Terkait Virus Corona, Kondisi Tak Seburuk yang Dibayangkan, Ini Pengakuan WNI di Wuhan

Sebarkan:
WUHAN - Kota Wuhan yang menjadi tempat asal persebaran Virus Corona, saat ini dikarantina secara ketat.

Akses dari dan menuju ibu kota dari Provinsi Hubei ini ditutup agar Virus Corona tidak tersebar semakin luas.

Sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI) masih tertahan di Kota Wuhan sampai saat ini. Di antaranya Hilya Milla, mahasiswi dari Chongqing University, bersama suaminya di Central China Normal University.

Sebagai Warga Negara Indonesia (WNI), hingga kini Hilya mengaku terus berkomunikasi dengan WNI lainnya.

"Sebagai WNI yang terdampak Virus Corona di Wuhan, saya dan teman-teman berupaya sebisa mungkin mengabarkan keadaan kami dari Wuhan. Walaupun terkadang disalahartikan dan dianggap memberi harapan palsu, tetapi kami berbesar hati tetap mengabarkan keadaan yang terjadi di Wuhan," ujarnya, Selasa (28/1/2020).

Hilya bercerita harus merelakan waktu istirahat dengan tidur pukul 2 pagi dan bangun pukul 5 pagi demi menyampaikan berita terbaru dari Wuhan.

Terkadang bahkan mereka tidak tidur semalaman demi memberikan informasi terkini seputar Wuhan.

"Walaupun narasi positif yang kami bangun tidak sebanding dengan masifnya narasi negatif yang tersebar di media-media Indonesia yang menyebabkan kepanikan berlebihan sebagian masyarakat di Indonesia, tetapi kami berusaha untuk tidak kalah," tuturnya.

Sampai saat ini, Hilya tetap berkomitmen untuk tidak menyerah. Karena bagi mereka menyampaikan kebenaran adalah kewajiban karena benar adanya kondisi di sana tidak sedramatis yang digambarkan.

"Manusiawi, kami yang di Wuhan ingin segera pulang. Tidak mudah berada dalam posisi seperti ini. Selain melawan secara langsung Virus Corona, kami juga harus melawan narasi negatif dan hoaks yang bertebaran di media-media Indonesia," ungkapnya.

WNI asal Klaten, Jawa Tengah ini menyampaikan kondisi mereka di Wuhan tidak seburuk yang dibayangkan. Mereka tidak dikurung, tidak pula kelaparan. Sampai saat ini Hilya dan WNI lainnya masih bisa mengatasi kebutuhan.

Pemerintah melalui Kemenlu dan KBRI terus menjalin komunikasi dan memantau. KBRI juga telah berkomitmen untuk memberikan bantuan.

"Kami berterima kasih kepada keluarga, saudara, teman-teman, dan masyarakat Indonesia atas doa dan dukungan. Yang tak henti memberikan atensi besar kepada kami, serta selalu menanyakan kabar kami setiap hari. InsyaAllah kami akan selalu kuat, sambil menanti kabar baik yang mungkin akan datang," ucapnya.

Ia meminta semua pihak membantu menyebarkan narasi positif tentang apa yang ia sampaikan saat ini. Karena narasi negatif akan menjadi boomerang bila terus-menerus diulang dan juga membahayakan kesehatan karena menimbulkan kepanikan yang berlebihan.

"Tanpa kalian, kami tiada artinya. Hanya dengan bergandeng tangan, kami yakin kita bisa melewati ujian kehidupan. Salam hangat kami dari Wuhan, sehangat mentari yang bersinar hari ini memberikan harapan," tutupnya.

Lewat siaran pers tertanggal, Senin (27/1/2020), Ketua Persatuan Pelajar Indonesia Tiongkok (PPIT) cabang Wuhan, Nur Mursyafak Informasi memberikan informasi terbaru yang diperoleh PPIT Wuhan dari National Health Commission RRT pukul 14.00 waktu Wuhan.

Dalam siaran pers, jumlah total orang yang terinfeksi virus Corona di China sebanyak 2.823, dengan jumlah pasien yang meninggal sebanyak 81 orang. Sehingga Pemerintah China menutup akses masuk dan keluar di 14 kota di Provinsi Hubei.

"PPIT Wuhan sudah mendata seluruh mahasiswa dan WNI yang sedang berada di Provinsi Hubei yaitu sebanyak 244 WNI (per hari Senin, 27 Januari, 14.00 waktu Wuhan) yang tersebar di Wuhan, Xianning, Huangshi, Jingzhou, Xianyang dan Enshi," jelasnya.

PPIT Wuhan melalui ketua ranting sudah menjalin komunikasi dengan seluruh mahasiswa dan WNI bahwa mereka dalam keadaan sehat dan tidak ada yang terjangkit virus Corona serta dalam pantauan kampus dan ketua ranting masing-masing.

"PPIT Wuhan dan seluruh perwakilan Ranting di Provinsi Hubei selalu berkoordinasi secara aktif dengan KBRI Beijing, Kementrian Luar Negeri (Kemlu) Republik Indonesia, Direktorat Perlindungan WNI dan BHI melalui group wechat untuk mempermudah komunikasi dan konsultasi," imbuhnya.

PPIT Wuhan dan KBRI Beijing terus berupaya untuk memenuhi persedian logistik bagi rekan-rekan WNI yang berada di Wuhan dan sekitarnya.

Langkah nyata dan tercepat dari KBRI saat ini adalah mengirimkan pendanaan melalui WechatPay ke akun ketua ranting masing-masing.

PPIT Wuhan, ketua ranting dan KBRI telah melakukan rapat koordinasi Senin, 27 Januari pukul 14.00 waktu Wuhan membahas perkembangan evakuasi.

Saat ini, KBRI terus melakukan koordinasi dengan Menlu, Menkes, Pemerintah kota Wuhan dan provinsi Hubei.

"PPIT Wuhan menghimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia jangan mudah percaya dengan informasi yang tidak akurat dan diharapkan lebih bijak menerima dan menyebarkan informasi mengenai keadaan mahasiswa di Wuhan," tegasnya.

PPIT Wuhan juga menghimbau kepada seluruh rekan-rekan media yang ingin mengetahui kondisi terkini dapat menghubungi narahubung di Wuhan dan mengkonfirmasi kebenaran berita demi menghindari informasi yang kurang akurat terkait kondisi Wuhan saat ini. (Ril/Tri)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini