Pasalnya, pihak Badan Pusat Statistik (BPS) diduga kurang gencar mensosialisasikannya, baik secara langsung ke seluruh lapisan masyarakat maupun lewat pemberitaan di media.
Demikian pula soal pelaksanaaan sensus penduduk online, juga belum banyak dipahami masyarakat, terutama masyarakat di pedesaan Paluta. Apalagi terkait soal memasukkan data kependudukan.
"Saya sudah terjun ke desa-desa, terutama desa yang berada di pelosok, bahkan ada desa itu hampir seluruh masyarakatnya tidak tahu sekarang sedang berlangsung pelaksanaan sensus penduduk 2020 di Paluta," ungkap salah satu Aktivis Paluta Ardiansyah Harahap kepada Metro-online.co, Jumat (21/2/2020).
Terkait itu, Ardi menduga pihak BPS kurang efektif mensosialisasikan adanya kegiatan sensus penduduk 2020 ke seluruh lapisan masyarakat desa di Paluta.
"Malah saya melihat pihak BPS lebih gencar mensosialisasikan pelaksanaan sensus ke kalangan pejabat-pejabat dan masyarakat di lingkungan perkotaan Paluta. Mungkin lebih mengejar seremonial untuk pencitraan kali ya," candanya.
Sementara, salah satu tokoh pemuda Paluta Asrin Siregar juga mengaku, dirinya mengetahui adanya sensus penduduk karena ada postingan kalangan pejabat Paluta di media sosial sedang dikunjungi pihak BPS terkait sensus penduduk online 2020.
"Saya sendiri belum tahu gimana sensus online ini. Cuma saya tahu sedang ada pelaksanaan sensus. Itupun karena ada postingan pejabat di Paluta di jejaring media sosial," ungkap Asrin.
Asrin berharap pihak BPS lebih fokus terjun ke masyarakat di pelosok desa untuk mensosialisasikan tata cara pelaksanaan sensus online 2020.
"Menurutku lebih tepat BPS fokus mensosialisasikan pelaksanaan sensus online 2020 ke masyarakat di pelosok desa, daripada ke pejabat Paluta yang sudah akrab dengan gadged," kata Asrin. (GNP)
