Penerapan Trolley Berbayar Bebani Konsumen Bandara Kualanamu

Sebarkan:
DELISERDANG - Penerapan trolley berbayar oleh PT Angkasa Pura Solusi (APS) yang selama ini dipakai penumpang pesawat secara gratis untuk membawa barang bagasi, membebani konsumen Bandara Internasional Kualanamu (KNIA) Kabupaten Deliserdang.

Tidak tanggung-tanggung, untuk jasa komersil yang didorong seorang petugas (porter) untuk tiga koper barang penumpang pesawat dikenakan Rp35 ribu dengan jarak turun dari mobil hingga ke area check in tiket pesawat. Kalau lebih dari ketentuan barang (tiga koper) penumpang dikenakan harga lebih.

Sejumlah penumpang pesawat yang merupakan konsumen tetap Bandara Kualanamu sangat menyayangkan kebijakan tentang trolley berbayar ini.

Apalagi trolley yang selama ini digunakan untuk service penumpang Bandara Kualanamu itu sudah bagian dari pelayanan bandara dengan pajak bandara yang cukup mahal.

"Memang jasa mereka yang di bayar tetapi kenapa trolley yang selama ini gratis untuk penumpang digunakan mereka," sebut Herman, salah seorang konsumen bandara.

Sejumlah konsumen Bandara juga minta dilakukan evaluasi penggunaan porter berbayar di Bandara Kualanamu.

Kalaupun ada, mereka tidak menggunakan trolley milik PT Angkasa Pura (AP) II karena mengurangi trolleynya bagi penumpang pesawat, dikhawatirkan semua trolley nanti akan berbayar.

Manager Airport Duty Luas Tambunan saat dikonfirmasi terkait hal ini, Minggu (19/1/2020) tidak menampik adanya trolley berbayar menggunakan porter di KNIA.

Menurutnya, hal ini dibuat untuk pelayanan bagi pengguna jasa bandara yang mau menggunakan jasa porter.

"Kebijakan ini dilakukan sebagai kreasi bisnis oleh APS yang posisinya sebagai anak perusahaan PT Angkasa Pura II, dengan harapan dapat menambah penghasilan AP II yang lagi merosot," jelasnya.

Dikatakannya, penerapan ini masih dalam taraf uji coba. Kedepan akan terus dilakukan evaluasi, dan cara kinerjanya juga tidak ada paksaan.

"Kalau ditawarkan kepada penumpang dan tidak mau dengan jasa yang ditawarkan tidak apa dan tidak boleh paksa," ungkap Luas.

Terkait menggunakan trolley PT Angkasa Pura II, ia mengaku masih tarap uji coba dan melihat segmen pasar.

"Kalau nanti ini menguntungkan, pasti trolleynya yang digunakan akan tersendiri dari APS," tegasnya.

Pantauan di lokasi, para porter yang sudah dipekerjakan terlihat menawarkan jasa kepada calon penumpang yang baru tiba di Bandara KNIA.

Pekerja ini mengaku ada target per harinya yang akan disetor kepada APS. Sedangkan penggajian mereka langsung dari APS dengan ketentuan bulanan sesuai UMK.

Sedangkan dalam bekerja dilakukan bergantian dengan sebanyak 3 orang per shif. (Wan)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini