Komnas Perlindungan Anak : WASPADA !!!SERANGAN VIRUS CORONA MENYASAR ANAK DAN BALITA DI INDONESIA

Sebarkan:


TOBA- Dalam situasi pandemi global Covid-19 yang sedang terjadi saat ini, anak tidak lagi hanya urusan orangtua atau keluarga tapi sudah menjadi persoalan negara dan bangsa agar hak hidup anak dan hak atas kesehatan terjamin.

Hal tersebut dengan tegas disebutkan oleh ketua Komisi Perlindungan Anak (KPA) Indonesia Arist Medeka secara berulang-ulang dalam kesempatan yang berbeda.

Ia menyebutkan dengan nada kesal dan kecewa yang disampaikan kepada sejumlah media yang memintanya untuk memberikan respon terhadap kasus anak balita yang diserang Covid 19 di Samosir dan di Cileungsih Bogor dan di Kutim di kantornya dibilangan Jakarta Minggu kedua April 2020 yang lalu.

Sementara itu, di Kutai Timur, Kalimantan Timur, dikabarkan oleh Akurasi Online setelah mendapat penjelasan Kadis Kesehatan Kutai Timur bahwa dilaporkan di Kutai Timur ditemukan seorang balita 10 bulan, setelah dilakukan rapid tes oleh RSUD Sangatta, Kutim, balita tersebut dinyatakan positif terinfeksi Virus Corona dan direkomendasikan untuk mendapatkan isolasi mandiri dalam keluarga.

Dalam kesempatan yang sama Pelaksana Tugas (Plt) Dinas Kesehatan Kalimantan Timur juga mengabarkan kepada sejumlah media bahwa di Kaltim dilaporkan ditemukan 34 usia anak dalam posisi PDP virus Corona.

Namun naas bagi WR seorang anak usia 16 tahun warga Kecamatan Percut Sei Tuan, Deliserdang dikonfirmasi terpaksa meninggal dunia akibat serangan Virus Corona setelah mendapat layanan medis intensif selama 8 hari dirumah sakit.

Sementara itu, menurut keterangan orangtuanya bahwa benar diakuinya bahwa WR mempunyai riwayat sakit TBC, namun putrinya tidak mempunyai riwayat perjalanan dari daerah yang menjadi zona merah Covid 19.

Dari beberapa contoh kasus berbeda daerah, yang berhasil dilaporkan Tim Terpadu Anak Indonesia Tangguh Melawan Covid-19, Komnas Perlindungan Anak Indonesia sudah dapat memastikan bahwa Virus Corona sudah menyasar anak Balita dan anak diatas Balita di Indonesia.

"Sudah tak terelakkan lagi, tengok saja kasus yang dialami dua anak anak yang terkonfirmasi mendapat serangan Virus Corona yang dapat mematikan itu," terangnya pada keterangan Persnya di Jakarta, Senin (27/4/2020).

Dari periswa ini kepada semua pihak khususnya kepada orangtua apapun latarbelakangnya. Jangan masukkan anak kita kepada dunia kematian yang sia-sia hanya karena ketidakpatuhan kita terhadap aturan-aturan yang simpel dan sesungguhnya bisa kita lakukan secara baik dan total.

Namun sayangnya, dan apa sesungguhnya kendala bagi Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan Pandemi Covid 19 melalui Juru Bicara Kemenkes per 24 jam tidak melaporkan berdasarkan klasifikasi usia dan gender terhadap jumlah data yang terkonfirmasi secara nasional berapa sesingguhnya usia anak dalam kondisi positif terinfeksi Virus Corona, dan berapa usia anak yang meninggal dunia serta berapa anak yang sembuh dari serangan pandemi Covid 19 setiap hari.

Terasa data terpilah berdasarkan klasifikasi usia dan gender menyangkut laporan perkembangan penangananan pandemi covid 19 sengaja disembunyikan, sehingga perlu dipertanyakan ada apa gerangan. Atau ini bentuk melupakan anak padahal anak adalah sebagai generasi penerus bangsa.

Sebab data terpilah dan terkonfirmasi berdasarkan gender sangatlah diperlukan bagi masyarakat dan pemerintah di daerah untuk menyusun langkah-langkah strategis dan terukur untuk memberikan perlindungan anak dari serangan virus corona yang mematikan itu.

Sebab anak sebagai ciptaan dan anugerah Tuhan mempunyai hak asasi untuk hidup, rasa nyaman dan aman serta memperoleh informasi yang memadai menyangkut tentang dirinya.

Oleh karenanya adalah kewajiban pemerintah dalam hal ini Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan Pandemi Covid 19 dan kebijakan PSBB untuk melaporkan data terpilah dan terkonfirmasi berdasarkan usia dan gender agar anak mendapat layanan kedaruratan dari serangan virus Corona dengan cara meningkat kekebalan dan daya tahan tubuh anak dari serangan virud corona serta mendisiplinkan cara hidup orangtua dan seisi rumah dengan dirumah saja.

Untuk menyelamatkan dan menjamin hak hidup anak dan untuk tidak membiarkan anak kita mati sia-sia karena ketidakpatuhan kita menjalan kebijakan Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) yang telah ditetapkan oleh pemerintah, seperti menjauhi keramaian dan menjaga jarak, wajib menggunakan masker disetiap saat diluar rumah maupun didalam rumah, mengingatkan terus menerus anak agar hidup bersih dengan cara mencuci tangan dengan sabun lalu membilasnya dengan air mengalir, tidak membiarkan anak dalam aktivitas bermain di luar rumah secara bergerombol, dan jangan membiarkan dan memberi toleransi untuk tidak menggunakan masker.

Demi kepentingan terbaik bagi anak dan kesehatannya dan agar anak terhindar dari serangan virus corona mematikan itu, Komnas Perlindungan Anak secara tegas mengingatkan waspadalah bahwa saat ini Pandemi Covid 19 menyasar anak Indonesia.

Dengan demikian Komnas Perlindungan Anak dan Lembaga Perlindungan Anak (LPA) diseluruh Nusantara menegaskan kembali patuhilah Protokol Kesehatan Pandemi Covid 19 serta kebijakan PSBB dan jalankanlah dengan penuh kedisiplinan..

Mengingat dampak serangan virus corona banyak keluarga dan orangtua kehilangan pekerjaan dan penghasilan yang dipastikan akan mengurangi konsumsi makanan yang bergizi selama kebijakan PSBB "dirumah aja".

"Atas pertimbangan itu dan agar jutaan anak khususnya balita mendapat konsumsi atau asupan makanan yang baik selain ASI, dengan demikian sesuai dengan himbauan Presiden RI Jokowi, Komnas Perlindungan Anak menghimbau pemerintah di masing-masing daerah agar menyediakan bantuan sosial kemanusiaan berupa makanan yang dapat meningkatkan kekebalan dan daya tahan tunbuh anak dari kemungkinan serangan virus corona," terangnya.

Karena fakta menunjukkan bahwa bantuan sosial kemanusiaan berupa distribusi sembako hanya berorientasi kebutuhan komsumsi orang dewasa. Sialnya, seolah-olah anak tidak perlu mendapat makanan selain ASI sebagai asupan utama anak Balita.

Adalah tidak adil bagi anak dan balita di Indonesia tidak mendapat konsumsi asupan atau makan yang baik dan yang dapat meningkatkan kekebalan serta daya tahan tubuh anak dari serangan virus corona. (TOBA)


Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini