran dan bahan pangan lainnya berangsur normal.

Cuaca ektsrem sebelumnya mengakibatkan banjir di sejumlah Kecamatan di Deliserdang diantaranya, Kecamatan Sunggal, Hamparan Perak, Labuhan Deli, Batang Kuis, Tanjungmorawa, Lubukpakam, Pantai Labu, Beringin dan beberapa Kecamatan lain.

Kepala dinas Pertanian, Rahman Saleh Dongoran, melalui Kabid Tanaman Pangan Abdul Latif  mengatakan kalau terkait Ancaman gagal panen yang  terjadi di beberapa wilayah di Indonesia dari faktor cuaca maupun serangan hama pasti ada cuma jumlahnya kecil. 

Untuk antisipasi, Dinas Pertanian menyarankan para petani ataupun keplompok tani berkordinasi dengan PPL yang ada.

"Penyebab penurunan hasil panen banyak faktor selain cuaca. Baik dari bibit, proses perawatan dan faktor kesuburan tanah. Bagaimana meningkatkan kalium tanah untuk memperoleh hasil panen yang baik, dan saat ini sudah normal," ujar Abdul Latif, Rabu 18/1/2023.

Sebelumnya, Kepala Dinas (Kadis) Pertanian Pemkab Deliserdang, Rahman Saleh Dongoran menyebut sekira 20 hektare persawahan padi di wilayah itu mengalami penurunan produksi. Rahman pun menepis isu gagal panen terjadi pada ratusan hektare di Desa Serba Jadi tersebut.

Pihaknya mencatat penurunan produksi itu bekisar 3 ton, yang semula petani bisa memanen sampai 7 ton, namun kali ini hanya memetik hasil seberat 4 ton.

"Ada sekitar 20 hektare (penurunan produksi). Biasa 6 sampai 7 ton, ini kurang dari lima ton," kemarin sekitar bulan Oktober 2022," ungkapnya.

Dongoran menjelaskan penurunan produksi itu terjadi usai pertumbuhan tanaman padi mengalami keterlambatan. Alhasil, fisik padi terlihat keropos.

Dia menyebut pihaknya yang melakukan uji laboratorium mendapati salah satu penyebab padi menjadi keropos. Diantaranya ditemukan ketidakseimbangan unsur tanah di lahan persawahan tersebut.

"Kemarin langsung dibawa sampelnya ke laboratorium. Hasilnya, unsur nitrogen tanahnya terlalu tertinggi, untuk unsur fosfornya sedang, sedangkan kaliumnya itu rendah," terangnya

Kabupaten Deliserdang sendiri menjadi sentra produksi padi di Provinsi Sumut. Tercatat, ada 33.920 hektare persawahan padi yang tersebar di 22 kecamatan, 394 desa di Kabupaten Deli Serdang. Padi yang nantinya sudah menjadi beras itu selain untuk memenuhi kebutuhan Kabupaten Deli Serdang juga didistribusikan ke Kota Medan.

Menurut Dongoran, penurunan produksi khususnya terhadap persawahan padi kerap menjadi permasalahan utama Pemkab Deli Serdang dan para petani. Selain keterbatasan alat pertanian, penurunan produksi padi juga bisa melanda ketika musim penghujan tiba.

"Prinsipnya kita Pemerintah Kabupaten Deliserdang, bagaimana petani kita ini seluruhnya bisa tertolong. Apalagi dari sektor kurangnya mesin pertanian, kita tetap berupaya mengatasi permasalahan penurunan produksi padi," ujarnya.

Sementara itu menurut Sekertari Disperindag Deliserdang, Afwan menyebutkan singkat, bahwa ketersediaan stok dan stabilitas harga kebutuhan pokok masyarakat saat ini di Kabupaten Deliserdang masih normal. Begitu juga stabilitas harga bahan kebutuhan pangan masyarakat.

" Masih stabil. Namun untuk data boleh kekantor minta kepada Kabid ada datanya semua," ungkap Afwan singkat.( Wan)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini