Suksesnya reuni perdana tidak terlepas dari tangan dingin pengurus inti Ketua Saut Nainggolan, Wakil Ketua Othniel Purba, Sekretaris Elisabeth Sondang Nainggolan, Wakil Sekretaris Robert Sianipar, Bendahara Rohana Situmorang dan Koordinator Alumni Jawa-Papua Johari Sirait.
Apresiasi serta ucapan terima kasih bercampur haru dan bahagia juga disampaikan para pahlawan tanda jasa di era tersebut. Di antaranya mantan Kepala Sekolah Tobias Situmorang serta para guru senior J Sihombing, K Sihotang, nyonya Harianja, nyonya Siringoringo dan Andreas Sinaga.
"Sejalan dengan motto sekolah dari bahasa Latin, Non Scholae, sed Vitae Discimus. Terjemahan bebasnya, Kita belajar bukan hanya untuk sekolah tapi berguna di masa akan datang " urai Tobias Situmorang.
Kalaupun dirinya bersama para guru lainnya terbilang keras dengan menerapkan disiplin tinggi mendidik para murid ketika itu, tidak lain adalah untuk mensupport anak didik menggapai cita-citanya.
"Para alumni yang tersebar di berbagai penjuru Tanah Air dengan berbagai profesi merupakan 'mahkota' bagi kami selaku pendidik," tegas Tobias Situmorang.
Pahlawan tanpa jasa lainnya, Andreas Sinaga dalam sambutannya mengatakan, walau tidak ingat lagi nama namun masih ingat kelakuan beberapa murid yang sesungguhnya bukan nakal namun terbilang lasak. Di antaranya justru menjadi anggota TNI dan Polri.
Kebersaman
Sementara itu, Ketua Alumni SMP RK Trisakti 1984 Medan Saut Nainggolan dalam sambutannya menegaskan, suksesnya reuni tidak terlepas dari rasa kebersamaan yang telah terbangun di antara sesama alumni.
Khusus bagi para alumni dari luar Kota Medan, Saut Nainggolan juga menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya karena sudi sementara meninggalkan pekerjaan maupun keluarga demi suksesnya reuni perdana tersebut.
"Terima kasih kepada rekan-rekan yang memberikan sumbangan materil maupun nonmateril demi suksesnya acara reuni ini. Ke depan mudah-mudahan silaturahmi sesama alumni bisa semakin ditingkatkan lagi.," pungkasnya.
Dengan tetap mematuhi protokol kesehatan (prokes) acara reuni juga diisi dengan tari-tarian para 'kembang' tempo doeloe, ketangkasan dan hiburan keyboard, pemberian bingkisan, pencabutan hadiah doorprize yang ditutup dengan doa. (ROBERTS)
