Kisah Kasih Seorang Ibu di Paluta, Pantang Menyerah Melawan Skizofrenia

Sebarkan:


PALUTA
|  Kumala Sari warga Gunungtua, Kabupaten Padang Lawas Utara, Provinsi Sumatera Utara adalah seorang Ibu yang kuat, sabar, ikhlas, dan penuh kasih sayang yang mampu merawat penderita skizofrenia atau gangguan mental (jiwa). 

Penampilan Kumala yang mengenakan jilbab, baju lengan panjang, serta menggunakan masker tengah situasi pandemi Covid-19, hari ini tampak mendampingi putra kesayangannya Syaiful Bachri untuk menjalani perawatan rutin di RSUD Paluta di Desa Aek Haruaya, Kecamatan Portibi.

Sejak lima tahun yang lalu dokter memvonis Syaiful mengidap skizofrenia. Akibat penyakit tersebut, dalam kesehariannya Syaiful sangat bergantung pada Kumala.

“Di tahun 2015 anak saya mulai divonis terkena penyakit skizofrenia, yng membuat saya sedih dan takut karena saya tidak bisa membawa anak saya berobat. Kami tidak mengerti apa yang dia rasakan, tapi kami yakin anak saya pasti merasa sangat tersiksa,” tutur Kumala, Jum'at (19/02/2021).

Skizofrenia sebenarnya istilah yang cukup asing di telinga orang awam, tidak terkecuali Kumala. Dia tidak tahu persis penyakit apa yang diderita putranya, yang Dia tahu kalau putranya sering menggumam tidak jelas, mengamuk, bahkan merusak barang–barang di rumah.

Melihat prilaku dan kondisi tersebut Ia merasa sangat kasihan dengan putranya, namun kurangnya informasi membuatnya tidak dapat berbuat apa-apa. Beruntung, kondisi Syaiful diketahui oleh kerabat mereka yang bertugas di RSUD Gunungtua.

Kemudian, Kumala disarankan agar segera mendaftarkan keluarganya menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).

Kumala yakin putranya Syaiful mengidap gangguan kejiwaan, bukan kesurupan atau terkena guna-guna seperti yang banyak orang tuduhkan. Segera setelah Kartu Indonesia Sehat (KIS) aktif Kumala membawa Syaiful berobat.

Tidak seperti biasanya, Syaiful kala itu memang cukup tenang. Prosesnya pun berlangsung dengan cepat. Puskesmas merujuknya ke RSUD Gunungtua.

Akhirnya, Kumala pun mendapat titik terang tentang penyakit yang diderita putranya. Dokter memutuskan Syaiful harus rutin mengikuti terapi dan minum obat untuk menyembukan skizofrenia yang ia derita.

“Saya tidak pantang menyerah. Apapun yang terjadi saya sangat sayang dan bela anak saya. Dia juga makan, tidur, beraktivitas sama seperti orang lain. Saya tidak pernah membedakan Syaiful dengan anak saya yang lain,"ucap Kumla.

Tambah Kumala, "Sekarang anak saya sudah bisa lebih bisa mandiri. Bahkan dia sudah bisa bekerja dan berkeluarga. Kami sangat bersyukur JKN-KIS membantu perjuangan kami, dan berharap program ini bisa bermanfaat bagi orang lain khususnya bagi penderita skizofrenia,” pungkasnya. (Syahrul/Ginda)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini