Adi, yang sehari harinya bekerja sebagai supir sangat mengkhawatirkan pengerjaan jembatan oleh kontraktor yang diduga tidak bertanggung jawab atas pekerjaannya, pasalnya menurut Adi masih dua bulan jembatan tersebut selesai dikerjakan namun besi tulang lantainya sudah pada nongol, tidak hanya itu, balok coran penahan lantai jembatan juga pada keroak sehingga besi tulangnya nampak,
Selain daripada itu, Tembok Penahan Tanah (TPT) tidak senyawa dengan pondasi jembatan, sehingga dikhawatirkan akan mengakibatkan longsornya badan jalan yang ditimbun, padahal dana untuk pembangunan jembatan ini sangat besar yakni 1,2 miliar rupiah,
Warga juga menyesalkan lemahnya pengawasan dari pihak Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Langkat, kalau pengawasan dari pihak dinas tidak lemah tidak akan mungkin terjadi timbang terima pekerjaan antara kontraktor dan pihak dinas, jembatan ini adalah sehari harinya menjadi akses warga untuk mengangkat hasil kebun sawit dan kebun jeruk, kata warga ini sembari meminta kepada pihak penegak hukum untuk memproses secara hukum pengerjaan jembatan yang dikhawatirkan tidak akan bertahan lama,
Ditempat terpisah, kontraktor berinisial T dikonfirmasi Metro online melalui pesan singkat SMS handpon mengatakan, maaf pak baru buka hp, trimakasih pak atas informasinya, besok saya perbaiki, katanya enteng,
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) cipta karya Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang Kabupaten Langlat, Azmi dikonfirmasi melalui handpon, handpon nya aktif namun tidak ada jawaban, dicoba melayangkan pesan singkat lewat SMS, namun Kabid Cipta karya ini juga tidak ada memberi jawaban.(Lkt-1)
