Oknum LPA Paluta Diduga Arogan dan Tak Beretika Saat Datangi Rumah Ulama Kharismatik

Sebarkan:


PALUTA
| Salah satu tokoh pemuda kampung sejejer Ginda Nugraha Parlaungan Harahap mengecam tindakan oknum LPA Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta) yang dinilai tak beretika dan arogan terhadap salah satu ulama kharismatik saat menjejaki sebuah kasus dugaan pelecehan anak.

Seperti diketahui, kultur adat istiadat di Paluta masih kental. Sehingga, selain penanganan masalah diselesaikan secara hukum negara, juga tak kalah penting penerapan secara hukum adat atau kekeluargaan di tengah masyarakat di daerah ini.

"Saya mendukung sepenuhnya kinerja dan upaya LPA Paluta mengawal proses hukum tentang berbagai kasus anak di instansi APH. Namun tidak dengan cara terindikasi bar-bar dan tak beretika ketika hadir ditengah masyarakat saat menjejaki sebuah kasus,"kata Ginda.

Hal itu di ungkapkan Ginda, terkait informasi yang diterimanya, Minggu (7 /3/2021) bahwa adanya dugaan sikap arogan oknum LPA Paluta saat mendatangi rumah tokoh masyarakat disalah satu desa di Padang bolak yakni, diduga desa TKP dugaan kasus pelecehan terhadap anak di bawah umur.

"Saya mendapat laporan dari tokoh masyarakat itu, bahwa rumahnya didatangi oknum yang mengaku pengurus LPA Paluta dan membentak bentak dia dengan nada suara yang dinilai arogan dan tak beretika,"kata Ginda.

Dari informasi yang diterima Ginda, oknum LPA Paluta saat mendatangi rumah tokoh masyarakat tersebut juga tidak mengucapkan salam saat hendak masuk dan juga beropini dengan suara lantang tidak menerima adanya perdamaian antara diduga pihak korban dan diduga pihak pelaku.

"Padahal tokoh masyarakat ini mempersilahkan oknum LPA Paluta itu untuk melaporkannya ke pihak kepolisian dan jikapun ada perdamaian kata tokoh masyarakat ini, hanya sebatas hukum kekeluargaan dan adat di desa. Sehingga saya melihat oknum LPA Paluta yang seharusnya sebagai lembaga control sosial, tapi sudah seolah keluar dari koridornya saat hadir menelusuri kasus di tengah masyarakat,"ungkap Ginda.

Dikatakan Ginda, tokoh masyarakat ini juga keberatan dengan berita salah satu media online yang menyentuh diduga adalah dirinya, dimana disematkan dengan konteks posisinya sebagai ustad dan tokoh agama Kabupaten, padahal dalam kasus ini masih konteksnya di lingkup desa.

"Kalau yang dimaksud inisial MAS itu adalah tokoh masyarakat itu, kenapa harus melebar-lebar sampai keranah identitas keagamaan. permasalahan kasus masih lingkup desa kok..cerita sudah kemana kemana. tak dipungkiri juga MAS sebagai tokoh masyarakat di desa itu yang cukup di hargai masyarakat selain posisinya sebagai pengurus MUI Kabupaten Paluta dan salah satu ulama kharismatik di daerah ini,"ungkap Ginda.

Ginda meminta, Ketua LPA Sumatera Utara memanggil dan menegur pengurusnya di Kabuaten Paluta dan mengarahkan agar meminta maaf kepada Ulama MAS.

"Sebab, ketersinggungan ulama kami inisial MAS yang cukup kami hormati di daerah ini juga ketersinggungan saya,"pungkas Ginda.(GNP/Ginda)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini