Keadaan Darurat, RSUD Tarutung Pakai Stock Cadangan Cartridge Sars Cov2

Sebarkan:

TAPUT | Dalam keadaaan darurat, Rumah Sakit Umum Daerah Tarutung Tapanuli Utara masih memiliki Buffer Stock (cadangan) Cartridge Sars Cov2 untuk pemeriksaan Swab Test.

Dan cadangan itu telah dipergunakan bagi tracing dari pasien dokter Toni Lumbantobing yang meninggal beberapa waktu lalu akibat terkonfirmasi Covid-19 hasil Swab Test.

Dari beberapa tracing terdapat sejumlah warga yang terpapar dan untuk menjaga stock Catridge, sample Swab Test dikirim ke Medan.

Namun setelah pengiriman beberap sampel, terdapat suspek baru yang kasus terpaparnya mendapat atensi bagi Gugus Tugas untuk secepatnya mengetahui hasil sehingga tidak simpang siur informasinya di masyarakat.

" Memang  benar kemarin Pak Bupati mengirimkan surat ke Kemenkes minta pasokan Cartridge karena kosong. Kosong disini bukan berarti tidak ada sama sekali tapi kita masih punya cadangan 10 persen dari jumlah Catridge yang dikirimkan beberapa waktu lalu," ujar Dirut RSUD Tarutung dr Janri Nababan, Minggu (18/10/2020).

Dan setiap rumah sakit harus menyediakan Buffer Stock Cartridge Sars Cov2 (medis-red) untuk emergensi seperti kasus persalinan, adanya kasus penyebaran massive dan membutuhkan hasil secepatnya.

" Itulah yang kita pergunakan saat menguji sample Swab Test pasien  Mangasi Marulak Hasudungan Purba dan Joken Purba," ungkap Janri.

Namun Janri sangat menyesalkan adanya postingan warganet Harapan Maju Banjarnahor tanggal 17 Oktober di salah satu grup Media Sosial yang membandingkan hasil pemeriksaan Swab Test yang dikeluarkan Dinas Kesehatan dengan Laboratorium Klinik Bunda Thamrin.

" Kami bisa mempertanggungjawabkan secara medis dan ilmiah pemeriksaan swab test bagi Mangasi Marulak Hasudungan Purba dan bila perlu kita lakukan lagi di laboratorium Independent, dan penggunaan stok itu kita pergunakan bagi mereka karena banyaknya informasi yang perlu diluruskan," tegasnya.

Salah satu pertanyaan yang justru mengherankan , postingan di media sosial hasil Swab Test pembanding atas nama Mangasi Marulak Purba seolah-olah tidak mengakui hasil Swab Test RSUD Tarutung yang telah dihunjuk rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 dari Kementerian Kesehatan.

" Dari hasilnya dikeluarkan klinik di Medan berarti diduga Dia datang kesana Swab Test, justru dengan hasil Swabnya Positip dari pemeriksaan TCM XPERT sangat berbahaya dan melanggar protokol kekarantinaan kesehatan. Media apa yang digunakannya ke Medan pemeriksaan Swab Test, justru dia akan menjadi memicu penyebaran kasus baru," tanyanya dengan heran.

Dan diinformasikannya berdasarkan pedoman Covid-19 yang terbaru dari Kementerian Kesehatan, bahwa utk pasien suspek wajib dilakukan pemeriksaan sample Swab sebanyak dua kali dalam waktu 1 x 24 jam.

Setelah Swab PCR (Polimerase Chain Reaction) pertama dan bila hasil swab PCR pertama negatif dilanjutkan dengan pemeriksaan Swab PCR  yang kedua dengan tujuan menyingkirkan kesalahan pra analitik pada pemeriksaan pertama. 

" Dan telah dikoordinasikan dengan dokter penanggung jawab Laboratorium Klinik Bunda Thamrin Medan, bahwa yang bersangkutan telah dianjurkan untuk mengulang pemeriksaan Swab PCR kedua setelah 24 jam sejak pengambilan sample swab pertama," pungkasnya.

Terpisah dokter spesialis Patalogi klinik Nelly Elfrida Samosir membenarkan bahwasanya pihaknya mengeluarkan pemeriksaan Swab Test atas nama Mangasi Marulak Hasudungan Purba.

" Laboratorium Klinik kita sudah masuk direkomendasikan dari Pusat untuk pemeriksaan Swab Test. Dan bagi yang ingin dicek sampelnya harus datang sendiri," katanya kepada awak media.

Terkait alat yang digunakan, Nelly mengatakan pihaknya menggunakan Real Time PCR.

" Kita gunakan Real Time PCR, dan kalau ingin lengkap informasinya silahkan menghubungi klinik kami secara resmi," ujar Nelly. (Alfredo/Edo)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini