Pelajar Sekolah YP Fauzan Al Islamiyah Olah Limbah Jadi Kerajinan Berkualitas Tinggi

Sebarkan:

KREATIF: Para pelajar Madrasah Ibtidaiyah Swasta Fauzan Al Islamiyah Marindal saat mengolah limbah kulit mahoni menjadi barang kerajinan berkelas. 


MEDAN | Walau minim sarana dan prasarana, Madrasah Ibtidaiyah Swasta Fauzan Al Islamiyah Marindal yang beralamat di Jalan Sari Gang Teratai Marindal, Kecamatan Patumbak, Deliserdang, Sumatera Utara terus berbenah dan menciptakan kreasi.

Terkini, anak-anak sekolah dasar yang menuntut ilmu di yayasan tersebut berhasil membuat hasil karya cipta yaitu kerajinan bernilai tinggi. 

Kerajinan tersebut yakni menyulap limbah kulit mahoni menjadi setangkai bunga dengan kelopak yang indah.

Hasil kerajinan tangan ini sekarang mulai dijual dan diperkenalkan kepada masyarakat.

Kelopak bunga yang indah yang dibuat dari bahan dasar buah mahoni ini dikenal dengan nama latinnya swietenia macrophylla king. 

Keindahan diperindah dengan berbagai tambahan ornamen yang semuanya berasal dari limbah seperti rumput baldu, buah cemara kering, ranting kayu pohon petai China dan lain lain.

Sedangkan peralatan yang digunakan lem acrilyc, pisau cutter, gunting kecil, kertas ampelas, dan cat pengkilap.

Kepala Sekolah  Rabitha Rahmi Nasution,S.Pd.I mengatakan, di masa pandemi ini, para anak didik diajak berkreatifitas agar lebih siap menghadapi tantangan ke depan.

“Kerajinan ini timbul saat kulit mahoni yang tercecer dianggap tidak berguna. Kemudian kita latih anak didik merangkainya menjadi kelopak bunga dan lainnya,” ujarnya.

Tambah Rabitha guna meningkatkan kreatifitas bagi pelajar pihaknya mengusung visi dan misi menjadikan siswa/siswi yang kreatif, inovatif, solutif dan peduli dengan lingkungan.

"Kita ingin menciptakan pelajar pelajar unggul dengan meningkatkan kreatifitas dan inovatif di sekolah," tambahnya.

Rabitha menjelaskan, selain menciptakan kreatifitas di sekolah, para pelajar yang didukung proses belajar yang ketat akan menjadikan anak didik yayasan dapat bersaing dengan pelajar-pelajar lainnya di Kota Medan, Sumut dan nasional.

"Intinya, kami sangat mengharapkan pelajar dari yayasan ini dapat diandalkan dan berdaya saing hingga ke tingkat nasional," tambahnya.

Sejak berdiri tahun 2001, Rabitha menjelaskan mereka harus berjuang keras membesarkan sekolah tersebut. 

Walau minim fasilitas dan sekolah sering banjir mereka  tetap bersemangat, hanya satu tujuan menjadikan pelajar pintar dan siap bersaing.

“Kadang kami belajar di atas banjir bang, tetapi tak menyurutkan semangat para guru dan pelajar. Kami sangat berharap dukungan dan bantuan pihak agar lebih siap menghadapi tantangan," jelasnya.  (ka) 

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini