Cerita Mahasiswa Asal Sidimpuan Yang Kuliah di China, Bisa Pulang ke Indonesia Saat Mewabahnya Virus Corona

Sebarkan:
Ilustrasi
PADANGSIDIMPUAN | MAP (28) salahsatu Mahasiswa Asal Kota Padangsidimpuan yang kuliah di negeri China kota Beijing mengambil program graduate School (S2) Chinese Academy Off Acricultural Sciences, menceritakan bagaimana kondisi China saat terserang wabah virus corona dan bagaimana Ia bisa pulang ke Indonesia.

Kepada metro-online.co MAP menceritakan bahwa pertama kalinya wabah vorus corona menyerang negeri Chinna tepatnya di kota Wuhan yaitu pas hari raya Imlek dan pada saat itu cuaca di China sedang musim dingin.

Mendengar kejadian banyaknya korban yang berjatuhan hampir setiap hari semakin bertambah, hal ini membuat semua penduduk negeri China semakin panik, begitu juga dengan dirinya.

Walaupun Ia tinggal di kota Beijing dengan jarak tempuh lebih kurang 1.300 Kilometer dari kota Wuhan, tetap saja wabah virus corona menghantui seluruh warga China termasuk dirinya sendiri.

"Saya memang tinggalnya di daerah Beijing dan dari Wuhan cukup jauh sekitar 1.3000 kilometer, tetapi pada saat itu situasi tidak kondusif, semua warga dan penduduk China pastinya sangat panik dan takut virus tersebut menyebar ke semua daerah" ungkap MAP saat menceritakan kepada metro-online.co, Jum'at, (06/03/2020).

Ia juga mengatakan semua orang mengurung diri didalam rumah termasuk dirinya dan tidak ada yang berani keluar, akibat mewabahnya virus corona tersebut, hampir disetiap kota di negeri tirai bambu tersebut perekenomiannya tidak berjalan.

"Saya hanya keluar dari asrama untuk berbelanja keperluan sehari-hari dan satu kali belanja bisa mencukupi selama seminggu, semua pusat perbelanjaan, toko ataupun kios yang menyediakan makanan tutup, hanya saja ada yang menyediakan pasar dadakan disalah satu apartemen, itupun hanya buka 2 hari cukup untuk memenuhi kebutuhan makan warga" ucapnya.

Sejak Virus Corona mewabah, lanjut MAP, di kampus tempatnya menimba ilmu memang sedang masa libur musim dingin.

Sejak munculnya wabah virus corona di China, pemerintah China langsung mengeluarkan himbauan dan peringatan kepada warga agar untuk tidak berpergian atau keluar rumah jika tidak sesuatu hal yang penting demi menjaga keselamatan warga terjangkit dari virus mematikan tersebut, penjagaan ketat terus dilakukan disetiap portal.

Tidak itu saja Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di China juga menghimbau kepada warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di China, agar tidak panik dan jangan keluar rumah jika tidak keperluan yang penting, serta tetap menjaga kebersihan dan kesehatan diri. KBRI juga terus memantau bagaimana kondisi dan situasi keberadaan WNI di China.

"Dari KBRI sendiri terus menghimbau dan mengingtkan serta melakukan pantauan kepada kami khususnya WNI agar tetap waspada, tidak itu saja KBRI juga menyiapkan nomor call center atau nomor darurat yang bisa kami hubungi suatu waktu nanti" kata MAP mahasiswa beasiswa program S2 ini

Selanjutnya MAP juga menceritakan bagaimana Ia bisa pulang ke Indonesia hingga sampai di kota kelahirannya Kota Padangsidimpuan.

Diceritakannya, kenapa Ia dan WNI lainnya pulang ke Indonesia karena adanya intruksi dari KBRI dan juga kampus tempat Ia menimba ilmu, hal ini demi menjaga diri dan keselamatan dari terjangkitnya virus corona dan mengingat suasana China yang tidak kondusif.

Dalam perjalanan menuju Indonesia, pesawat yang Ia tumpangi ini pun mulai dilakukan pemeriksaan ketat, keluar dari rumah sampai bandara hingga tiba di Indonesia, Ia dan WNI lainnya tidak langsung diterbangkan ke Indonesia tetapi transit ke Brunei Darussalam baru ke Bandara Soekarno Hatta Indonesia.

Sesmpainya di bandara Sokerno Hatta Indonesia Ia dan WNI lainnya langsung dilakukan pemeriksaan serta medical check-up. Mulai dari pemeriksaan kesehatan, rontgen sampai cek darah.

"Sesampainya di Indonesia saya langsung diperiksa oleh tim kesehatan pihak bandara, mulai dari cek kesehatan, rontgen, cek darah hingga dilakukan penyembrotan anti virus sampai benar - benar kita steril bersih dari virus." ungkapnya.

lanjut MAP, setelah sampai di Indonesia dan selesai di lakukan medical check up dan dinyatakan bebas dari virus, Ia tidak langsung pulang ke kota Padangsidimpuan, tetapi Ia mengisolasikan dirinya dulu di Jakarta untuk tinggal sementara selama beberapa hari, baru Ia pulang ke kota kelahirannya kota Padangsidimpuan.

Ia juga menyampaikan, bahwa situasi China tepatnya di kota Beijing terakhir Ia tinggalkan, sekarang sudah mulai sedikit berangsur membaik, tidak sepanik seperti pertama pada saat virus mulai mewabah, hanya saja sejumlah pusat perbelanjaan dan toko masih belum berani melakukan aktifitas.

Adanya berita wabah virus corona di Wuhan China ini, Ia hanya berpesan, Agar masyarakat tidak terlalu panik dengan virus corona ini.

"Alhamdulillah sudah bisa sampai di Sidimpuan walau harus melewati ini tidak mudah, walau harus melewati sejumlah pemeriksaan tidak seperti biasanya"

"Saya hanya berpesan kepada masyarakat, khusunya warga Kota Padangsidimpuan sendiri agar tidak panik setelah mendengar mewabahnya virus corona ini, yang paling penting adalah jaga kesehatan dan mulailah hidup bersih dan sehat dan jangan percaya jika ada isu atau informasi tentang virus corona ini jika belum jelas faktanya" pungkas MAP yang tidak mau identitasnya ini diketahui. (Syahrul)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini