Lama Mengajar dengan Daring, Guru di Kota Padangsidimpuan Rindu Mengajar Tatap Muka

Sebarkan:


PADANGSIDIMPUAN
| Salah satu kewajiban seorang guru adalah menyampaikan pelajaran kepada anak didiknya.

Meskipun saat ini berbagai kesulitan terjadi di tengah pandemi Covid-19, namun  proses belajar mengajar dalam menyampaikan ilmu kepada anak didik tidak boleh dihentikan, meski dengan berbagai upaya para guru terus mempersiapkan materi untuk diberikan kepada siswa dan sisiwinya.

Hampir delapan bulan sudah para peserta didik disetiap sekolah diberbagai daerah melaksanakan belajar secara daring dan luring, sehingga, proses belajar mengajar terkesan seperti mati suri.

Hal ini merupakan peraturan yang diintruksikan pemerintah guna memutus mata rantai penyebaran virus corona (Covid-19) disetiap daerah.

Begitu juga terlihat di wilayah Kota Padangsidimpuan, hampir seluruh sekolah tidak melakukan proses belajar mengajar tatap muka seperti biasanya, baik itu ditingkat PAUD, TK, SD, SMP, SMA dan sederajatnya.

Semua sekolah itu tidak melakukan aktifitas belajar mengajar, dengan alasan adanya wabah virus corona yang mematikan dan sangat begitu berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan nyawa manusia.

Kerinduan akan suasana belajar disekolah tentunya sangat dirasakan, bukan hanya siswa saja, ternyata guru juga merindukan suasana sekolah mengajar bertatap muka dikelas dengan anak didiknya.

Salahsatu guru bidang studi olahraga di SMA Negeri 1 Kota Padangsidimpuan Samsul Lubis, kepada metro-online menceritakan, sangat merindukan suasana belajar dikelas.

Samsul sangat berharap, sekolah bisa dibuka kembali, tetapi pandemi virus corona mengubah semua keinginannya.

Menurut Samsul, belajar selama masa pandemi dengan cara daring, banyak materi yang tidak bisa dicapai dengan baik oleh siswa.

Samsul juga menyebutkan, tidak ada lagi cara belajar yang efektif selain belajar dengan cara tatap muka.

"Sudah terlalu lama kita tidak mengajar secara tatap muka, sehingga apa yang kita sampaikan kepada siswa secara daring tidak efektif. Tugas kita sebagai guru disini terus berupaya bagaimana caranya agar belajar daring ini bisa menjadi efektif, sesuai dengan pencapaian materi yang seharusnya didapatkan  para siswa. Jujur kita sangat rindu suasana kelas yang ramai, juga keceriaan yang biasa kita lihat setiap harinya,"ungkap Samsul kepada metro-online, kamis, (26/11/2020).

Samsul juga mengatakan, walaupun sedang menghadapi masa pandemi saat ini dan sistem belajar di sekolah menjadi belajar dirumah, proses belajar harus tetap dilanjutkan walaupun ada pembatasan - pembatasannya.

"Kalau sebenarnya belajar secara daring itu dikatakan tidaklah efektif, jika dibandingkan sistem belajar secara langsung.
Jujur..,kalau belajar secara daring ini siapa yang berpengalaman, tetapi tugas kita sebagai seorang guru harus tetap beruya se-efektif mungkin,"ucapnya.

Samsul berharap, agar sekolah bisa dibuka kembali supaya psoses belajar dilakukan tatap muka lebih efektif lagi dan pastinya tetap mengikuti protokol kesehatan.

Disamping itu, dia juga menyinggung dan berharap kepada pemerintah saat bertepatan di momen hari guru nasional ini agar kesejahteraan guru lebih ditingkatkan lagi, khususnya guru yang masih berstatus honorer, harapnya.

Sementara salahsatu pemerhati pendidikan, Nasaruddin Nasution menilai, bahwa sekolah sudah saatnya dibuka kembali. Karena menurutnya, ditutupnya sekolah menjadi satu masalah kepada anak didik.

Dimana waktu mereka seharusnya belajar disekolah kini terbuang sia - sia dan tidak jarang mereka banyak yang mencari kesibukan diluar yang bisa menyebabkan terjadinya kenakalan anak atau remaja.

"Seharusnya sekolah sudah saatnya dibuka, kenapa sekolah yang dibawah kementerian agama mereka bisa buka sekolah dan belajar tatap muka dan yang dibawah kementerian pendidikan tidak dibuka? Mestinya pemerintah buat zona desa bukan lagi zona berwarna, agar sekolah - sekolah yang ada di desa atau daerah yang tidak berpotensi tersebar corona, bisa membuka sekolah dan belajar tatap muka. Tetapi dalam hal ini kebijakan pemerintah sudah salah dengan memberlakukan semua sekolah ditutup. Bagaimana dengan sekolah di desa ? peserta didiknya banyak yang tidak mengerti belajar daring. Bahkan sekolah dari rumah mereka jauh, sehingga mereka tidak mendapatkan haknya untuk belajar lagi,"tegasnya yang akrab dipanggil bang Nas ini.

Anas mengatakan, pemerintah harus berani mengambil sikap dengan membuka kembali  belajar tatap muka di sekolah dengan membuat peraturan - peraturan dan persyaratan tertentu salahsatunya menerapkan protokol kesehatan.

"Kita berharap pemerintah mengambil sikap agar belajar tatap muka disekolah kembali dibuka dengan membuat peraturan tertentu, saya yakin semua orangtua siswa setuju jika sekolah dibuka kembali," pungkasnya. (Syahrul/Ginda).








Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini