Waspada..! PT MNA Kuala Tanjung Diduga Masih Edarkan Minyak Goreng Curah, Ini Efeknya Bagi Tubuh

Sebarkan:
Lokasi Pabrik PT Multimas Nabati Asahan
SUMUT - Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) sebelumnya telah menyatakan, per Januari 2020 minyak goreng curah tidak boleh lagi beredar di pasaran karena dianggap tidak sehat dan higienis.

Sebagai gantinya, minyak goreng kemasan akan dipasarkan secara masif dan harganya dijanjikan bakal terjangkau.

Namun, ada juga perusahaan produsen yang masih 'membandel' dengan menyuplai minyak goreng curah ke toko grosir maupun kedai untuk dijual ke masyarakat.

Salah satu contoh, anak perusahaan Wilmar Grup, PT Multimas Nabati Asahan (MNA) yang pabriknya berlokasi di Dusun IV Alai Tanjung Permai, Desa Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batubara, Sumatera Utara.

Menurut informasi, perusahaan ini diduga masih menyuplai minyak goreng curah dengan menggunakan mobil tangki ke toko-toko di Kota Tebingtinggi, Pematangsiantar, Perdagangan dan beberapa lokasi lain di Sumatera Utara.

Hal itu terpantau dari beberapa toko yang berada di Kota Tebingtinggi, seperti di Jalan Sutomo, Jalan KF Tandean dan kawasan Brohol masih menjual minyak goreng curah yang diduga disuplai dari PT MNA Kuala Tanjung.
Salah satu toko penjual minyak goreng curah
Satu salah warga Tebingtinggi bermarga Sitompul mengutarakan, dirinya sering melihat mobil tangki diduga milik PT MNA yang berhenti di salah satu toko di kawasan Brohol.

"Mobil itu diduga sedang memompa minyak goreng ke drum yang ada di toko itu, untuk dibuat stok apabila masyarakat mau membeli," ungkapnya.

Ia berharap pemerintah lebih tegas menyikapi hal ini, karena menurutnya konsumsi makanan menggunakan minyak goreng curah sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh.

"Pemerintah harus tegas lah. Lakukan razia ke pabrik-pabrik yang memproduksi minyak goreng curah. Karena itu sangat berbahaya bagi tubuh," ujarnya.

Humas PT MNA Rasyid saat hendak dikonfirmasi dikantornya, Kamis (16/1/2020), sedang tidak berada ditempat. Begitu juga saat dikonfirmasi wartawan melalui pesan Whatsapp, ia belum memberikan jawaban.
Mobil truk tangki pengangkut minyak goreng curah
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan, pihaknya terus berupaya meningkatkan mutu dan keamanan pangan yang dikonsumsi, salah satunya melalui program pengalihan minyak goreng curah ke minyak goreng kemasan.

Enggar menyebutkan, mayoritas minyak goreng curah saat ini yang beredar merupakan minyak bekas pakai yang diolah sedemikian rupa seakan-akan minyak baru yang tidak bermasalah.

"Minyak goreng curah enggak ada jaminan itu sehat, dan dari penelitian kami itu (minyak goreng curah, red) berasal dari minyak goreng bekas. Diolah secara sederhana dan tidak higienis. Maka dari itu kita pastikan, Januari 2020 tidak ada lagi minyak goreng curah di pasaran," ujar Enggar, di Jakarta, Minggu (6/10/2019) lalu.

Menurut penelusuran dari berbagai sumber, efek berbahaya jika mengonsumsi makanan yang diolah dengan minyak goreng curah yakni:

1. Memicu Kolestrol

Belum jelas bahan pembuatan minyak goreng curah. Kabarnya, minyak goreng curah merupakan minyak goreng bekas pakai. Jika benar, maka efeknya bisa memicu kolesterol. Minyak bekas pakai yang digunakan berulang kali, bisa menghasilkan sisa atau serbuk penggorengan. Inilah yang menjadi pemicu kolesterol.

2. Kanker Payudara

Minyak goreng yang digunakan lebih dari satu kali bisa menimbulkan kanker payudara. Temuan ini dari hasil studi dengan percobaan tikus. Hasil menunjukkan bahwa minyak goreng yang dipanaskan kembali dapat memicu perubahan sel yang dapat mendorong pertumbuhan kanker payudara stadium akhir.

Para peneliti dari University of Illinois di Urbana-Champaign menguji minyak goreng yang sudah digunakan beberapa kali dalam suhu tinggi pada tikus laboratorium.

Dari hasil penelitian itu, mereka menemukan bahwa minyak goreng yang digunakan lebih dari sekali mampu meningkatkan pertumbuhan kanker payudara.

Selain itu, alasan mengapa menggunakan minyak goreng berulang kali bisa berpotensi kanker, karena minyak goreng yang digunakan terus-menerus bisa mengubah komposisi dan melepaskan Akrolein (senyawa dalam minyak goreng).

3. Memicu Diabetes hingga Radikal Bebas

Pemanasan minyak goreng berulang kali mengakibatkan penipisan kandungan antioksidan alami dalam minyak goreng. Alhasil, jika mengonsumsi makanan yang digoreng dengan minyak bekas akan mengakibatkan hipertensi, diabetes dan peradangan pembuluh darah.

Minyak goreng yang telah digunakan berulang kali bahkan warnanya telah hitam dan keruh, rentan mengandung lemak jenuh jahat dan radikal bebas. Minyak sisa juga bisa meningkatkan risiko obesitas. (Sdy)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini