Sudah Saatnya Tapanuli Raya Memiliki Perguruan Tinggi Negeri

Sebarkan:

 


Oleh : Alfredo Sihombing Alumni Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri (STAKPN) Tapanuli Utara

TAPUT | Secara historis dan adat istiadat Kawasan Tapanuli Raya (Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Tapanuli Tengah, Kodya Sibolga, Kabupaten Toba, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Samosir, dan Kabupaten Dairi) ini dipersatukan dalam satu keresidenan. Seluruh Kawasan Tapanuli Raya tersebut harus menyamakan persepsi dan bergerak maju secara bersamaan sehingga percepatan
pembangunan dapat tercapai khususnya dalam hal pendirian Universitas Negeri Tapanuli Raya (UNTARA).

Pendirian UNTARA sejalan dengan program Presiden Jokowi yang fokus membangun
Sumber Daya Manusia (SDM) pada periode kedua kepemimpinannya. Pembangunan atau pendirian universitas negeri di kawasan Tapanuli Raya merupakan gagasan atau program yang  bagus untuk didorong dan diwujudkan serta menjadi salah satu kunci utama peningkatan
SDM. Pola pikir (maindset) dan sikap (attitude) masyarakat dapat dirubah melalui pendidikan dan bersekolah. Melalui lembaga pendidikan akan menciptakan manusia-manusia yang memiliki daya nalar tinggi dan mampu memberikan solusi dalam pengentasan kebodohan dan sekaligus
menghilangkan stigma “Peta Kemiskinan” untuk daerah Tapanuli.

Kemiskinan Tapanuli Raya bukan disebabkan karena kemalasan dan faktor alam tetapi karena banyaknya dana yang harus dikirim ke luar untuk biaya pendidikan. Dengan kondisi
tersebut sangat diharapkan adanya pendirian Universitas Negeri di kawasan Tapanuli Raya, karena akan mampu mendorong berbagai aspek dalam meningkatkan perekonomian masyarakat.

Selain itu juga, dengan adanya para mahasiswa dari berbagai fakultas nantinya akan memberikan
peradaban baru bagi lingkungan sekitarnya sekaligus mampu meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia. Karena percuma dana besar yang digelontorkan untuk pembangunan sarana dan
prasarana apabila SDM tidak dipersiapkan dengan matang, sebab pembangunan infrastruktur (fisik) harus sejalan dengan pembangunan sumber daya manusia.

Pertumbuhan Ekonomi Mikro Tapanuli Raya

Secara garis besar ada 3 hal yang sangat dibutuhkan dalam percepatan pembangunan dan
peningkatan pertumbuhan ekonomi mikro di Kawasan Tapanuli Raya. Pertama, pembukaan jalan strategis dari Garoga-Tapanuli Utara menuju Sei Mangkei yang merupakan kawasan ekonomi
khusus demi percepatan perekonomian di Tapanuli Raya yang nantinya bisa berdampak pada pemasaran produksi-produksi dari Tapanuli dan semakin mudah untuk dijangkau. Kedua,
pembenahan dan pembangunan infrastruktur jalan melalui pembangunan jalan tol Parapat- Muara-Tarutung-Sibolga/Tapteng sebagai interkoneksi Danau Toba dengan Sibolga/Tapteng dan
Nias untuk memajukan pariwisata. Perlu adanya sinergitas Danau Toba dengan wisata bahari Tapteng/Sibolga dan Nias yang terkenal dengan laut dan pantainya. Durasi waktu kunjungan
para wisatawan akan lebih lama dengan adanya interkoneksi Danau Toba menuju Tapteng/Sibolga hingga Nias. Hal ini dapat saling mendukung untuk menciptakan wisata yang lebih dikenal oleh masyarakat nasional maupun international ditambah dengan adanya wisata laut Nias dengan ombaknya yang luar biasa.

Ketiga, pendirian Universitas Negeri Tapanuli Raya (UNTARA) merupakan hal yang paling utama dan terpenting dalam mendukung percepatan pembangunan sektor ekonomi dan pariwisata masyarakat kawasan Tapanuli serta dapat merubah cara berpikir masyarakat untuk
lebih maju. Pendirian Univeritas Negeri Tapanuli Raya dapat memberikan efek domino luar biasa bagi masyarakat Tapanuli Raya. Misalnya, adanya peningkatan kunjungan pariwisata Danau Toba dan peningkatan SDM serta pemicu (trigger) pertumbuhan ekonomi dengan
bertambahnya perputaran uang. Dengan berdirinya universitas negeri di Tapanuli akan memberikan dampak juga untuk percepatan kemajuan kawasan Tapanuli. Orang akan berdatangan ke Tapanuli, pariwisata akan hidup dan menyumbang pendapatan daerah. Ekonomi mikro masyarakat akan meningkat, perhotelan dan restoran akan maju, dan tentunya SDM masyarakat juga akan lebih maju, minimal anak- anak tapanuli tidak bersusah payah lagi kuliah ke luar kota.

Kita bisa berkaca dari daerah lain yang sudah duluan maju karena pendapatan daerahnya tinggi karena adanya pendirian universitas-universitas negeri. Misalnya, Yogyakarta maju karena adanya Universitas Gajah Mada (UGM), dan Daerah Depok maju karena adanya kampus Universitas Indonsesi (UI). Daerah Sumba, mereka hidup dari bertani dan nelayan, tidak ada
universitas disana, mereka susah payah mencari uang demi menyekolahkan anak-anaknya ke luar daerah.

Semua potensi ekonomi dibawa ke luar. Akhirnya setelah beberapa tahun daerah tersebut mendirikan universitas sehingga anak-anak mereka membawa dampak pengetahuan dan SDM
yang tinggi. Hal tersebut niscaya bisa juga terwujud di Tapanuli Raya yaitu dengan berdirinya universitas negeri. Jika dikalkulasikan sangatlah banyak dana yang keluar dari Kawasan Tapanuli untuk biaya kuliah. Seandainya Universitas Negeri berdiri sangat banyak untungnya, semakin menumbuhkan perekonomian Tapanuli Raya karena semakin banyak dana yang berputar, serta meningkatkan akses perguruan tinggi. Putra-putri Tapanuli Raya akan menjadi SDM yang
berkualitas, sekolah-sekolah akan memiliki tenaga pengajar yang semakin baik, lapangan kerja semakin terbuka termasuk pariwisata Danau Toba akan semakin berkembang. Dengan adanya Universitas Negeri Tapanuli Raya kelak juga akan melahirkan pemimpin di Negara Republik
Indonesia.

Berdirinya universitas negeri juga bisa dimasuki mahasiswa dari semua kalangan. Bukan hanya yang beragama Kristen, yang beragama Islam dan agama-agama lainnya bisa kuliah disana. Hal tersebut akan menunjukkan kepada seluruh masyarakat Indonesia bahwa
masyarakat Tapanuli adalah masyarakat yang toleran, menghargai perbedaan dan terbuka untuk semua suku, agama, ras dan golongan dengan tetap mengedepankan cinta kasih dan persaudaraan. Inilah impian dan cita-cita bersama masyarakat Tapanuli Raya.

Di sisi lain, kualitas usia produktif di Tapanuli Raya cenderung menurun disebabkan adanya adat dan budaya orang batak untuk menyekolahkan anak-anaknya keluar daerah sehingga banyak tercatat menjadi perantau. Salah satu solusi mengatasi masalah ini adalah pendirian universitas negeri yang akan memberikan dampak luar biasa bagi sektor jasa dan adanya peningkatan mobilisasi penduduk ke Tapanuli Raya.

Sehingga grand design pembangunan kependudukan sangat mutlak diperlukan sebagai salah satu kajian akademik dan rekomendasi untuk pengajuan pendirian Universitas Negeri di Tapanuli Raya. Masih terkait pendirian Universitas Negeri Tapanuli Raya, memang secara regulasi wajib memperhatikan adanya moratorium yang tidak memperbolehkan pendirian universitas negeri baru. Perlu adanya kajian-kajian akademik dan ilmiah pendirian universitas negeri karena
membutuhkan transformasi Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) menjadi Universitas Negeri. Dalam usulan peningkatan menjadi universitas, peran IAKN sangat diharapkan dapat ikut ambil bagian, sebab akan menjadi terobosan luar biasa dan menjadi catatan sejarah bahwa kita telah
meletakkan pondasi pembangunan SDM dan peningkatan ekonomi mikro masyarakat Tapanuli Raya

Kajian Akademik

Berpedoman dari hasil kajian akademik dan ilmiah dari tim peneliti Studi Kelayakan
(Feasibility Study) Universitas Sumatera Utara (USU) menemukan dan merekomendasikan beberapa hal yang menjadi ruh pentingnya pendirian universitas negeri di Tapanuli Raya, antara
lain; Pertama, tingkat partisipasi pelajar lulusan SMA/SMK Tapanuli Utara yang lulus mencapai 34.281 orang serta 11.998 orang itu melanjut ke jenjang perguruan tinggi (sekitar 35 persen). Kedua, hanya Sumatera Utara yang paling rendah provinsi punya Perguruan Tinggi Negeri (3
PTN). Sehingga ada peluang dengan tingginya lulusan pelajar Tapanuli Raya. Ketiga, perhitungan jumlah biaya yang dikeluarkan orang tua per-bulannya menyekolahkan anak-
anaknya di luar daerah nilainya sangat tinggi. Misalnya; kalau dua juta saja perbulannya, nilainya mencapai Rp 60 miliar uang Taput keluar untuk sekolah. Jika uang itu beredar di
tapanuli pasti masyarakatnya sudah sejahtera. Setiap tahun Taput menyerahkan beasiswa bagi mahasiswa berprestasi dana CSR PT. Bank Sumut dan Dana Abadi Pemkab Taput. Misalnya,
pada tahun 2019 Pemkab Taput menyerahkan beasiswa bagi 230 mahasiwa. Jika dikalkulasikan, 230 mahasiwa yang dibantu beasiswanya menghabiskan biaya hidup setahun untuk kuliah
sebesar Rp.50 juta, maka sekitar Rp 1,2 miliar uang para orang tua di luar Taput yang beredar. Keempat, kuatnya filosofi orang batak “Anakhon Hi Do Hamoraon Di Au” (orang tua suku batak punya tekad kuat agar anaknya harus melanjut ke jenjang lebih tinggi, apapun diupayakan, bahkan berutang pun dilakukan demi menyekolahkan anaknya). Kelima,
dari sisi study kelayakannya, Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) bisa ber-tranformasi
menjadi universitas negeri tapi tetap mengakomodir sisi theologianya. Dengan mengacu hasil kajian tersebut bahwa Tapanuli Raya layak punya Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Eksistensi Universitas Negeri Tapanuli Raya (UNTARA) juga tak perlu dikuatirkan oleh universitas swasta. Keberadaan UNTARA akan mendongkrak posisi universitas swasta dan
mendorong pengembangan kualitas universitas swasta di wilayah Tapanuli Raya. Tenaga pengajar (Dosen) yang berkualitas di universitas negeri juga bisa mengajar di universitas swasta.

Lulusan universitas negeri juga akan bisa bekerja di universitas swasta. Bagi mereka yang tidak lulus di UNTARA kemungkinan akan kuliah di universitas swasta. Dampaknya positifnya akan
tercipta simbiosis mutualisme (saling menguntungkan).

Dukungan Stacholder

Pendirian Universitas Negeri Tapanuli Raya (UNTARA) murni untuk kepentingan
peningkatan perekonomian masyarakat, murni untuk kepentingan masa depan generasi tapanuli, dan semata demi kemajuan seluruh kawasan Tapanuli Raya serta menjadi gagasan besar untuk
kemajuan peradaban di tanah batak. Sikap-sikap ego sektoral dan kepentingan
segelintir/sekelompok orang yang menolak berdirinya universitas negeri perlu dihilangkan, yang dibutuhkan adalah kesadaran dan rasionalitas untuk mempertimbangkan bahwa sudah banyak denomasi gereja yang memiliki sekolah tinggi sehingga dikhawatirkan nantinya alumni IAKN tidak memiliki lahan pekerjaan yang cukup.

Dalam hal transformasi IAKN Tarutung menjadi sebuah universitas negeri
dimungkinkan adanya yang pro dan kontra dan pasti ada yang dikorbankan. Dan hal itu wajar, dalam setiap kebijakan pasti akan ada pengorbanan, yang terpenting adalah dampak kebijakan
tersebut demi kebaikan dan kesejahteraan masyarakat serta demi membuat Tapanuli Raya sejajar dengan daerah-daerah lain yang sudah lebih duluan maju. Usulan pendirian UNTARA adalah
murni atas kajian intelektual dan ilmiah untuk meningkatkan kualitas SDM di kawasan Tapanuli Raya.

Warga di sekitar kawasan Tapanuli, tidak perlu harus jauh-jauh merantau ke luar daerah hanya untuk melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi.
Dari segi ekonomi, dengan berdirinya Universitas Negeri di Tapanuli akan berdampak positif bagi kemajuan perekonomian masyarakat. Dengan memiliki Universitas Negeri, secara otomatis akan menggerakkan sektor-sektor perekonomian, pembangunan infrastruktur dan transportasi. Dalam hal ini sangat penting dan diharapkan dukungan serta sinergitas para stakeholder, IAKN dan alumninya, Pemerintah Kabupaten/Kota dan DPRD kawasan Tapanuli Raya, lembaga agama, lembaga pendidikan, organisasi kemahasiswaan, organisasi kemasyarakatan dan Kepemudaan, praktisi dan akademisi, para jurnalis, lembaga adat dan budaya, para perantau dan tokoh-tokoh nasional orang batak yang berasal dari tapanuli raya serta segenap lapisan masyarakat Tapanuli.

Dukungan-dukungan tersebut nantinya akan menjadi pertimbangan penting bagi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, DPR RI dan juga bagi Presiden Republik Indonesia Bapak Joko Widodo untuk menetapkan suatu
keputusan dan kebijakan bahwa memang tidak ada cara lain untuk mempercepat pengembangan kawasan Tapanuli Raya selain dengan mendirikan Universitas Negeri.

Harapan Bersama

Kehadiran Universitas Negeri Tapanuli Raya (UNTARA), tentu menjadi suatu kebanggaan bagi masyarakat Tapanuli Raya karena universitas dapat menjadi pelopor kemajuan bagi daerah Tapanuli. Selain tingkat pendidikan akan meningkat, diharapkan juga dapat menjadi promotor destinasi wisata Tapanuli Raya yang memiliki banyak destinasi wisata yang keindahannya belum diketahui khalayak banyak. Dengan terpromosinya destinasi wisata ini juga diharapkan akan meningkatkan ekonomi masyarakat.

Keberadaan Universitas Negeri bakal pemicu kemajuan daerah Tapanuli. Bila uang banyak beredar di daerah tapanuli maka dipastikan daerah tapanuli akan semakin maju. Kalau
saja ada Universitas Negeri di Tapanuli Raya beban puluhan ribu orang tua tidak akan besar. Untuk itu, mari kita dukung dan kita suarakan bersama-sama bahwasanya Universitas Negeri itu sangat penting dan berdampak pada orang tua bila ada berdiri di Tapanuli Raya. Semoga IAKN memiliki niat baik dan legowo untuk mau bertransformasi menjadi Universitas Negeri Tapanuli Raya (UNTARA). Bila itu terjadi multiplier efeknya sangat luar
biasa, tanpa kita sentuh semua sektor akan bergerak dan maju sendiri. Masyarakat Tapanuli Raya harus mendukung pendirian Universitas Negeri ini. Mahasiswa yang kuliah di Tapanuli Raya bukan hanya berasal ari Taput atau Sumut saja, melainkan bisa dari seluruh Indonesia.

Kita berharap semoga Pemerintah Pusat segera merealisasikan upaya pendirian Universitas Negeri Tapanuli Raya (UNTARA). Horas... Horas... Horas. Merdeka! (*)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini