Meski Hujan, HUT PGRI di Aceh Timur Berlangsung Khidmat

Sebarkan:
ACEH TIMUR - Peringatan Upacara Hari Ulang Tahun (HUT) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) di Kabupaten Aceh Timur diwarnai dengan turunnya hujan saat berlangsung upacara.

Upacara yang dipusatkan di lapangan utama pusat Pemerintahan Kabupaten Aceh Timur berjalan khidmat dan lancar yang diikuti oleh ratusan pelajar tingkat SLTA dan para guru dari berbagai tingkatan dalam jajaran Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Timur, Senin (2/12/2019).

Bertindak sebagai inspektur upacara dalam peringatan HUT PGRI tersebut adalah Asisten II Bidang Pembangunan, Ekonomi dan Keistimewaan Aceh, Usman A Rachman. Sementara yang bertindak sebagai pemimpin upacara adalah M. Thahir, guru SMP Negeri 1 IDI.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indenesia, Nadiem Anwar Nakarim dalam amanatnya yang dibacakan oleh Pembina Upacara Usman A Rachman mengatakan pidato kali ini yang ia sampaikan sangat berbeda dengan biasanya dimana ia berbicara apa adanya dengan hati tulus kepada semua guru di Indonesia dari Sabang sampai Meraoke.

Dimana dalam amanatnya tersebut ia berpesan kepada seluruh Guru bahwasannya tugas para Guru adalah tugas yang termulia sekaligus yang tersulit. Guru ditugasi untuk membentuk masa depan bangsa, tetapi lebih sering diberi aturan dibandingkan dengan pertolongan.

Anda ditugasi untuk membentuk masa depan bangsa, tetapi lebih sering diberi aturan dibandingkan dengan pertolongan.

Anda ingin membantu murid yang mengalami ketertinggalan di kelas, tetapi waktu anda habis untuk mengerjakan tugas administratif tanpa manfaat yang jelas.

Anda tahu betul bahwa potensi anak tidak dapat diukur dari hasil ujian, tetapi terpaksa mengejar angka karena didesak berbagai pemangku kepentingan.

Anda ingin mengajak murid keluar kelas untuk belajar dari dunia sekitarnya, tetapi kurikulum yang begitu padat menutup pintu petualangan.

Anda frustasi karena anda tahu bahwa di dunia nyata kemampuan berkarya dan berkolaborasi akan menentukan kesuksesan anak, bukan kemampuan menghafal.

Anda tahu bahwa setiap anak memiliki kebutuhan berbeda, tetapi keseragaman telah mengalahkan keberagaman sebagai prinsip dasar birokrasi.

Anda ingin setiap murid terinspirasi, tetapi anda tidak diberi kepercayaan untuk berinovasi.

"Saya tidak akan membuat janji-janji kosong kepada anda. Perubahan adalah hal yang sulit dan penuh dengan ketidaknyamanan. Satu hal yang pasti, saya akan berjuang untuk kemerdekaan belajar di Indonesia," ujar Menteri dibacakan Usman.

Namun, perubahan tidak dapat dimulai dari atas. Semuanya berawal dan berakhir dari guru. Jangan menunggu aba-aba, jangan menunggu perintah. Ambillah langkah pertama Besok, di mana pun anda berada, lakukan perubahan kecil di kelas anda. Ajaklah kelas berdiskusi, bukan hanya mendengar.

"Berikan kesempatan kepada murid untuk mengajar di kelas Cetuskan proyek bakti sosial yang melibatkan seluruh kelas. Temukan suatu bakat dalam diri murid yang kurang percaya diri. Tawarkan bantuan kepada guru yang sedang mengalami kesulitan," ungkap Usman.

"Apapun perubahan kecil itu, jika setiap guru melakukannya secara serentak, kapal besar bernama Indonesia ini pasti akan bergerak hadir," pungkasnya. (Said)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini