Lahan Kurang dari Satu Hektar, Petani Jagung Bisa Mendapat 5 Ton Hasil Panen

Sebarkan:
PAKPAK BHARAT - Minat masyarakat petani di Kabupaten Pakpak Bharat, Sumut, untuk bercocok tanam jagung terbilang mulai tinggi.

Hal ini tidak terlepas dikarenakan mudahnya perawatan yang dibutuhkan mulai masa penanaman hingga sampai masa panen.

Selain perawatan yang mudah, di sisi lain harga yang tergolong selalu stabil, sehingga budidaya tanaman jagung mulai menjadi salah satu tanaman andalan masyarakat di Kabupaten Pakpak Bharat.

Seperti yang diungkapkan Elvira Berutu, salah satu petani jagung warga Kecamatan Salak, Pakpak Bharat. Ia mengaku puas dengan hasil selama bercocok tanam jagung.

Dikatakannya, dari hasil panen jagung yang didapatkannya selama mulai serius bercocok tanam jagung terbilang tinggi. Dari luas lahan kurang dari 1 hektare atau luas sekitar 23 rante dia mampu mendapatkan 5 ton hasil setiap panennya.

"Untuk pemakaian jenis benih, saya menggunakan benih bibit P32, dan dimana sejauh ini hasilnya cukup memuaskan. Untuk satu kilo bibit setiap panennya saya bisa mendapatkan rata-rata 500 kilo hasil, bahkan terkadang lebih. Kemarin pernah dalam satu kilo bibit kita bisa mendapatkan hasil panen sebanyak 619 kilo dan kalau dikalkulasikan dari luas lahan 23 rante rata-rata saya bisa mendapat 5 ton jagung setiap panennya," ungkapnya, Selasa (18/2/2020).

Menurut Elvira, ini tidak terlepas dari persiapan awal yang dilakukan, mulai dari penyiapan lahan, jarak tanam yang tepat, penyemprotan, hingga takaran penggunaan pupuk.

"Kalau hal ini sudah kita lakukan, saya yakin hasilnya akan baik dan memuaskan," jelasnya.

Untuk hama sendiri, lanjut Elvira, saat ini hama ulat daun memang salah satu menjadi masalah, tapi untuk mengatasinya tidak terlalu sulit.

"Kita hanya cukup melakukan penyemprotan terhadap daun yang terserang hama," katanya.

Dia juga mengaku beberapa masyarakat petani jagung sudah datang ke kebun jagung miliknya untuk berkonsultasi, terkait bagaimana budidaya jagung yang baik, hingga mendapatkan hasil yang baik.

"Sejauh ini kesulitan yang kita hadapi dalam bercocok tanam jagung ini adalah sulitnya mendapatkan pupuk. Untuk itu kami berharap kepada pemerintah Pakpak Bharat agar memperhatikan kebutuhan pupuk bagi masyarakat petani, khususnya masyarakat petani jagung, agar nantinya dapat terus menggenjot hasil produksi pertanian jagung di Pakpak Bharat," harapnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian Pakpak Bharat Sunardi SP menyebutkan bahwa minat petani di Kabupaten Pakpak Bharat untuk bercocok tanam jagung sudah mulai tinggi dan sudah mejadi salah satu tanaman prioritas di masyarakat petani.

Dikatakannya, dari pendataan yang dilakukan oleh penyuluh pertanian di lapangan, hasil produksi dari tahun sebelumnya selalu mengalami peningkatan, dengan menggunakan bibit P32.

Bahkan, untuk target yang pernah diharapkan sebelumnya dimana 1 kilo benih ditargetkan bisa menghasilkan 300 kilo hasil, malah hasil yang didapatkan lebih dan bisa melebihi target.

"Dimana dari 1 kilo bibit mampu menghasilkan 400 kilo sampai 500 kilo dari hasil panen," ucapnya.

Untuk jenis bibit jagung sendiri yang banyak diminati masyarakat adalah jenis P32. Hal ini dikarenakan sangat cocok ditanam di wilayah Pakpak Bharat.

"Karena jenis bibit P32 banyak keunggulannya, selain bobot bijinya berat juga tahan terhadap Hawar daun dan tahan terhadap busuk tongkol. Itu kenapa masyarakat lebih tertarik terhadap bibit jenis ini," ujar Sunardi.

Bahkan dari hasil pendataan yang dikeluarkan Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara, menyebutkan bahwa Pakpak Bharat menjadi nomor satu tertinggi dari hasil produksi per-hektarnya. (Janiper)
Sebarkan:
Komentar

Mengingat lahan pertanian yang tidak luas maka intensifikasi pengolahan dan pengelolaan lahan agar hasilnya maksimal..
maka petani Pakpak Bharat dapat menyamai hasil produksi pertanian dengan Kabupaten tetangga
Salut dengan petani jagung diatas.....

Berita Terkini