Hidup di Bawah Garis Kemiskinan, Satu Keluarga Ini Tinggal di Teras Rumah Kosong

Sebarkan:

Medan - Hidup  di bawah garis kemiskinan, satu keluarga yang merupakan warga Kota Medan terpaksa tinggal dan bertahan hidup di teras rumah kosong milik warga, di jalan Gurilla, Kota Medan.

Dengan kebutuhan yang terbatas, satu keluarga ini bertahan hidup dengan belas kasihan warga sekitar.

Sejak tiga bulan terakhir, Syukri bersama istri dan seorang anaknya sudah tinggal di teras rumah kosong milik warga.

Mereka hidup di bawah garis kemiskinan hingga tidak punya uang untuk menyewa rumah.

Sebelumnya, Syukri yang berusia 63 tahun ini berprofesi sebagai penarik becak dayung, namun seiring dengan bertambahnya usia, ia kini sudah mengalami lumpuh dan sakit-sakitan sehingga tidak bisa lagi mengayuh becaknya untuk menafkahi anak dan istrinya.

Sementara putri perempuannya Siti Syarifah (25) juga mengalami gangguan jiwa, atau depresi akibat ditinggal suaminya, sehingga tidak bisa membantu perekonomian mereka.

Menurut Yuniar, istri Syukri, ia tidak bisa menyangka harus hidup dan tinggal di teras rumah kosong warga yang hanya di tutup dengan kain dan poster untuk bertahan dari dinginnya angin malam dan teriknya panas matahari.

"Saya tidak menyangka hidup kami seperti ini. Kami benar-benar miskin dan tidak punya apa-apa. Semua sudah jalan hidup kami," ujarnya merenungi nasibnya.

Ia berharap agar pemerintah dapat membantu dan meringankan bebannya, dengan program-program pemerintah yang saat ini tidak satu pun mereka terima.

"Banyak program pemerintah untuk membantu warga miskin, tapi satu pun tidak ada yang kami terima. Padahal Ki warga Kota Medan dan memiliki KTP asli Medan," keluhnya.

Bahkan untuk kebutuhan kamar mandi saja, mereka terpaksa menumpang ke rumah tetangga dan tidur hanya beralaskan tikar.

"Sangat sulit kehidupan kami. Untuk mandi aja harus menunggu belas kasihan orang yang mau meminjamkan kamar mandinya untuk kami," katanya sembari meneteskan air mata.

Sementara itu, Ketua yayasan Peduli Pemulung Sejahtera, Uba Pasaribu yang datang dan meninjau langsung kehidupan keluarga Syukri merasa prihatin.

"Seharusnya Pemerintah Kota Medan harus lebih peka melayani warga warga miskin, sesuai dengan visi misi walikota Medan yang mengatakan Medan rumah kita. Tapi nyatanya hingga hari ini masih ditemukan warga Kota Medan yang tinggal dan hidup di teras rumah kosong milik warga," pungkasnya.

Jika pemerintah Kota Medan tidak perduli dengan keluarga Syukri, katanya, maka yayasan Peduli Pemulung Sejahtera akan memindahkan ke rumah kontrakan yang layak.

"Padahal dalam undang-undang jelas tertulis warga miskin yang tidak mampu akan menjadi tanggungan pemerintah. Tapi kemana pemerintah kita ini. Apa memang sudah tidak memiliki hati nurani lagi?," Tanyanya kesal. (Hen).
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini