Panel Survey Indonesia Rilis Opini Publik Terbaru, Kejaksaan Tempati Posisi Puncak Pemberantasan Korupsi

Sebarkan:

 


Ilustrasi foto. (MOL/Ist)



JAKARTA | Panel Survey Indonesia (PSI) pekan kedua September 2022 ini baru saja merilis opini publik terbaru di antaranya terhadap semangat aparat penegak hukum dalam pemberantasan tindak pidana korupsi.


Survey yang dilakukan mulai 26 Agustus hingga 10 September 2022 terhadap 1.580 responden sudah berusia 17 tahun keatas dari 302 kabupaten/kota di 34 provinsi di Tanah Air.


Terkait pemberantasan tindak pidana korupsi (tipikor), opini masyarakat tergambar hanya 40,6 persen responden saja yang puas dengan kinerja pemerintah di era Presiden  Jokowi. Sebanyak 52,7 persen tidak puas dan selebihnya 6,7 persen  tidak memberikan jawaban.


Namun demikian, opini publik dalam menilai kinerja institusi penegak hukum dalam melakukan pemberantasan tipikor, institusi Kejaksaan RI menempati puncak.


Hasil survei PSI menunjukan sebanyak 87,7 persen menyatakan puas terhadap kinerja kejaksaan dalam melakukan pemberantasan Korupsi.


Disusul oleh Polri sebanyak 73,8 persen yang menyatakan puas, sebanyak 67,2 persen puas dengan institusi pengadilan dan  sebanyak 53,7 persen puas dengan kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).


Situasi Ekonomi


Selain itu PSI juga merilis opini oublik tentang situasi ekonomi masyarakat di masa pandemi Covid-19 dan terkait kondisi krisis ekonomi dunia dan tahun 2023 mendatang.


Hasil survei PSI  mempertegas di mana  57,6 persen  responden mengakui bahwa situasi ekonomi mereka perlahan mulai membaik. Bahkan sejak pandemi Covid-19.


Mereka berhasil membangun kebiasaan positif baru yaitu berani berbisnis dan mempelajari keterampilan yang terkait dengan dunia bisnis dan digital yang diperoleh dari Program Prakerja.


Sedangkan sebanyak 32,6 persen mengaku keadaan ekonomi mereka belum atau kembali sebelum adanya dampak pandemi Covid-19  membaik. Selebihnya yakni 9,8 persen menyebutkan ekonomi mereka memburuk karena sumber pendapatan mereka hilang akibat pemutusan hubungan kerja (PHK) dan usahanya tutup .


Hasil survei juga menunjukan bahwa para ibu di Indonesia menunjukkan bahwa peran ibu rumah tangga pada ketahanan keluarga sangat besar, sehingga banyak keluarga di Indonesia bisa melewati masa pandemi dengan baik. dimana persentase ibu rumah tangga  yang harus bekerja atau berbisnis untuk mendukung keuangan keluarga terbilang cukup tinggi hingga mencapai 42,7 persen.


Terkait kondisi krisis ekonomi dunia dan tahun depan diprediksi keadaan ekonomi sulit serta rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), tarif dasar listrik (TDL) dan LPG  hasil  survei menunjukkan, meski merasakan dampak tersebut, masyarakat  optimistis tahun depan kondisi ekonomi nasional membaik.


Sebanyak 78,9  persen responden  menilai kondisi ekonomi nasional tahun depan akan lebih baik ketimbang tahun ini.dan Jauh lebih banyak dibandingkan yang mengatakan lebih buruk atau jauh lebih buruk. Sebanyak 14,7 persen di antaranya tidak memberikan jawaban. (ROBS/Int)




Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini