PT SRA Pecat dan Diduga Usir Paksa 7 Karyawan Penderes Getah

Sebarkan:
SERGAI - Nasib 7 orang pekerja kontrak penderes getah Pohon Rambung di Perkebunan Swasta PT Sri Rahayu Agung (SRA) memprihatinkan.

Usai dipecat dari pekerjaannya, 4 orang kepala keluarga juga diusir paksa meninggalkan rumah dinas kebun yang mereka tempati selama ini.

Barang-barang dan perabotan rumah dikeluarkan satu persatu dari dalam rumah oleh belasan centeng (petugas pengamanan kebun) dan pintu rumah langsung digembok dan dipasang palang kayu.

Salah seorang istri karyawan yang dipecat dan anak-anak mereka yang masih kecil tidak kuasa menahan tangis dan memohon pada centeng agar memberikan mereka tempo waktu untuk mencari tempat tinggal.

Namun, meski bermohon moho, tapi centeng kebun tetap mengeluarkan barang-barang korban dari dalam rumah.

"Tolonglah pak, beri kami waktu, kami mau bawa kemana barang kami dan kami mau tidur dimana. Kami belum ada tempat tinggal lain, tolonglah kami pak," ujarnya sambil menangis.

Rudi Salam, salah seorang karyawan kontrak penderes getah yang dipecat mengatakan bahwa pihak perusahaan memecat dirinya dan 6 karyawan lain tanpa tahu sebabnya dan mereka juga tidak diberitahu apapun tiba-tiba dipecat tanpa pesangon begitu saja.

"Saya sudah 7 tahun bekerja sebagai karyawan penderes getah. Tiba-tiba dipecat tanpa ada pemberitahuan dan diminta kosongkan rumah dinas. Barang-barang kami langsung dikeluarkan dari dalam rumah dan rumah langsung disegel pihak centeng kebun," ungkapnya.

Pihaknya sudah melaporkan hal ini ke Dinas Tenaga Kerja Pemkab Serdang Bedagai.

"Kami berharap dimediasi agar hak-hak kami sebagai karyawan penderes yang sudah tahunan bekerja diberikan," ucapnya.

Sementara itu, Harun Papam Kebun PT SRA yang mengawasi proses pengosongan rumah dinas kebun dari karyawan yang dipecat mengatakan bahwa mereka hanya menjalankan perintah pimpinan untuk mengosongkan rumah dinas yang ditempati oleh empat mantan karyawan penderes.

"Mereka karyawan penderes bekerja dibawah tanggung jawab outsourcing, kami hanya diperintahkan mengosongkan rumah dinas, karena yang bersangkutan sudah tidak lagi bekerja di PT SRA. Kami sudah berikan surat peringatan untuk mengosongkan rumah dinas seminggu yang lalu," ucapnya.

Sementara, proses pengosongan rumah dinas berjalan lancar dan korban pemecatan bersama keluarganya hanya bisa menangis menyaksikan barang-barang mereka ditaruh di halaman rumah untuk mengamankan barang-barang supaya tidak terkena hujan ditutup terpal plastik. (Wan)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini