Persoalan Anak Terlantar Dikhawatirkan Menjadi Bom Waktu di Aceh

Sebarkan:

ACEH | Angka anak terlantar semakin hari meningkat di Aceh. Jika tidak ada penanganan dini oleh Pemerintah Aceh dikhawatirkan bisa menjadi bom waktu masalah sosial di Aceh kedepan.

Persoalannya bukan saja pada masalah pendidikan, tapi yang lebih mendasar tentang persoalan status kependudukan, ketidakjelasan status kependudukan anak-anak ini tidak bisa mendapatkan bantuan sosial Pemerintah.

Dasar tersebut mengundang prihatin yang mendalam bagi salah satu tokoh Pemerhati Sosial Aceh Murthalamudin.

Keprihatinan itu diungkapkannya saat silaturahmi dengan sejumlah awak media dan Ketua LSM Acheh Future Razali Yusuf (Cek Li), di sebuah Cafe di perbatasan Aceh Timur-Aceh Utara, Minggu (20/09/2020).

Menurutnya, banyak kasus menjadi penyebab terlantarnya anak-anak yang masih dalam tahap belajar tersebut, di antaranya karena perceraian orang tuanya.

Kemudian, anak-anaknya dititip ke tempat neneknya yang sudah lansia serta tidak mampu, sehingga terpaksa harus mengemis untuk membiayai cucunya, sementara orangtua anak-anak itu kawin lain.

"Ada juga orang tuanya yang merantau tanpa membawa anaknya, ada pula anak-anak yang terlahir di luar negeri kemudian ayahnya meninggal. Saat ekonomi terhimpit ibunya memutuskan untuk membawa pulang ke kampung asalnya di Aceh, sehingga legalitas anak-anak tersebut tidak ada, karena di dokumen terdaftar sebagai WNA," ujar Murtala.

"Tidak hanya itu, ada juga kasus anak yang terlahir di luar pernikahan. Kemudian ditelantarkan orang tuanya tanpa ada yang peduli sehingga tidak mempunyai status indetitas yang jelas," ungkapnya lagi.

Dia berharap ada pihak-pihak mau bersama membantu tugas pemerintah untuk mendampingi anak-anak terlantar tersebut, tidak cuma anak yatim yang hanya diperhatikan saja.

Menurutnya, anak-anak tersebut tidak kalah pentingkan untuk dibina dan dibimbing serta diperhatikan sehingga menjadi generasi yang gemilang nantinya. 

"Anak-anak ini luput dari perhatian Pemerintah dan masyarakat, bahkan ada yang dikucilkan, nantinya dikwatirkan menjadi bom waktu, yang meledak suatu saat, membuat generasi kedepannya menjadi suram," ucap Murthala lagi.

"Bila tidak ada yang peduli dengan kondisi ini, takutnya generasi Aceh masa depan akan menjadi rusak, khususnya generasi penerus Aceh nantinya," tutupnya. (Alman/Sdy)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini