Kerja Bareng Program Kartu Prakerja dan BP2MI Rangkul Purna Pekerja Migran Indonesia

Sebarkan:


JAKARTA |
Gebrakan baru dibuat Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja dan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) untuk lebih memperkenalkan Program Kartu Prakerja kepada Purna Pekerja Migran Indonesia (Purna PMI).

Langkah awal terobosan kedua pihak dilakukan dengan menggelar Training for Trainers (TOT) Program Kolaborasi Kartu Prakerja untuk Purna PMI di Jakarta, Kamis, 3 Juni 2021.

“Kita di sini hadir untuk membantu saudara-saudara kita Purna PMI yang membutuhkan bantuan di tengah ketidakpastian ekonomi akibat pandemi dan harus pulang dari negara tempat bekerja ke tanah air,” kata Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari.

Menurut Denni, para Purna PMI ini perlu dibantu untuk mendapatkan mata pencaharian baru. Di ekosistem Prakerja terdapat berbagai jenis pelatihan, mulai dari pertanian, nanny sampai dengan kewirausahaan. Persoalannya, diantara Purna PMI ada yang memiliki keterbatasan literasi digital, sarana, maupun prasarana untuk mendaftar dan mengikuti pelatihan online Prakerja.

“Untuk itu, kami mendukung pelatihan pendaftaran Program Kartu Prakerja bagi pegawai BP2MI Pusat yang nantinya akan menjadi pelatih bagi staf di 92 UPT BP2MI yang akan menjadi garda terdepan layanan kepada Purna PMI,” ungkapnya.

Doktor ekonomi lulusan University of Colorado at Boulder Amerika Serikat ini memaparkan, apapun status dan sektor pekerjaan kita, penganggur atau bukan, semua membutuhkan multiketerampilan atau skills. 

“Seorang wirausaha pun perlu tahu pemasaran, know how to produce, marketing, keuangan, dan lain-lain. Keterampilan harus terus kita update dan upgrade karena tantangan kerja akan terus berubah,” tegasnya.

Di ekosistem pelatihan Kartu Prakerja menyediakan berbagai pelatihan, baik hard skill atau technical skill, maupun soft skill, yang dapat dipilih sendiri oleh para penerima Kartu Prakerja sesuai minat, bakat, dan kebutuhan peserta, termasuk bagi Purna PMI.

“Ada 1.561 pelatihan dari 179 lembaga pelatihan di ekosistem Kartu Prakerja yang bisa dipilih untuk menjadi pekerja atau karyawan, maupun wirausaha,” kata Denni.

Deputi Ekonomi Kepala Staf Kepresidenan 2015-2020 ini menekankan bahwa pelatihan di Kartu Prakerja dinilai sangat bagus berdasarkan rating dan ulasan dari para peserta yang jumlahnya mencapai 8,2 juta orang. 

“Rating pelatihan di ekosistem Kartu Prakerja 4,8 dari skala 5. Survei Cyrus Network pada Mei 2021 menyebutkan 98,7 persen responden merasa mendapat manfaat dari pelatihan Kartu Prakerja. Survei ini juga mengungkapkan bahwa 92,6 persen penerima Kartu Prakerja merasa bahwa ilmu yang didapatkan dalam pelatihan Kartu Prakerja bisa diaplikasikan di tempat kerja atau tempat usaha,” urainya.

Selain itu, tambah Denni, hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Februari 2021 dari Badan Pusat Statistik yang baru dirilis Mei lalu menyebut bahwa 90,97 persen penerima Kartu Prakerja menganggap program ini dapat meningkatkan keterampilan kerja mereka. “Hasil survey evaluasi ini semestinya bisa menjadi bukti bagi mereka yang masih sangsi terhadap kualitas pelatihan online Prakerja,” tuturnya. 

Pada kesempatan yang sama, Kepala BP2MI Benny Rhamdani berterima kasih pada Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja atas ikut sertanya 110 ribu Purna PMI sebagai penerima Kartu Prakerja pada tahun 2020.

BP2MI juga memberikan penghargaan tinggi atas respon cepat Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja atas permintaan dukungan BP2MI untuk penyediaan counter layanan langsung Program Prakerja kepada Purna PMI melalui TOT kepada SDM BP2MI serta sharing data NIK penerima Kartu Prakerja yang berasal dari Purna PMI untuk program pemberdayaan lanjutan bagi mereka. 

“Penyediaan layanan langsung pada Purna PMI di seluruh UPT BP2MI dan titik layanan lain memiliki arti strategis bagi BP2MI yang dituntut memberikan layanan terbaik mendekat kepada masyarakat,” kata Benny. 

Ditambahkannya, layanan ini sangat disyukuri karena langsung menyentuh kepada para Purna PMI terutama karena mereka tidak mengetahui adanya kesempatan meningkatkan kompetensi dan mendapatkan dana insentif melalui ikut serta dalam program prakerja. 

“Juga karena adanya keterbatasan literasi digital untuk melakukan pendaftaran dan tahapan program berikutnya, serta kendala keterbatasan infrastruktur teknologi digital,” terangnya. 

Benny mendukung program ini karena semakin menyempurnakan Purna PMI sebagai sosok mandiri secara ekonomi. Ia memaparkan, saat ini ada 9 juta orang Pekerja Migran Indonesia, dengan baru 3,3 juta orang PMI yang terdata by name by address. Menurut Benny, para Pekerja Migran Indonesia memberikan remiten sumbangan devisa setidaknya Rp 159,6 triliun setiap tahunnya.

“Para Pekerja Migran Indonesia merupakan pahlawan devisa yang layak mendapat perlakuan hormat negara. Pelatihan seperti ini adalah bagian dari perlakuan hormat kita pada PMI,” tegasnya.

Benny berharap dalam bulan Juni 2021 minimal sudah ada lima Counter Layanan Prakerja dapat beroperasi melayani masyarakat, khususnya bagi Purna PMI.

Counter-counter layanan ini nantinya memberi fasilitas pendampingan sejak pendaftaran, pembelian pelatihan, pelaksanaan pelatihan sampai dengan penerimaan insentif Program Kartu Prakerja. 

Selain itu, Counter Layanan Prakerja juga disiapkan untuk memberikan kegiatan pemberdayaan lanjutan BP2MI serta layanan konsultasi pasca mengikuti Program Kartu Prakerja.

“Kami menargetkan, dengan adanya Counter Layanan Prakerja ini setidaknya bisa menjangkau penerima Program Kartu Prakerja dari kalangan Purna PMI sebanyak 110 ribu orang, atau minimal sama seperti jumlah peserta tahun lalu,” pungkas Benny.(alois)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini