Anak Korban Pembunuhan di Desa Saentis Minta Polisi Menangkap Pelaku Lainnya

Sebarkan:
Nasib Supriadi saat menjalani perawatan. 

MEDAN- Personel Sat Reskrim Polrestabes Medan masih terus memburu pelaku pembunuhan Nasib Supriadi
,53, warga Jalan Sopoyono, Desa Saintis, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kab. Deliserdang, Sumatera Utara.

Sebelumnya, Sat Reskrim Polrestabes Medan sudah mengamankan dua pelaku yakni Yudha Warisdiyanto alias Bogel, 50, dan Sugianto, 49, masing-masing warga Jalan Siliwangi, Dusun V, Desa Cinta Rakyat dan Dusun 17 Tambak Bayan, Desa Seintis, Kecamatan Percut Sei Tuan. Penangkapan tersangka atas laporan anak kandung korban, Ridho Alfrian Tito, 24, sesuai Laporan Polisi nomor: LP/360/II/2020/ SPKT Percut tanggal 12 Februari 2020.

Selain kedua tersangka tersebut, Maringan juga mengatakan masih ada nama-nama lain yang diduga terlibat dalam aksi penganiayaan tersebut.

 “Kita masih memburu pelaku lainnya," ujar Maringan. 

Tambah Maringan, kedua pelaku dipersangkakan dalam pasal 170 Yo 351ayat 3 KUHPidana.

Sementara Dedi Sanjaya, SH selaku kuasa hukum dan Ridho Alfrian Tito, anak korban berharap kepolisian segera menangkap aktor kasus pembunuhan itu.

"Kami berharap Kepolisian segera menangkap aktor pembunuhan dan pelaku lainnya," ujar Dedi Sanjaya. 

Tambah Ridho Alfrian, saat kejadian ia melihat ada beberapa pelaku yang melakukan penganiayaan terhadap ayahnya itu.

"Lebih dari sepuluh orang yang datang menganiaya ayahku dan mereka masih bebas berkeliaran," ujarnya. 

Ridho menjelaskan, mereka saat ini sangat khawatir karena sebagian pelaku sering lewat dari depan rumah mereka.

Peristiwa pembunuhan itu terjadi terjadi di lahan garapan, tak jauh dari rumah korban di Jalan Sopoyano, Pasar 10, Desa Saintis, Percut Sei Tuan, Rabu (12/2/2020) sekira pukul 13.00 Wib.

Siang itu, Nasib dan putranya Ridho Alfrian Tito sedang berada di lahan mereka. Keduanya lantas melihat rombongan Bogel dan Sugiono menanami pisang di lokasi tersebut.

Melihat itu, Nasib dan anaknya mendatangi kedua orang tersebut dan mempertanyakan hal itu. Namun rupanya, teguran korban membuat pelaku terpancing emosi hingga kedua belah pihak terlibat cekcok. Saa itulah Bogel dan temannya mengarahkan busur panah ke arah Nasib. 

Akibat serangan mendadak itu, Nasib terkapar setelah anak panah menancap di dadanya. Sementara anak panah lainnya mengenai lengan Ridho.

Melihat ayahnya berlumuran darah, sambil memegangi dada kanannya yang masih tertancam anak panah, Ridho dan beberapa warga di sana berusaha menolong Nasib dengan membawanya ke klinik di Desa Kolam.

Dari klinik, Nasib kemudian dirujuk ke RS Mitra Medika di Tembung dan selanjutnya dirujuk kembali ke RS Pirngadi Medan. Kemudian karena alasannya kelengkapan peralatan, korban dibawa ke RS Adam Malik Medan. Kamis (13/2) sekitar pukul 10, koran meninggal. (ka)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini