Tampak puluhan Dump Truk bermuatan batu pecah keluar dari lokasi tambang seperti tidak menghiraukan pihak penegak hukum yang sudah melayangkan surat panggilan pada sejumlah instansi terkait dan pemilik usaha.
Sebelumnya, petugas Unit IV Subdit IV Tipidter Ditreskrimsus Polda Sumut sudah turun ke lokasi penambangan batu koral dan penggilingan batu pecah tanpa izin yang dikelola PT AM serta dugaan penebangan kayu di Desa Gunung Manumpak B Kecamatan STM Hulu Kabupaten Deliserdang tersebut.
Petugas Unit IV Subdit IV Tipidter Ditreskrimsus Polda Sumut juga sudah melayangkan panggilan dan menghimbau agar PT AM menghentikan kegiatannya.
"Sepertinya himbauan itu tidak berarti apa-apa dan panggilan dari Polda Sumut itupun terkesan tak digubris. Karena hingga saat ini PT AM masih melakukan kegiatan penambangan batu koral dan penggilingan batu pecah," ujar warga setempat berinisial SS.
Dikatakan SS bahwa kegiatan PT AM yang melakukan penambangan batu koral dan penggilingan batu pecah juga penebangan kayu di sekitar Sungai Lau Buaya dan Sungai Lau Singkam itu sudah berulangkali mengundang protes warga setempat.
"Jika mereka (PT AM) bisa melakukan penambangan tanpa izin, tentunya masyarakat lain juga bisa menggali batu koral yang ada di lokasi lahan miliknya tak perlu pakai urus izin, tapi dengan catatan jangan ditangkap atau dihentikan oleh aparat terkait. Kenapa mereka bisa, kami warga setempat tidak bisa? Sampai dua turunan pun batu koral yang ada di lahan kami itu tidak bakal habis, meski setiap hari digali atau dilakukan penambangan. Kayu disekitar Sungai Lau Singkam pun sudah habis ditebang dan diangkut keluar lokasi, tapi tidak pernah ada tindakan hukum pada perusahaan tersebut," keluhnya. (Wan)
